Sejak zaman prasejarah, manusia telah menggunakan berbagai cara untuk memamerkan status sosial, kekayaan, dan keberhasilan mereka.Â
Lukisan gua, patung, dan monumen adalah beberapa bentuk pamer yang telah ada sejak zaman purba. Misalnya Candi Borobudur yang sangat terkenal seantero dunia, menurut saya ini salah satu situs yang dibangun oleh Raja Samaratungga untuk memamerkan kejayaan Kerajaan Mataram kuno yang bercorak Buddha.Â
Berbagi foto di media sosial
Pada masa kini, kebiasaan pamer berkembang seiring dengan perkembangan teknologi, khususnya melalui media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Twitter.Tak ayal lagi, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan.Â
Berbagi foto merupakan salah satu cara untuk berkomunikasi dengan teman, keluarga, dan kenalan. Namun, terkadang kita mungkin tidak menyadari bahwa cara berbagi foto secara berlebihan di media sosial dapat menimbulkan kesan pamer.Â
Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu agar kita tidak terkesan pamer saat berbagi foto di media sosial:
Berbagi untuk inspirasi, bukan mengharapkan pujian
Salah satu cara untuk menghindari kesan pamer adalah berbagi inspirasi dari  pengalaman yang dibagikan. Daripada mencari pujian atau validasi, fokus pada bagaimana postingan itu bisa menginspirasi atau memberi manfaat bagi yang melihat dan tidak terkesan pamer.Â
Pilih momen yang tepat
Berbagi foto tentang momen penting atau peristiwa  khusus lebih dapat diterima daripada memamerkan kegiatan sehari-hari yang sebenarnya tidak penting. Misalkan  hanya sekedar postingan share location. Cobalah untuk memilih momen yang benar-benar layak dibagikan, sehingga orang lain dapat merasakan kebahagiaan dan kegembiraan Anda. Momen wisuda atau kelulusan atau hari besar seperti Idul Fitri rasanya lebih mudah diterima dan dianggap wajar.Â
Berikan konteks dan cerita
Memberikan konteks dan cerita di balik foto akan membantu orang lain memahami. Hal ini dapat mengurangi kesan pamer dan membuat postingan lebih bermakna bagi pembaca. Pastikan Anda menyertakan caption yang informatif, jujur, dan tulus, serta menghindari kata-kata atau ungkapan yang terlalu berlebihan. Ini akan membantu orang lain merasakan empati dan ikut merasakan kebahagiaan Anda, alih-alih merasa iri atau cemburu.Â
Bagikan juga foto 'susah'
Jangan hanya berbagi foto yang menunjukkan pencapaian dan keindahan. Sesekali, berbagi foto 'susah' yang menunjukkan kenyataan hidup yang kurang sempurna juga penting untuk menunjukkan bahwa kita adalah manusia biasa dengan kekurangan dan masalah. Keseimbangan dalam berbagai jenis konten yang  dibagikan akan membuatnya lebih mudah diterima dan dihargai oleh orang lain.Â
Tidak over posting
Berbagi foto secara terus-menerus dan dalam jumlah besar dapat menimbulkan kesan pamer. Sedikit-sedikit posting. Lebay. Cobalah untuk mengatur postingan Anda dengan bijak. Tidak menghujani laman medsos teman-teman Anda dengan terlalu banyak foto dalam waktu yang berdekatan. Cobalah untuk membagikan foto yang benar-benar bermakna dan menarik, daripada memposting banyak foto yang kurang penting hanya untuk memamerkan kegiatan Anda.Â
Jaga privasi dengan berbagi secara pribadi
Pertimbangkan untuk menjaga sebagian besar kehidupan pribadi Anda tetap pribadi. Anda tidak perlu membagikan setiap aspek kehidupan Anda di media sosial. Dengan menjaga sebagian besar kehidupan Anda tetap pribadi, Anda akan lebih mudah menghindari kesan pamer dan mempertahankan hubungan yang sehat dengan teman dan pengikut Anda.Â
Jika Anda merasa perlu untuk berbagi foto yang mungkin dianggap pamer, pertimbangkan untuk berbagi secara pribadi dengan orang-orang yang benar-benar peduli dan mengenal Anda dengan baik melalui fitur pesan pribadi. Atau mengatur pengaturan privasi agar hanya orang-orang tertentu yang dapat melihat postingan Anda adalah cara yang baik untuk membagikan momen penting tanpa terkesan pamer.
Gunakan humor
Memanfaatkan humor saat berbagi foto adalah cara yang efektif untuk meredam kesan pamer. Humor dapat membuat postingan Anda terasa lebih ringan dan menyenangkan, sehingga orang lain tidak merasa Anda sedang memamerkan sesuatu.
Jadilah diri sendiri
Orang lebih cenderung menerima dan menghargai ketika Anda jujur dan tulus dalam berbagi pengalaman Anda. Hindari memperbesar-besarkan atau menyembunyikan kenyataan demi menciptakan citra yang sempurna. Misalnya tidak punya mobil, tapi berfoto di depan mobil mewah seolah memilikinya. Atau seorang pegawai honorer, namun berfoto di meja direktur. Ini tentu lebay dan bisa jadi cibiran. Jadi diri sendiri saja, Anda akan lebih mudah diterima dan dihargai oleh orang lain.
Apakah foto ini penting di-posting?
Luangkan waktu untuk memikirkan bagaimana postingan Anda mungkin mempengaruhi perasaan orang lain. Jika Anda merasa bahwa foto tersebut berpotensi menimbulkan perasaan negatif pada orang lain, pertimbangkan untuk tidak mempostingnya. Sebelum memposting foto, tanyakan pada diri sendiri apakah ini benar-benar perlu dibagikan di medsos. Apakah ada nilai tambah yang akan diperoleh orang lain dari foto ini, atau apakah ini hanya akan memuaskan keinginan Anda untuk pamer? Jika jawabannya adalah yang kedua, pertimbangkan untuk menyimpan foto tersebut untuk diri sendiri atau hanya membagikannya dengan orang-orang terdekat.Â
Semoga dengan tips ini, kita tetap dapat berbagi berbagi foto dan pengalaman, bahkan momen penting tanpa terkesan pamer. Kita perlu menyadari bahwa media sosial adalah tentang berkomunikasi, berbagi, dan saling mendukung bahkan menginspirasi satu dengan yang lain, ketimbang sekadar memamerkan keberhasilan atau pencapaian kita.Â
Dengan menghormati perasaan dan kesan yang mungkin timbul dari postingan yang kita bagikan, kita dapat menciptakan lingkungan media sosial yang lebih sehat dan positif. Yuk kita gunakan media sosial dengan bijaksana dan empati.
Selamat Hari Idul Fitri 144 H untuk semua para Kompasianer yang merayakan. Mohon maaf lahir dan batin (DFS).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H