Pada prinsipnya LoRa ini adalah teknologi komunikasi data dengan memanfaatkan pita frekuensi tidak berbayar. Jadi kWhmeter dipasangi modul LoRa, yang terdiri dari microchip dan antena transceiver ukurannya kurang lebih sekecil prangko surat atau meterai.Â
Modul ini diintegrasikan dengan kWhmeter. Karena ukuran kecil, relatif tidak mengubah dimensi kWhmeter yang ada. Tampak fisik kWhmeter biasa tidak berbeda dengan kWhmeter yang terintegrasi LoRA
Modul LoRa ini akan membaca data pengukuran, mengirimkan ke database PLN, dan juga menerima perintah dari server PLN, dan juga mengendalikan fungsi-fungsi kWhmeter secara digital. Ibaratnya modul ini seperti 'remote' yang dilekatkan pada kWhmeter pelanggan.Â
Modul LoRa akan mengirim dan menerima data melalui BTS (basestation/gateway), lalu oleh BTS ini diteruskan pada server data PLN. Dan sebaliknya, server PLN berkomunikasi dengan gateway, lalu gateway meneruskan pada modul LoRa pada kWhmeter pelanggan. Jadi ada komunikasi dua arah.
Proof of Concept
Dengan merujuk pada hasil ujicoba yang dilakukan pada PLN Bali pada tahun 2017, sebetulnya teknologi LoRa pada smartmeter ini sangat cocok diterapkan secara nasional. Dari ujicoba terhadap 1000 pelanggan untuk komunikasi, hasil pembacaan meter berhasil 99%, dilakukan setiap hari. Hanya karena gangguan kecil menyebabkan ada kegagalan baca.Â
Pada pilot project ini frekuensi SRD 925 - 935 MHz digunakan. Pita frekuensi yang dapat digunakan tanpa harus bayar. Namun kini pilot project ini terhenti, karena tidak ada kejelasan kelanjutannya. Padahal biaya nya hanya sekitar Rp. 2000 per pelanggan per bulan. Lebih hemat jika dibandingkan dengan petugas baca meter, yang dibayar sekitar Rp. 3000 per meter yang dibaca.
Manfaat Penerapan Teknologi LoRa
Dengan penerapan kWhmeter yang mampu berkomunikasi dua arah akan menguntungkan bagi PLN maupun pelanggannya. Ada beberapa manfaat.
Manfaat bagi Pelanggan, antara lain:
- Nyaman : Bisa mengurangi kesalahan menginput. Misalnya jika token habis di malam hari, maka dengan minimnya cahaya akan kesulitan mengisinya. Atau letak kWhmeter yang tinggi, memerlukan tangga atau kursi pijakan untuk bisa menjangkau keypad kWhmeter. Selain potensi salah input, juga ada risiko jatuh dari tangga misalnya. Dengan adanya smartmeter yang bisa diakses melalui smartphone, maka pelanggan akan bisa mengisikan token melalui smartphone, tanpa memencet keypad pada kWhmeter.
- Pemantauan kualitas dan kompensasi: Pelanggan berhak menerima kompensasi apabila mutu listrik yang sampai ke rumah pelanggan tidak sesuai standar. Misalkan drop tegangan, atau malah padam listrik. Semua ini akan tercatat secara digital oleh kWhmeter pintar ini. Sehingga tidak ada perdebatan antara PLN dan pelanggannya. Tinggal dilihat sama-sama, misalkan padam berapa lama, lalu dihitung kompensasi yang menjadi hak pelanggan.
- Hemat: Dengan aplikasi pada smartphone, maka pelanggan bisa memantau penggunaan listriknya. Dan dengan mudah mengetahui apakah ada penggunaan yang tidak normal, sehingga memboroskan listrik.
Manfaat bagi PLN, antara lain:
- Mengurangi komplain pelanggan : Dengan pencatatan secara digital, maka kesalahan tagihan akan bisa dihindari. Atau komplain pengaduan akibat drop tegangan atau padam listrik dengan mudah diketahui, apakah sifatnya setempat atau padam meluas.
- Memantau secara real penggunaan listrik pelanggan, apabila ada ketidaknormalan penggunaan, dengan mudah dipantau. Misalnya adap pelanggan yang curang, mengakali meternya sehingga listrik tidak terukur.
- Memudahkan membaca pola beban (load profile), bahkan per pelanggan, akan memudahkan PLN dalam perencanaan pembangkitan listrik.
- Menghemat biaya catat meter. Dengan otomasi pencatatan, tidak perlu mengirim petugas baca meter ke rumah atau bangunan pelanggan. Bayangkan jika pelanggan pascabayar yang sekitar 40 juta pelanggan tidak perlu didatangi, maka besar potensi penghematan yang diperoleh.
- Tagihan ke pelanggan, sesuai dengan hari bulan kalender. Karena dicatat real time, maka tidak ada selisih hari pemakaian. Misalnya tagihan Juni, ya ditagihkan untuk pemakaian 1 Juni - 30 Juni.Â
- Menertibkan pelanggan dengan mudah. Apabila ada pelanggan yang menunggak pembayaran tagihan melalui batas waktu, PLN dapat mematikan secara jarak jauh, tanpa harus mendatangi instalasi pelanggan. Tidak perlu petugas 'tusbung' (putus sambung). Tentu menghemat biaya operasional juga.
- Mampu melakukan perubahan naik atau turun daya secara jarak jauh. Batas daya dapat diubah secara elektronik oleh PLN tanpa mendatangin instalasi pelanggan. Tidak perlu bongkar segel dan segel ulang. Tidak perlu mengganti fisik Circuit Breaker. Lebih hemat biaya operasi juga.
Peluang sinergi dengan utilitas lainnya
Teknologi LoRa ini telah banyak digunakan oleh utilitas (layanan publik) pada negara lain seperti Taiwan, Jerman, Belanda, Korea, China, Jepang, Swiss, Thailand, dan Malaysia.Â
Umumnya perusahaan listrik, perusahaan gas, menggunakan teknologi Lora dalam pengukurannya. Sistem otomasi industri, pertanian modern, otomasi penerangan jalan, pengelolaan pengangkutan sampah kota, memanfaatkan teknologi berbiaya murah ini.Â
Ini artinya ada peluang sinergi, memanfaatkan fasilitas bersama, sehingga efisiensi dicapai. Misalnya PLN menerapkan pertama kali, misalnya melalui anak usahanya PT Indonesia Comnet Plus (ICON+), membangun infrastruktur BTS. Peralatan BTSnya pun cukup ditumpangkan di tiang listrik PLN, sehingga hemat investasi.Â