Mohon tunggu...
David F Silalahi
David F Silalahi Mohon Tunggu... Ilmuwan - ..seorang pembelajar yang haus ilmu..

..berbagi ide dan gagasan melalui tulisan... yuk nulis yuk.. ..yakinlah minimal ada satu orang yang mendapat manfaat dengan membaca tulisan kita..

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Menuju Indonesia Bebas Karbon 2060 dengan Cara "INDIKA"

13 Oktober 2021   13:09 Diperbarui: 13 Oktober 2021   13:15 1998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dokpri/Canva
Dokpri/Canva

Barangkali beberapa pertanyaan atau pernyataan di bawah ini cukup akrab di telinga kita.

  • Kok hari ini terasa sangat panas ya? Tidak biasanya begini. Nampaknya kita perlu membeli AC. 
  • Wah, dulu desa saya udaranya segar dan sejuk. Sekarang beda, ketika hari siang sangat panas. 
  • Kok masih pertengahan tahun, hujan nya sering turun? Biasanya kan akhir tahun. 
  • Kok ladang saya sekarang menjadi kering. Sungai yang tadinya mengalir deras, sekarang menyusut.

Pertanyaan di atas tadi berhubungan erat dengan emisi karbon. Bumi mengalami peningkatan suhu permukaan. Terjadi perubahan iklim (climate change). Kekeringan melanda banyak tempat. Kebakaran hutan terjadi dimana-mana karena udara kering dan panas berlebihan.

Saat ini, berapa kadar CO2 di bumi? 

Kehidupan manusia dan perekonomian yang menggunakan energi yang besar, emisi karbon tidak bisa dihindari. Namun sejak tahun 1900, seiring dengan kegiatan industri besar-besaran pada era revolusi industri, peningkatan kadar CO2 juga meningkat tajam. 

Aktivitas modern manusia menjadi penyumbang emisi CO2 yang besar. Alat-alat transportasi seperti mobil, sepeda motor, pesawat terbang, kereta api, kapal, membutuhkan bahan bakar minyak untuk bergerak. Ini semua mengeluarkan CO2 ke udara sekitar.

 Produksi listrik di pembangkit listrik berbahan bakar batubara, gas alam, genset, mengeluarkan emisi CO2 dalam gas buang-nya. Pabrik-pabrik mengeluarkan emisi CO2 dalam aktivitasnya. Akhirnya, suhu udara disekitar kita semakin panas. Semakin banyak rumah menggunakan AC untuk menyejukkan udara di rumah. 

Data terkini yang dicatat oleh Laboratorium Penelitian di Hawaii menunjukkan bahwa CO2 sudah mencapai 414 ppm. Meningkat sekitar 40% dari sejak pertama kali diteliti oleh Eunice. 

Pada tahun 1856, Eunice Foote, ilmuwan Amerika, telah mempelajari kandungan CO2 dan efek rumah kaca yang ditimbulkannya. Semakin tinggi kadar CO2, semakin naik suhu sekitar. 

Pada masa itu, CO2 terukur sebanyak 290 ppm (per sejuta bagian). Suhu global yang pada tahun 1900an hanya naik sekitar 0,5 derajat Celcius, terukur telah mencapai kenaikan lebih hampir 1,5 derajat Celcius. 

(www.co2.earth)
(www.co2.earth)

Apabila pengeluaran lebih tinggi dari pendapatan, timbul masalah keuangan. Kurang lebih sama dengan emisi karbon ini. Jika terus dibiarkan, maka kadar CO2 di atmosfer meningkat drastis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun