Mohon tunggu...
David F Silalahi
David F Silalahi Mohon Tunggu... Ilmuwan - ..seorang pembelajar yang haus ilmu..

..berbagi ide dan gagasan melalui tulisan... yuk nulis yuk.. ..yakinlah minimal ada satu orang yang mendapat manfaat dengan membaca tulisan kita..

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"Selfie" Tersenyum di Acara Duka, Kurang Etis!

8 September 2023   03:59 Diperbarui: 8 September 2023   06:44 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Etika berfoto di acara dukacita adalah isu yang sering kali diabaikan, tetapi sangat penting untuk dihormati. Fenomena orang yang melayat ke rumah duka, ber-selfie ria, kerap kita temukan. Entah kita lihat langsung di rumah duka atau dari postingan di media sosial. Kita sering melihat fenomena yang kurang etis, di mana seseorang atau beberapa orang berpose tersenyum di dekat peti jenazah. Mereka ini sebetulnya turut berdukacita atau malah senang? 

Presiden AS Barrack Obama pernah dihujani kritik tajam pada sekitar Desember 2013. Pasalnya, Obama bernarsis ria, foto selfie bersama Perdana Menteri Denmark Helle Thorning-Shcmidt dan Perdana Menteri Inggris David Cameron, di acara pemakaman Nelson Mandela. Orang-orang menilai apa yang dilakukan Obama tidak tepat, mengingat acara pemakaman  merupakan momen yang sakral dan seharusnya penuh khidmat. Tidak dilihat publik sebagai momen seseorang, apalagi pemimpin dunia, selfie dan tersenyum di suasana duka. 

"Seharusnya ada moratorium untuk selfie dalam acara mengenang dan pemakaman, bukan?" kicau seorang pengguna Twitter bernama @JeffryHalverson (Sydney Morning Herald).

Pada kesempatan lain, Presiden Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA), Gianni Infantino, juga dihajar kritik keras seusai melakukan selfie alias swafoto di depan peti jenazah legenda sepak bola Brasil, Pele. Infantino tampak berhenti untuk berswafoto dengan sekelompok pria, beberapa meter dari peti jenazah. Publik menilai ini tidak etis. 

Ketika kita berada di tengah-tengah momen-momen yang penuh duka, ada banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam menjalani acara dukacita. Salah satu pertimbangan yang sering kali terabaikan adalah etika fotografi.

Mari kita pahami mengapa berfoto di acara dukacita dianggap kurang etis. Ada beberapa alasan utama untuk hal ini:

  1. Kehormatan terhadap almarhum. Saat kita hadir di acara dukacita, kita seharusnya menghormati almarhum dan keluarganya yang sedang berduka. Berfoto dengan senyuman di dekat peti jenazah dapat memberikan kesan kurangnya penghormatan dan empati terhadap perasaan keluarga yang tengah berduka.

  2. Privasi Keluarga. Keluarga yang kehilangan orang yang dicintai sedang mengalami momen yang sangat pribadi dan emosional. Berfoto di dekat peti jenazah tanpa izin mereka bisa menjadi pelanggaran privasi yang tidak etis.

  3. Penafsiran yang salah. Masyarakat umum mungkin menafsirkan foto-foto seperti itu dengan cara yang salah. Mereka mungkin menganggap bahwa keluarga almarhum sebenarnya tidak berduka atau bahkan merasa senang atas kepergian orang yang mereka cintai, padahal sebagian besar dari kita tahu bahwa dukacita adalah momen yang sangat sulit dan penuh perasaan.

Jadi, jika kita sependapat bahwa berfoto dengan senyuman di dekat peti jenazah adalah kurang etis, bagaimana seharusnya kita berfoto di acara dukacita? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun