Mohon tunggu...
Davidkrisna Alka
Davidkrisna Alka Mohon Tunggu... -

Lahir di Bengkulu, 29 Juni....Alumni SMU Plus INS Kayutanam, Sumatera Barat dan Alumnus Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Menulis Opini dan Esai di Media Massa Nasional seperti Kompas, Media Indonesia, Seputar Indonesia, Sinar Harapan, Jawa Pos, dll. Menulis sajak, pernah di Majalah Sastra Horizon, sejumlah buku antologi puisi. Sekarang nongkrong kreatif di Populis Institute dan Peneliti Maarif Institute for Culture and Humanity

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Biografi Orang INS Kayutanam; Sebuah Permulaan

18 September 2011   19:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:51 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Aku ingin sekali menulis tentang sesuatu malam ini. Menulis sesuatu yang jelas, bukan sesuatu yang tak jelas ala ungkapan Syahrini (alhamdulillah ya sesuatu banget).

Baiklah, aku akan menulis tentang seseorang. Saat aku menulis tulisan ini, dia mendekat kepadaku dan mengambil sebatang rokok. “Bagaimana kalau aku menulis tentangmu malam ini? Tanyaku. “Silahkan saja, tulislah yang baik-baik dan gagah-gagah tentangku” jawabnya.

Kurang lebih 15 tahun yang lalu aku mengenalnya. Sebuah perkenalan tanpa jabat tangan. Perkenalan yang mengalir apa adanya. Dari proses pertemanan yang rabun kemudian menjadi kedekatan yang terang. 15 tahun yang lalu itu, dia salah seorang kakak kelas di sekolahku (SMA Plus INS Kayutanam). Aku pernah kagum kepadanya karena memiliki kemampuan dan prestasi dalam kecakapannya menggunakan Bahasa Inggris. Selain itu, gaya berjalannya yang unik masih tampak hingga sekarang. Gaya berjalan yang memiliki perpaduan gerak antara langkah kaki dan lambaian tangan yang khas.

Saat itu dia lebih dekat dengan almarhum Ayi (Heri Efianto). Ayi adalah “saudaraku” cucu dari teman Ayahku di Bengkulu. Ayi-lah yang mengajakku untuk melanjutkan sekolah di SMU Plus INS Kayutanam. Ayi merayuku. Katanya sekolah itu indah. Ada kolam renangnya. Ada lapangan sepakbola. Ada lapangan basket. Lapangan tenis. Pokoknya, Ayi bilang bahwa aku tak akan menyesal sekolah di sana.

Aku kembali teringat kebersamaan terakhir bersama Ayi di kampus STSI Padang Panjang. Senyum, sapa, dan gaya bicaranya masih terbayang. Kalimat terakhir Ayi sebelum wafat masih terngiang ditelingaku. "Vid, kalau ambo ke Jakarta, ambo ke tempek kau yo". Nada bicaranya memelas. Aargh...dukaku mengeras jika teringat pertemuan terakhir itu.

Sudahlah, aku tak sanggup melanjutkan kisah ini. Barangkali akan kulanjutkan nanti. Nanti, adalah ruang waktu yang tak tentu. Aku terlarut mengenang Ayi. Maafkan aku belum mampu meneruskan tulisan tentang sesuatu mengenaimu, Fauzan. Tak perlu kutulis sesuatu yang baik-baik dan gagah-gagah tentangmu malam ini. Saat ini sudah terlalu banyak tokoh yang suka menggelembungkan diri. Memang, menjadi terasa lucu dan ganjil ketika ketokohan begitu membosankan.

Kini, sangat jarang penulis biografi. Sebab selama ini kita hanya peduli kepada nama, kepada barang, sedangkan biografi menyelam jauh ke dalam ketokohan yang hanya menggelincirkan kita ke dalam kelisanan, omong-omong, gosip, bukan diskusi. Juga kemalasan, mungkin kelumpuhan menghadapi masalah. Menulis kisah hidup keseorangan, termasuk tentangmu juga sebuah karya. Karya yang mesti dibaca dan selalu ditafsir ulang.

Tapi, aku tak akan secara ekstrem mengatakan seperti apa yang pernah dikatakan oleh Levi- Strauss, bahwa tugas ilmu-ilmu kemanusian, humanities, bukanlah melestarikan (konsep tentang) manusia, keseorangan, melainkan melenyapkannya. Aku tahu, kali ini, barangkali masih menulis tentang pribadi, belumtentang pemikiran. Mungkin, suatu saat nanti aku akan menulis tentang pemikiranmu yang berserak dalam status facebookmu.

David Krisna Alka

Menteng Dalam, 19 September 2011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun