Mohon tunggu...
David F Silalahi
David F Silalahi Mohon Tunggu... Ilmuwan - ..seorang pembelajar yang haus ilmu..

..berbagi ide dan gagasan melalui tulisan... yuk nulis yuk.. ..yakinlah minimal ada satu orang yang mendapat manfaat dengan membaca tulisan kita..

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Resesi Ekonomi Hampir Pasti, "Resesi Nyinyir" Kapan?

4 September 2020   17:19 Diperbarui: 5 September 2020   10:57 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jerinx SID ditahan (sumber: detik.com)

BPS mencatat bahwa Indonesia mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi pada kuartal dua 2020, negatif 5,32% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2019. Kuartal tiga 2020 diperkirakan ada perbaikan, meski tidak banyak, sudah ada geliat ekonomi. 

Meski demikian ya tetap saja ada kontraksi  yang diperkirakan antara 0% hingga negatif 2%. Tinggal menunggu hitungan akhir September saja. Ibarat lagu yang trending kembali 'Wake me up when september ends', resesi ekonomi sudah di depan mata. Namun kita tidak perlu kuatir berlebihan, toh negara lain juga mengalaminya. 

Yang paling penting ada sense of crises bukan sense of nyinyir. 

Entah apa yang membuat orang kita begitu latahnya. Tiada hari tanpa nyinyir. Entah di dunia nyata ataupun dunia maya media sosial. Saking seringnya, seakan nyinyir sudah perlahan menjadi budaya bangsa.  Sudah perekonomian merosot kayak gini, kaum nyinyir terus saja bersuara miring. Hanya bisa nyinyir memperkeruh suasana. Tidak pernah pula menawarkan solusi. 

Apa-apa dinyinyirin. Gak capek apa nyinyir terus?

Nyinyir juga tidak akan memperbaiki apapun. Hanya menebarkan energi negatif bagi orang disekitar. Bagi penyinyir mungkin menyenangkan, membuat trending suatu topik.  

Sialnya lagi, nyinyir ini tidak hanya perilaku masyarakat biasa. Politisi bahkan figur publik pun sekarang ini punya hobi nyinyir. Misalnya duo Fahri Hamzah dan Fadli Zon, yang selalu nyinyir pada Jokowi dan pemerintahannya. Ada saja bahan nyinyirnya. Dan yang namanya nyinyir, jangan harap ada solusi disana. Isinya hanya celaan bahkan cacian. Dan biasanya hanya memperkeruh suasana yang sudah keruh. 

(sumber: kompas.com)
(sumber: kompas.com)

Suasana semakin seru, ketika duo Fahri Hamzah dan Fadli Zon diberi penghargaan Bintang Mahaputera Nararya. Tak ayal mereka pun jadi bahan dinyinyirin di internet. Bahkan jadi salah satu topik pilihan pula di Kompasiana. Geli juga melihat realitas ini, ketika para penyinyir menuai nyinyiran dari netizen. Tidak enak kan jadi bahan nyinyiran. Ini nampaknya lagi dialami duo F tersebut. Karma nyinyir dibalas nyinyir. 

“Apa yang kamu tanam, itu yang kamu tuai!” 

Barusan bro Giring terang-terangan 'mengkampanyekan' diri untuk Presiden 2024. Mumpung menjadi plt. Ketua Umum PSI, dimanfaatkan untuk menaikkan pamor. Dan langsung jadi bahan nyinyiran di media sosial.

(sumber: mojok.co)
(sumber: mojok.co)

Mana mungkin PSI tidak tahu diri bahwa sangat mustahil maju menjadi calon Presiden. Wong masuk ke Senayan aja terbukti sulit. Bisa jadi ini suara hati karena ada isu reshuffle. Presiden 2024 kan ada dua. Presiden Jokowi masih presiden nanti. Apakah ini sinyal PSI ingin masuk dalam KIM "Kabinet Indonesia Maju"? Atau paling tidak menjadi menteri lah di kabinet di Presiden terpilih 2024 nanti. 

Lalu ada juga KAMI yang juga beranggotakan Rocky Gerung, nyinyir berjemaah dengan delapan tuntutannya. Dan sialnya dilakukan di depan monumen Proklamasi pula. Hah!

(sumber: cnnindonesia)
(sumber: cnnindonesia)

KAMI ini seakan forum nyinyir berjamaah pada Pemerintah. Padahal isinya juga sebagian besar pernah menjadi pejabat tinggi negara. Juga biasa saja prestasinya. Lantas sekarang nyinyir karena bukan bagian dari Pemerintah.

Mungkin mereka yang dulunya sebagian ikut Lemhanas lupa dengan quote dari Jhon F Kennedy yang bilang: 

Jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yang kamu berikan kepada negaramu!

Baru-baru ini, ada pula film 'Tilik' yang lagi hits mengangkat karakter nyinyir pada tokoh Bu Tejo yang kenyinyirannya pun seakan benar adanya. Film ini meski mendapat pujian, juga menuai nyinyiran netizen.

Jerinx SID ditahan (sumber: detik.com)
Jerinx SID ditahan (sumber: detik.com)
Belum lama ini ada musisi Jerinx SID yang nyinyir di media sosialnya. Apes dipolisikan dan ditangkap karena menyerang Ikatan Dokter Indonesia. Sebelumnya ada istri seorang perwira TNI yang nyinyir dan menyebabkan suaminya dicopot dari jabatannya. Pun nyinyir harus hati-hati ya. Salah-salah berhadapan dengan hukum. Lebih baik menahan diri.

Mungkinkah inilah juga dampak 'lockdown', sepi hiburan konser, sepinya tayangan pertandingan sepakbola gratis yang sering jadi bahan untuk dikomentari sebebas-bebasnya. Sebab komentator sepakbola selalu lebih pintar dari para pemain yang berpeluh keringat di lapangan. Hehe

Kapan ya kira-kira masyrakat, juga para figur publik kita mampu menahan diri untuk tidak nyinyir satu sama lain.

Sudah lelah telinga mendengar keluhan dan kritik dalam tayangan televisi, juga lelah mata membaca nyinyiran di medsos. 

Ayolah nyinyir menyinyir segera mengalami resesi. Turun pertumbuhannya, bahkan hilang saja lah. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun