PPI Australia selenggarakan Dialog Kepahlawanan
Peringatan Hari Pahlawan 10 November sejatinya menggugah dan memantik semangat kepahlawanan dalam diri kaum muda. Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia (PPI Australia) tergerak untuk mengadakan dialog untuk membangun kembali jiwa patriotisme anak bangsa, khususnya para pemuda dan pelajar yang berdomisili di Australia.
Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia (PPI Australia) telah mengadakan dialog daring dengan tema “Kepahlawanan Dalam Perspektif Kaum Muda”. Pakar sejarah dan para tokoh senior yang juga anak/cucu dari pahlawan nasional hadir dalam dialog ini. Mereka adalah Agustanzil Sjahroezah (putera dari Djohan Sjahroezah, yang juga cucu H Agus Salim (Pahlawan Nasional)), , Meutia Hatta (puteri dari Bung Hatta, Pahlawan Proklamator, Rushdy Hoesein (sejarawan UI), dan Anhar Gonggong (sejarawan UI). Para tokoh ini mampu memberikan wawasan kebangsaan dan sejarah agar lebih memahami makna kepahlawanan itu sendiri.
Selain itu, dialog dimeriahkan dengan hadirnya tokoh muda dan kalangan selebritis muda tanah air seperti Bung Tjokro yang merupakan putra dari Joyo Tjokrosantoso, anggota Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) dan tokoh pergerakan di era kemerdekaan dari barisan pelopor. Selain itu, akan ada juga para selebriti milenial Indonesia lainnya yakni, Ramzi, Ola Najla, Cut Mini Theo, Putri Ayudya, dan Ayushita akan berbagi pandangan bagaimana memaknai kepahlawanan di masa kini.
Dialog kolaborasi para tokoh, sejarawan, dan artis milenial, yang sarat makna dan penting ini diselenggarakan dalam dua sesi webinar yang berbeda. Sesi pertama dilaksanakan pada hari Sabtu, 14 November sedangkan sesi kedua pada 21 November 2020.
Cuplikan Dialog Kepahlawanan 14 November 2020:
Rushdy Hoesein, sejarawan mengungkapkan bahwa peringatan Hari Pahlawan 10 November erat kaitannya dengan peristiwa pertempuran 10 November di Surabaya yang kemudian ditetapkan Pemerintah Indonesia sebagai Hari Pahlawan. Untuk menggugah semangat dalam diskusi, menutup paparannya, tokoh yang sering dipanggil sebagai Bung Dudi, memantik pertanyaan untuk semua peserta. “Untuk apa kita merdeka?”. Sebuah pertanyaan untuk direnungkan masing-masing peserta.
Agustanzil Sjahroezah, yang akrab dipanggil dengan julukan Bung Ibong, mengungkapkan bahwa kemerdekaan kita dulunya direbut oleh bangsa kita bukan suatu pemberian. Kemerdekaan itu didapat dengan susah payah. Hanya bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya lah yang dapat menjadi bangsa yang besar.
Cucu Pahlawan Nasional KH Agus Salim tersebut mengingatkan kaum muda bahwa menghargai pengorbanan para pejuang bangsa merupakan suatu keharusan. Kita perlu punya nilai kejuangan, harus aktif berbuat, tidak menunggu. Nilai kepahlawanan yaitu sifat ikhlas, jujur, berani, cinta tanah air, teguh, siap berkorban bagi bangsa, perlu dimiliki oleh kaum muda. Masa depan bangsa ini ada ditangan kaum muda. “PR kita saat ini adalah menjaga persatuan dan kesatuan” pungkas Bung Ibong.
Bung Ibong juga mengingatkan para kaum muda, sebaiknya jangan hanya belajar saja, tapi juga bersosialisasi dan berorganisasi untuk belajar bagaimana kita belajar untuk berhubungan dengan manusia-manusia lainnya. Integritas moral dan karakter serta wawasan yang jauh kedepan dari zamannya sangat penting bagi para pemuda saat ini.
