Mohon tunggu...
David F Silalahi
David F Silalahi Mohon Tunggu... Ilmuwan - ..seorang pembelajar yang haus ilmu..

..berbagi ide dan gagasan melalui tulisan... yuk nulis yuk.. ..yakinlah minimal ada satu orang yang mendapat manfaat dengan membaca tulisan kita..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Beasiswa dan Sekolah Kedinasan, Solusi Uang Kuliah Mahal

2 Agustus 2022   12:03 Diperbarui: 3 Agustus 2022   02:26 1478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keluhan uang kuliah mahal sebetulnya hal klasik. Bukan pula hal baru yang mendadak viral.  Tidak adil jika dalam kampus yang sama, anak keluarga miskin harus membayar uang kuliah dengan besaran sama dengan anak keluarga kaya. 

Saat saya baca lebih lanjut, penerapan uang kuliah tunggal (UKT) sebetulnya baik. Mahasiswa membayar uang kuliah sesuai dengan kemampuan ekonomi orangtua. 

Jika berasal dari keluarga mampu, maka diterapkan kelas UKT yang lebih tinggi. Namun bagi yang tidak mampu, UKT boleh 'nol' rupiah. Fair!

Saat berkuliah di tahun 2000-an, orangtua saya yang petani harus membayar uang kuliah yang sama besar dengan orangtua kaya. Rasanya tidak adil. Meskipun waktu itu uang kuliah di UGM baru Rp 1,25 juta per semester. Itu pun orangtua saya mesti pontang-panting mencarikan uang kuliah. 

Seringkali terlambat mengirim belanja bulanan. Mungkin di kampung, mereka harus 'gali lobang tutup lobang' mencari hutangan. Sedikit banyak hal ini membuat tidak tenang menjalani kuliah. Ada rasa minder juga. 

Ada saat ketika merasa galau, lanjut kuliah atau berhenti saja. Namun, akhirnya saya memutuskan untuk tidak menyerah. Saya ajukan permohonan beasiswa setiap kali ada pengumuman lowongan beasiswa. 

Dulu ada beasiswa Supersemar, beasiswa Djarum, beasiswa Tanoto, dan beasiswa lainnya. Banyak pengajuan saya dan semua ditolak. Namun, dasar keras kepala dan dipaksa keadaan, terus saja saya ajukan aplikasi beasiswa. 

Ilustrasi 'wisudawan robot' (cbiom3s.undip.ac.id)
Ilustrasi 'wisudawan robot' (cbiom3s.undip.ac.id)

Pada tahun kedua, saya akhirnya mendapat bantuan beasiswa senilai uang kuliah per semester. Berlanjut hingga tahun ketiga dan keempat. Kemudian pada tahun terakhir, saya mendapat tambahan beasiswa asing sekitar 600 US Dollar. 

Uang itu lantas saya belikan komputer bekas untuk keperluan mengerjakan ragam tugas-tugas kuliah. 

Kuliah saya banyak terbantu dengan kerja sambilan dan beasiswa-beasiswa yang ada. Singkatnya saya mau katakan, ketika kita berusaha, akan ada saja jalan. 

Tuhan itu maha melihat. Pasti diberikan pertolongan bagi kita yang percaya dan giat berusaha.

Biaya kuliah memang mahal, lalu bagaimana?

Mahal ini sebetulnya relatif. Para pembaca yang sudah punya anak usia sekolah pasti juga mengeluhkan mahalnya uang sekolah usia dini (TK/PAUD). 

Sebagai gambaran, kisaran uang SPP TK di Jakarta antara Rp 1-2 juta per bulan. Ini di luar uang lainnya. Jika ditotal setahun bisa lebih dari Rp. 15 juta per tahun. Ini artinya apa, jika dilihat per semester, maka kira-kira Rp 7,5 juta yang dibayarkan rata-rata.  Apa yang terbersit di benak pembaca dengan angka ini? Mirip biaya semesteran seorang mahasiswa bukan? Iya, benar! 

Okelah untuk mahasiswa keluar uang sebesar itu, nanti setelah lulus akan bisa bekerja dan menghasilkan uang yang lebih besar. 

Namun anak TK atau PAUD? Sudah mahal, ketika lulus pun tidak mungkin bisa bekerja, pun orangtua tetap saja rela membayar mahal. Karena apa? 

Ya, lagi-lagi investasi pendidikan untuk anaknya. Orangtua berharap si anak akan menjadi lebih pintar untuk masa depan yang lebih baik.

Ilustrasi (bontangpost)
Ilustrasi (bontangpost)

Ada beberapa siasat untuk tetap dapat melanjutkan studi di perguruan tinggi dengan meminimalkan biaya, sebagai berikut:

1. Pilih perguruan tinggi kedinasan

Banyak perguruan tinggi kedinasan yang diselenggarakan oleh lembaga pemerintahan seperti Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kementerian Perhubungan, Badan Pusat Statistik, dan lainnya. 

Misalnya Politeknik Keuangan STAN, Institut Pemerintahan Dalam Negeri, Politeknik Kemasyarakatan, Sekolah Tinggi Ilmu Statistik, Sekolah Tinggi Sandi Negara. Karena dibiayai oleh Pemerintah, sekolah kedinasan ini tidak memungut uang kuliah dari mahasiswa. 

