Pengendalian populasi yang disebut culling ini sebetulnya mengundang kontroversi. Para pencinta hewan di Australia menentang aksi 'brutal' ini. Dilansir oleh The Age, media di Australia, Nikki Sutterby, Asosiasi Kanguru Australia mengatakanÂ
"Kanguru sama sekali tidak punya dampak negatif apapun dalam lingkungan hidup. Mereka tidak perlu dibunuh," ujar Nikki Sutterby, anggota Asosiasi Kanguru Australia, sebagaimana dilansir oleh The Age. Asosiasi ini konsisten menolak dan menuntut perubahan undang-undang yang melegalkan pembunuhan salah satu hewan ikonik benua selatan tersebut.Â
Meski demikian, saya pribadi menganggap memang populasi Kanguru sudah berlebih dan perlu dikurangi. Saya pernah mengemudikan mobil pagi-pagi. Saat melaju dengan kecepatan sekitar 60 km per jam, tiba-tiba seekor Kanguru melintas di depan saya. Untungnya saya sigap menginjak rem. Tidak jadi menabrak Kanguru tersebut. Namun, kopi panas yang baru saya beli harus tumpah karena guncangan mendadak. Kanguru sial. Umpat saya. Kalau di kampung saya di Sumatera, sudah saya jadikan sate dia. Haha
Jika mampir di Canberra, anda tidak perlu heran melihat body mobil yang penyok-penyok. Lampu pecah. Itu umumnya karena disenggol atau ditabrak Kanguru. Lebih parah lagi banyak kejadian kecelakaan di jalan raya akibat tidak sengaja menabrak Kanguru yang tiba-tiba melintas.
Meski umumnya Kanguru tidak menyerang manusia secara aktif, namun kadang-kadang Kanguru yang merasa terancam akan agresif menyerang manusia yang dekat dengannya. Dikutip dari The Age, ada seorang wanita lokal Debbie Urquhart dianiaya oleh seekor kanguru di Westerfolds Park pinggiran Melbournepada, Sabtu pagi, Januari 2017. Urquhart sedang jogging ketika dia mengatakan kanguru tiba-tiba muncul dari rumput panjang dan menyerangnya secara agresif. Wanita itu terluka parah dan harus dirawat selama beberapa hari di rumah sakit.
Kanguru dalam jumlah yang sedikit relatif dapat ditoleransi oleh para petani. Namun dengan semakin besarnya populasi Kanguru, ini mulai dianggap sebagai hama. Bayangkan jika ratusan Kanguru merusak lahan pertanian. Ini akan merepotkan. Bisa-bisa pasokan untuk pangan manusia terganggu. Disisi lain, meski sudah mengganggu lahannya, petani tidak boleh membunuh hama tersebut tanpa seizin Pemerintah. Kanguru dalam jumlah besar menjadi pesaing ternak untuk mendapatkan padang rumput. Belum lagi Kanguru dapat merobohkan pagar peternakan yang mengakibatkan ternak melarikan diri ke jalan raya.
Memang aksi ,pembunuhan legal' terhadap Kanguru ini membuat pro dan kontra di publik. Pemerintah Australia nampaknya perlu menggunakan cara-cara yang tidak terkesan sadis. Misalnya dengan meniru pengendalian nyamuk demam berdarah. Nyamuk jantan dibuat tidak subur "dikebiri" dengan tujuan nyamuk tidak lagi berkembang biak, dan dengan sendirinya punah. Bisa juga hal ini diterapkan di Kanguru agar lebih manusiawi. Eh lebih hewani. Hehe
Salam literasi (DFS).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H