Putri Ayudya mengungkapkan bahwa adanya hari pahlawan merupakan tanda penghargaan kita kepada para pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan Indonesia dahulu. Hari pahlawan adalah hari yang penting untuk kita berfikir apa saja kontribusi yang bisa kita lakukan demi memajukan bangsa.
Bung Tjokro mengatakan bahwa banyak generasi muda yang memikirkan kepentingannya sendiri seperti ingin menjadi terkenal ataupun selebgram. Jangan sampai hari kepahlawanan kita hanya sebuah ceremonial. Kita harus mempelajari dan membaca sejarah kepahlawanan kita.
Cuplikan Dialog Kepahlawanan 21 November 2020:
Meutia Hatta, anak dari Pahlawan Proklamator Bung Hatta, mengungkapkan dalam presentasinya bahwa mereka yang pada zamannya masing-masing mampu menegaskan sikapnya mengabdi pada Ibu Pertiwi yang disebut sebagai pahlawan. Jiwa nasionalisme dan patriotisme menjadi dasar dari kepahlawanan. Putri Bung Hatta ini juga memberikan contoh-contoh pahlawan pada masa kini. Para pemikir dan kaum intelektual yang mengharumkan nama bangsa juga merupakan pahlawan. Para atlet, seniman terkemuka dengan prestasi yang mengharumkan nama bangsa. Lembaga Swadaya Masyarakat yang memberdayakan masyarakat di daerah tertinggal.
Meutia Hatta mengharapkan kaum muda agar memiliki karakter atau watak sebagai pemuda masa kini dalam kaitannya dengan semangat kepahlawanan yaitu rasa kebersamaan yang membangun persatuan, peka dalam mengamati masalah dan tergugah mencari solusinya, serta toleransi untuk saling menghargai.
Tidak lupa Meutia Hatta mengingatkan kaum muda tentang pentingnya mempelajari dan memahami Undang-Undang Dasar Tahun 1945.
Anhar Gonggong mengungkapkan kecintaannya pada Indonesia. “Saya merasa tidak pernah berhenti berhutang untuk republik ini. Saya menjadi orang yang berhutang pada bangsa dan negeri ini untuk apa yang sudah negara berikan bagi saya” ungkapnya. Tak lupa sejarawan tesebut mengajak kaum muda untuk membaca dan belajar mengenai sejarah bangsa Indonesia. Pemahaman akan kondisi geografis Indonesia dan antropologi mengenai keragaman suku akan membuat pengenalan yang lebih lengkap tentang ke-Indonesia-an.
Selaras dengan semangat nasionalisme dan kepahlawanan, James K. Wieguna, Ketua Umum PPI Australia, mengungkapkan bahwa dirinya pernah ditawarkan untuk pindah kewarganegaraan menjadi warga Singapura. Namun akhirnya menolak dengan tegas karena kebanggaan sebagai orang Indonesia.
Untuk selengkapnya, rekaman dialog tersebut tersedia pada tautan sebagai berikut: Dialog Kepahlawanan 14 November, Dialog Kepahlawanan 21 November
Kedutaan Besar RI apresiasi inisiatif PPI Australia
Kedutaan Besar RI untuk Australia mengapresiasi terselenggaranya Dialog Kepahlawanan Dalam Persepektif Kaum Muda oleh PPI Australia. Inisiatif ini merefleksikan bentuk kecintaan para pelajar Indonesia di Australia terhadap bangsa dan negara. “Pertama saya menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia atas inisiatif menyelenggarakan webinar dengan tema kepahlawanan dalam perspektif kaum muda” ungkap Duta Besar RI untuk Australia, H.E. Y. Kristarto Legowo dalam sambutannya.
Semoga dengan terselenggaranya Dialog Kepahlawanan ini kaum muda dan pelajar Indonesia semakin tergugah semangat nasionalisme dan patriotismenya.
Desember 2020
Departement Hubungan Antar Lembaga dan Advokasi, PPI Australia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H