Bahkan beberapa sekolah memberikan uang saku pada mahasiswa. Namun demikian, perlu dipikirkan secara matang, apakah sudah mantap menjadi PNS setelah selesai kuliah. 

Umumnya sarjana lulusan sekolah kedinasan ini langsung diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil. 

Sekolah kedinasan itu rutin membuka penerimaan mahasiswa baru setiap tahun. Jadi calon mahasiswa perlu rajin memantau jadwal seleksi tersebut di dikdin.bkn.go.id. Dan tentu siapkan biaya pendaftarannya.

Ilustrasi Sekolah Kedinasan, PKN STAN (Dok. PKN STAN via Kompas) 
Ilustrasi Sekolah Kedinasan, PKN STAN (Dok. PKN STAN via Kompas) 

2. Kuliah pada kampus swasta yang menyediakan program bebas uang kuliah

Jika belum beruntung masuk kampus kedinasan atau universitas negeri tidak perlu bayar uang kuliah, maka kampus swasta pun bisa jadi pilihan. 

Laman Kompas.com merilis setidaknya ada 10 (sepuluh) perguruan tinggi swasta membuka kesempatan kuliah gratis bagi lulusan SMA/SMK sederajat. 

Melalui program Quipper Scholarship Award (QSA) 2022, kampus-kampus berikut menggratiskan biaya kuliah bagi mahasiswa yang lolos seleksi. 

Kampus tersebut yaitu  (1) Telkom University (2) Kalbis Institute (3)Universitas Tarumanagara (4) Institut Teknologi Telkom Purwokerto (5) Institut Teknologi PLN (6) PPM School of Management (7) Universitas Paramadina (8) Multimedia Nusantara Polytechnic (9) Universitas Kristen Maranatha dan  (10) Indonesia Banking School.

3. Biaya sendiri dan ajukan beasiswa

Kampus dengan akreditasi baik dan biaya murah juga bisa menjadi pilihan. Sesuaikan dengan kondisi ekonomi. 

Misalnya Universitas Pamulang yang membolehkan biaya kuliah dicicil. Jadi mahasiswa boleh membayarkan cicilan sesuai kondisi keuangannya. Misalnya setelah mendapatkan gaji dari bekerja.

Seorang anak TK memang baru mampu bersekolah dan bermain saja. Dia tidak akan bisa ikut meringankan beban orangtuanya. Namun berbeda dengan anak pada usia kuliah. Cukup dewasa dan punya kemampuan untuk bekerja, menghasilkan uang tambahan kebutuhan kuliah. Kerja 'tipis-tipis' lah istilah anak zaman now. Orangtua bisa terbantu.

Banyak hal bisa dikerjakan. Dulu semasa kuliah, teman-teman saya ada yang mengajar sebagai guru private. Ada yang bekerja di toko/supermarket. Ada yang pintar bahasa Inggris jadi pemandu wisata. Ada yang jurusan ilmu komputer nyambi jadi programmer. Ada yang menjadi tukang ketik. 

Saat ini ada mahasiswa yang nyambi jadi ojek atau delivery makanan. Banyak yang bisa dikerjakan di luar jam kuliah.

Muhammad Fuqoha (19), mahasiswa yang nyambi jadi tukang ojek online di Solo.(KOMPAS.com/Labib Zamani) 
Muhammad Fuqoha (19), mahasiswa yang nyambi jadi tukang ojek online di Solo.(KOMPAS.com/Labib Zamani) 

Saya sendiri memilih menjadi asisten praktikum di beberapa laboratorium kampus. 

Beberapa kali ikut proyek kajian yang dikerjakan dosen. Lumayanlah menambah uang belanja bulanan. Bisa membeli buku yang saya suka di Gramedia. Saya bisa membeli handphone tanpa meminta pada orangtua.

Ragam beasiswa di kampus negeri (indonesiabaik.id)
Ragam beasiswa di kampus negeri (indonesiabaik.id)

Pemerintah juga terus meningkatkan anggaran pendidikan melalui APBN. Kementerian Keuangan ditugaskan melalui LPDP memberikan layanan beasiswa untuk melanjutkan studi, meskipun diperuntukkan bagi mahasiswa pascasarjana S2 dan S3. 

Baru-baru ini Kementerian Pendidikan juga membuka layanan Beasiswa Pendidikan Indonesia untuk jenjang diploma dan sarjana S1. 

Beasiswa ini bisa dimanfaatkan sebagai dukungan pembiayaan untuk berkuliah. Dengan adanya sokongan Pemerintah, maka anak-anak kurang mampu tidak kehilangan hak untuk mengenyam pendidikan di bangku kuliah. Misalnya Bonge, Jeje, dan teman-temannya tidak perlu minder untuk lanjut kuliah. Kreatifitas mereka dapat diasah di kampus.

Jadi meskipun uang kuliah 'mahal', tidak perlu patah semangat. Banyak jalan yang bisa ditempuh. Tuhan pasti menolong orang-orang yang giat berusaha (DFS). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun