Minimal setengah dari harga material sudah dapat dikontrol oleh Indonesia dan industri baterai yang akan banyak dibangun. Indonesia akan menjadi pemain utama dalam rantai bisnis kendaraan listrik.
Apalagi Pemerintah terus mendorong transisi penggunaan kendaraan konvensional menjadi kendaraan listrik. Perpres 55 Tahun 2019 telah diterbitkan untuk percepatan kendaraan listrik untuk transportasi.Â
Tentu kita menginginkan kendaraan ini diproduksi di dalam negeri atau minimal baterainya buatan dalam negeri. Baterai sendiri membentuk hingga 40% harga mobil listrik saat ini.Â
Jika dibuat sendiri, maka biaya dan harga akhir mobil listrik Indonesia akan lebih murah. Untuk itu Indonesia memang perlu mengerem ekspor Nickel, demi kepentingan masa depan transisi energi bersih dalam negeri.
# Benda lainnya mengandung Nickel yang sering kita temui
Selain untuk tujuan baterai kendaraan listrik. Sebetulnya tanpa kita sadari, kita menggunakan peralatan yang mengandung Nickel setiap hari. Nickel merupakan campuran umum yang digunakan pada material anti karat. Jika melihat benda logam yang warnanya mengkilap 'glossy', umumnya ada lapisan nikel di permukaannya.Â
Selain struktur baja tahan karat pada bangunan, benda berikut pasti tidak asing bagi kita:Â
Uang Koin :Â Uang logam yang digunakan banyak negara, termasuk Indonesia, terbuat dari campuran logam nickel. Misalnya koin Rp. 1000 yang berwarna perak mengkilau dengan gambar angklung pada satu sisinya, juga terbuat dari nikel.
Peralatan makan:Â Peralatan makan yang berwarna putih mengkilau pada umumnya dilapisi logam nikel. Sendok atau garpu atau pisau makan juga mengandung logam nikel.
Alat medis:Â Para dokter atau tenaga medis juga menggunakan peralatan yang terbuat dari nikel. Misalkan pinset, gunting bedah, pisau bedah, peralatan dokter gigi, dan alat kesehatan lainnya, juga mengandung nikel.