Tidak ada yang namanya Injil Vatican Skul di Vatican sana. Tidak ada pula gelar Master Teologi dari luar negeri. Tidak ada pula Kardinal yang menikah, punya istri, apalagi punya anak. Ngarang aja. Katanya pernah studi perbandingan agama. Hal sederhana ini aja tidak tahu dia. Haha
Saya kok kasian melihat mereka-mereka yang hidup dari membohongi orang lain. Jangan lah ngaku-ngaku mantan umat Katolik. Database umat Katolik itu sangat lengkap. Kapan lahir, hingga kapan wafat. Semua sudah terdata.Â
Untunglah orang Katolik itu masih sabar, dijelek-jelekkan juga tidak reaktif. Coba aja ada yang iseng, bilang bahwa dia yang mengaku-ngaku itu bahkan tidak pernah tercatat dalam database. Mungkin dia jenglot yang tiba-tiba jadi manusia. Dasar manusia halu. HahaÂ
Kelucuan yang dipertontonkan oleh Wakil Rakyat
Tidak mau ketinggalan, wakil rakyat juga ikut lucu-lucuan. Ada wakil rakyat dari Demokrat di Komisi VII misalnya, yang menyoal bagaimana bisa Inalum mendapat pinjaman dari investor, tanpa menjaminkan asetnya? Sudah dijelaskan namun tidak juga paham. Padahal itu hal biasa saja, pinjaman yang diberikan berdasarkan kepercayaan investor pada prospek badan usaha. Dan juga tidak menyalahi aturan yang ada. Malahan marah-marah merasa lebih tahu bagaimana pinjam meminjam. Kabarnya dia akan menyurati Menteri BUMN agar Dirut Inalum dicopot. Kira-kira isi suratnya apa ya? Ditembuskan tidak kepada AHY? Haha
Lalu adalagi PKS yang mengatakan menolak keras RUU HIP, belakangan terungkap bahwa ada anggota DPR wakil PKS yang pada saat pembahasan mengatakan PKS prinsipnya setuju pada RUU HIP dengan catatan-catatan. Lalu PKS sibuk membantah dan mengklarifikasi di media sosialnya. Akui saja, jangan sok mencari muka atau simpati dari para oknum penolak RUU HIP. Haha.Â
Demo lucu-lucuan penolakan RUU HIPÂ
Kenapa lucu? Misalnya gini, yang ditolak itu apa sih? RUU nya kan ya? Ya bakar lah RUU nya, kan itu yang ditolak. Lah kok malah bendera PDIP. Demo ini kan ke DPR tujuannya, bukan ke kantor PDIP.Â
Bakar dong semua lambang Partai yang ada di DPR. Atau minimal yang menandatangani RUU itu. Kenapa Golkar, Nasdem, PKB, PPP, atau bahkan PAN tidak ikut dibakar benderanya? Atau Gerindra, yang menjabat ketua Badan Legislasi, yang turut menyetujui RUU itu. Ayo..berani tidak?
Bangkitnya komunisme atau PKI? Kalau misalkan DPR/MPR melakukan pencabutan Tap MPR yang melarang PKI, itu baru mengkuatirkan.
Faktanya bahwa Ketetapan MPRS Nomor XXV/MPRS/1996 bahwa ideologi PKI/Marxisme-Leninisme jelas dilarang, bahkan dipertegas oleh Ketetapan MPR Nomor I/MPR/2003 bahwa Tap MPR 1996 tersebut masih berlaku.Â
Dengan UU MD3 yang terkini, tidak ada lagi kewenangan MPR lagi untuk mengeluarkan Ketetapan, maka tidak ada lagi mekanisme mengubah pelarangan tersebut. Jadi ibaratnya Tap MPR melarang ideologi sudah seperti Kitab Suci. Final sifatnya, tidak boleh ada perubahan atau koreksi!
Saya tidak yakin yang demo ini baca draft RUU nya. Jangan-jangan nyebutin lima sila aja tidak hapal. Paling belepotan kayak Menteri yang doyan panci itu. Haha