Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kompassiaflores
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

dengan menulis kita dikenal dunia

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tentang Kita Sahabat

24 Mei 2022   00:38 Diperbarui: 24 Mei 2022   04:01 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keterangan Foto : Foto di kostnya Almarhum Ama, untuk kebutuhan profil siakad (Dokpri)

Ketika langit biru, angkasa begitu indah

Kita mengukir asa diatas langit dengan seribu pijak pada kaki

Waktu berlalu bersama senja

Kita bersama mengukir senyum, menata masa depan untuk sebuah cerita.

Antara kita telah bersepakat
menjadi sahabat abadi sepanjang waktu
Begitu subur kasih yang kita bangun
Tak ada mimpi yang cacat dari cerita langit yang kita ukir
Waktu berlalu dan kita tetap subur dalam kasih.

Dibawa teduhnya langit
kita sering bercerita tentang cita dan asa
Diatas bumi ini kita mengukir cerita tawa, cerita perantauan dengan sepiring nasi bersama
Tembakau koli dan lagu noah yang indah
Segelas kopi hitam pelengkap sahabat kita

Ada canda, ada tangis,ada mimpi, ada emosi
Bercampuraduk dalam jalan kisah kita
Tapi tembakau koli dan kopi hitam tetap menyatuhkan kita ditempat perantauan

Lalu mengapa pergi?
Mimpi kita belum tuntas
Bahagia belum kita temukan.
Langit begitu kabut tak secerah kalah itu
Mendung bulan juli menghanyutkanmu
Gerimis membanjir pada pipi sahabat
Perihal kamu yang tak tiada

Sahabat adakah kamu masih ingat tentang kita?
Kita yang selalu bersama saat hujan dan cerah.
Saat tawa dan tangis
Sahabat utas tali terputus tapi nadi masih menyimpan tentangmu
Tak ada satupun yang hilang dari memori ini

Sahabat ingatlah kami yang masih megores mimpi
Masih merekam jejak ceritamu
Dan merindukanmu
Rindu ini abadi tanpa temu raga
Kamu tetap ada dinadi meski raga telah terhempas maut

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun