Keterangan Foto :Â Foto di kostnya Almarhum Ama, untuk kebutuhan profil siakad (Dokpri)
Ketika langit biru, angkasa begitu indah
Kita mengukir asa diatas langit dengan seribu pijak pada kaki
Waktu berlalu bersama senja
Kita bersama mengukir senyum, menata masa depan untuk sebuah cerita.
Antara kita telah bersepakat
menjadi sahabat abadi sepanjang waktu
Begitu subur kasih yang kita bangun
Tak ada mimpi yang cacat dari cerita langit yang kita ukir
Waktu berlalu dan kita tetap subur dalam kasih.
Dibawa teduhnya langit
kita sering bercerita tentang cita dan asa
Diatas bumi ini kita mengukir cerita tawa, cerita perantauan dengan sepiring nasi bersama
Tembakau koli dan lagu noah yang indah
Segelas kopi hitam pelengkap sahabat kita
Ada canda, ada tangis,ada mimpi, ada emosi
Bercampuraduk dalam jalan kisah kita
Tapi tembakau koli dan kopi hitam tetap menyatuhkan kita ditempat perantauan
Lalu mengapa pergi?
Mimpi kita belum tuntas
Bahagia belum kita temukan.
Langit begitu kabut tak secerah kalah itu
Mendung bulan juli menghanyutkanmu
Gerimis membanjir pada pipi sahabat
Perihal kamu yang tak tiada
Sahabat adakah kamu masih ingat tentang kita?
Kita yang selalu bersama saat hujan dan cerah.
Saat tawa dan tangis
Sahabat utas tali terputus tapi nadi masih menyimpan tentangmu
Tak ada satupun yang hilang dari memori ini
Sahabat ingatlah kami yang masih megores mimpi
Masih merekam jejak ceritamu
Dan merindukanmu
Rindu ini abadi tanpa temu raga
Kamu tetap ada dinadi meski raga telah terhempas maut
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H