Perusahaan ini fokus mengembangkan roket dan wahana antariksa untuk misi-misi ke luar angkasa. Tahun 2008, SpaceX memenangkan kontrak senilai 1,6 miliar dollar AS dari NASA. Kerja sama itu menghasilkan proyek penting, yakni mengembangkan roket Falcon 1 yang mulai mengorbit tahun 2008 lalu. Kolaborasi ini juga memiliki rencana lain, yakni mengirimkan astronot ke Mars tahun 2025. SpaceX juga bekerja sama dengan angkatan udara AS (USAF/United States Air Force) untuk membantu misi militer. Tahun 2018, SpaceX sukses meluncurkan roket Falcon Heavy yang memuat mobil sport Tesla Roadster menuju Mars.
StarlinkÂ
Bisnis SpaceX tidak hanya mengembangkan roket. SpaceX memiliki divisi lain yang mengembangkan teknologi internet satelit bernama Starlink. Starlink dibentuk tahun 2015. Targetnya adalah memasang konstelasi satelit orbit rendah Bumi (low-orbit Earth/LEO) untuk memberikan layanan akses internet komersil. Saat ini, Starlink sudah mulai diuji coba, bahkan pemesanan awalnya sudah dibuka. Musk mengatakan, Starlink akan lepas dari SpaceX dan menjadi perusahaan publik. Nantinya, keuntungan dari Starlink akan digunakan untuk mendanai proyek roket di SpaceX. Menurut majalah Forbes, nilai valuasi SpaceX saat ini mencapai 46 miliar dolar AS atau sekitar Rp 643 triliun (kurs Rp 13.900).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H