Masih tingginya angka kasus Covid-19 di Indonesia tentu bukan berita baik bagi kita semua. Terlebih bagi anak usia sekolah yang sudah lebih dari 6 bulan mengikuti pembelajaran jarak jauh.Â
Anak-anak pasti sudah merindukan kembali bersekolah seperti biasa. Namun apa daya, belajar dari rumah secara daring menjadi pilihan terbaik guna mengutamakan anak-anak tetap sehat dan tidak terjangkit virus Covid-19 yang belum ada vaksin efektifnya hingga saat ini.
Pembelajaran secara daring memang membawa tantangan serta dampak tersendiri bagi anak-anak, salah satunya penggunaan laptop atau gadget yang paparan sinarnya dapat membahayakan penglihatan. Salah satu risiko yang sering terjadi ialah gangguan penglihatan rabun jauh atau miopi.Â
Rabun jauh atau miopi merupakan gangguan pada refraksi mata akibat aktivitas melihat sesuatu dalam jarak dekat. Biasanya gangguan tersebut dikarenakan Penyebab terlalu lama menatap layar komputer, membaca sambil tiduran, membaca di tempat yang kurang cahaya maupun yang terlalu terang.Â
Tidak heran jika banyak orang yang sering beraktivitas di depan komputer rata-rata memakai kacamata. Bukan tidak mungkin ini akan terjadi pada anak-anak. Mereka menatap layar laptop dan gadget selama berjam-jam dalam sehari.Â
Pencegahan apa yang bisa dilakukan?
Potensi anak mengalami gangguan rabun jauh dengan adanya belajar secara daring kemungkinan dapat terjadi. Oleh karena itu, sebagai orangtua diperlukan tanggung jawab untuk menjaga kesehatan mata anak, meski gangguan mata pada anak belum nampak jelas alias perlahan.
Pengalaman saya pribadi hingga tahun 2013, saya belum menggunakan kacamata. Namun pada tahun 2014, saya iseng memeriksakan mata ke dokter mata. Akhirnya ketahuan bahwa saya sudah minus 0.5 dan 0.25 mata kiri dan kanan.Â
Lalu dokter menanyakan apakah saya setiap hari bekerja di depan komputer. Tentu saja saya mengatakan iya, sejak masuk dunia kerja, menatap layar monitor pagi hingga sore, setidaknya 7 jam sehari. Lalu disarankan menggunakan kacamata optik anti radiasi agar minus tidak semakin bertambah.Â
Saya membayangkan jika ini terjadi juga pada anak-anak yang saat ini belajar dari rumah. Meski tidak serta merta terasa saat ini, namun perlahan efeknya bisa dilihat setahun atau dua tahun kemudian. Untuk itu, orangtua perlu mengetahui apa yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan mata anak kita. Adapun 4 tips berikut ini sebaiknya dilakukan oleh orangtua dalam mengawasi anak-anak selama belajar dari rumah:
Perhatikan kondisi dan kecerahan layarÂ
Saat anak akan menggunakan HP atau laptop sebagai media belajar, ada baiknya mengingatkan anak untuk mengatur tingkat kecerahan/kontras. Pilihlah tingkat kecerahan yang sedang (Tidak terlalu cerah dan tidak terlalu gelap). Selain itu, penting juga untuk memperhatikan pencahayaan kondisi ruang belajar. Ruang belajar yang baik juga usahakan jangan terlalu terang, sebab akan membuat mata tegang dan cepat lelah.
Perhatikan cara anak menatap layar
Bagi sebagian orang sering kali menyepelakan dalam menatap layar saat menggunakan HP maupun laptop. Nah, berikut jarak aman yang bisa diterapkan:
- Jarak aman menatap layar yang lebih kecil (HP/tablet) sekitar 30 centimeter, sedangkan untuk jarak aman terhadap layar laptop antara 40 - 60 centimeter.
- Ingatkan anak untuk mengistirahatkan mata setiap 20 menit. Cukup dengan mengalihkan pandangan selain pada layar monitor, bisa dengan arahkan anak melihat ke luar jendela rumah selama 20 detik.
- Selain jarak tatapan pada layar, arahkan anak agar duduk dalam posisi yang nyaman. Jangan biarkan anak memegang HP atau buku sambil berbaring atau tengkurap.
- Ingatkan anak untuk berkedip secara berkala saat menatap layar HP, laptop, atau saat membaca buku. Mengingat bahwa setiap anak punya daya tahan mata yang berbeda, maka jika anak sudah merasa lelah, arahkan untuk istirahat sejenak.
Periksakan kesehatan mata anak
Idealnya pemeriksaan mata itu minimal setahun dua kali. Sayangnya saat ini kesadaran memeriksakan mata pada masyarakat Indonesia masih rendah.Â
Dalam kaitannya dengan sekolah, mungkin setiap awal semester baiknya kesehatan mata anak diperiksakan. Jika memang anak mengalami rabun jauh, ada baiknya segera menggunakan kacamata agar tidak semakin parah.
Asupan vitamin untuk mata
Vitamin yang sangat diperlukan untuk penglihatan adalah jenis vitamin A. Vitamin A menutrisi kesehatan sel pada mata. Kekurangan Vitamin ini bisa memperlemah mata. Untuk itu orangtua sebaiknya juga memberikan asupan makanan yang kaya vitamin A seperti wortel, alpukat, brokoli, tomat, ikan salmon, hati, sayur bayam.
Saran bagi instansi kesehatan dan sekolah
Selama proses belajar dari rumah, akan sangat baik jika instansi kesehatan melakukan upaya preventif dan memberikan edukasi kepada orangtua atau kepada sekolah tentang kesehatan mata dan bahayanya jika abai.Â
Dinas Kesehatan melalui Puskesmas sebagai garda terdepan ada baiknya menjadikan program pemeriksaan kesehatan mata pada siswa-siswa sekolah secara gratis dan berkala.
Bagi pihak sekolah atau para guru agar selalu mengingatkan siswanya untuk jarak pandangan pada layar laptop saat pembelajaran online.Â
Guru juga perlu mendukung hal yang disarankan untuk para orangtua, yaitu mengingatkan siswa untuk jeda atau istirahat di sela-sela pembelajaran agar mata anak tidak mudah lelah.
Perlu kombinasi bahan pelajaran yang tidak mengharuskan siswa terlalu lama menatap layar, misalnya variasi dengan kegiatan membaca buku atau melakukan praktikum.
Tips ini selain untuk anak, pun bisa kita terapkan pada diri sendiri. Salam sehat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H