Wonogiri (5/2). Mahasiswa KKN Undip melakukan sosialisasi serta demonstrasi dalam pembuatan pupuk organik cair berbahan dasar air cucian beras dengan bantuan bioaktivator EM4 di Desa Petirsari, Kec. Pracimantoro, Kab. Wonogiri. Tujuannya adalah mencegah air cucian beras terbuang percuma serta memanfaatkannya menjadi produk berupa pupuk organik yang dapat dimanfaatkan untuk lahan pertanian.
Berdasarkan survey yang dilakukan, belum ada pemanfaatan air cucian beras yang dilakukan oleh warga desa Petirsari terutama untuk sektor pertanian, sehingga air cucian beras langsung dibuang. Air cucian beras adalah salah satu limbah yang dapat digunakan sebagai pupuk organik berupa pupuk organik cair. Adapun manfaat pupuk organik adalah memperbaiki fisik tanaman, meningkatkan produktivitas tanaman, menggemburkan dan memperbaiki tanah, serta sebagai sumber makanan yang mudah diserap tanaman. Kelebihan pembuatan pupuk organik dari air cucian beras dengan bantuan bioaktivator EM4 adalah waktu fermentasi yang cukup cepat dengan waktu sekitar ± 2 minggu hingga terbentuknya pupuk organik cair.
Beberapa kandungan yang terdapat pada air cucian beras diantaranya yaitu karbohidrat, nitrogen, fosfor, kalium, magnesium, sulfur, besi, dan vitamin B1. Manfaat dari air cucian beras ini bagi tumbuhan sangat banyak diantaranya adalah meningkatkan berat buah, tinggi tanaman, dan jumlah daun.
Pelaksanaan program ini dilakukan dengan 2 metode yaitu metode sosialisasi dan metode demonstrasi. Metode sosialisasi dilakukan dengan bantuan PPT yang berisikan mengenai manfaat pupuk organik cair bagi tanaman. Kemudian dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan pupuk pupuk organik cair kepada warga Desa Petirsari.
Berikut tata cara pembuatan pupuk organik cair dari bahan dasar air cucian beras:
- Siapkan air cucian beras sebanyak 1 L
- Larutkan gula pasir sebanyak 2-3 sendok makan dengan sebagian air cucian beras di wadah atau baskom
- Masukkan larutan ke dalam botol air mineral berukuran 1,5 L
- Tambahkan sisa air cucian beras dan EM4 sebanyak 2-3 tutup botol
- Simpan di tempat gelap (jauh dari sinar matahari) dan bersuhu ruangan selama ± 2 minggu hingga bisa dipanen (ditandai dengan tidak ada lagi gas di dalam botol mineral)
(David Cristian Immanuel)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H