Mohon tunggu...
David F Silalahi
David F Silalahi Mohon Tunggu... Ilmuwan - ..seorang pembelajar yang haus ilmu..

..berbagi ide dan gagasan melalui tulisan... yuk nulis yuk.. ..yakinlah minimal ada satu orang yang mendapat manfaat dengan membaca tulisan kita..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gadjah Mada Kembali Berduka, Selamat Jalan Prof. Soekanto!

10 April 2020   11:25 Diperbarui: 12 April 2020   05:47 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

UGM kembali berduka

Belum lama ini keluarga besar Universitas Gadjah Mada (UGM) baru saja berduka. Bulan Maret 2020, Guru Besar Fakultas Kedokteran, Profesor Iwan Dwiprahasto, berpulang menghadap sang Pencipta, sakit akibat terinfeksi Covid-19.  

Lalu hari ini, terkaget lagi saat mendapat berita duka bahwa beliau meninggal dunia. Mantan Rektor UGM meninggal dunia, demikian berita dalam pesan WhatsApp yang saya terima. Saya cari-cari berita online. Akhirnya menemukan satu-satunya berita yang ada. Mengutip dari laman Harian Kedaulatan Rakyat, memang benar bahwa Prof Soekanto Reksohadiprodjo tutup usia pukul 06.55 WIB, 10 April 2020, dalam usia 79 tahun di RS Panti Rapih Yogyakarta.  Kepala Bagian Humas dan Protokol UGM, Dr Iva Ariani, mengatakan almarhum mengalami gerah sepuh dan sempat menjalani operasi batu empedu.

Sosok ramah dan humoris seorang Prof. Soekanto  Rekshohadiprojo

Sebetulnya saya tidak kenal dengan beliau, meskipun saya alumni UGM. Namun sepertinya tidak asing dengan nama besar beliau. Karena penasaran, saya pun mencari tahu profil almarhum. Soekanto  Rekshohadiprojo, putra kelahiran Semarang, 1940, namun sebagian besar hidupnya dihabiskan di Yogyakarta.

Dikisahkan oleh Achmad Charris Zubair, salah satu alumni UGM, pada laman Facebook Kagama (https://www.facebook.com/groups/kagamakita), bahwa beliau sosok yang humoris. Kalau pernah melihat deretan foto para rektor UGM yang dipajang di Balai Senat Gedung Pusat UGM, foto beliau paling kerèn dan paling bergaya. Yang lain berfoto resmi menghadap lurus ke kamera dengan wajah formal dan kaku. Foto beliau berpose duduk miring dengan senyum santai. 

Achmad juga menceritakan bahwa pernah pada tahun 1997, Fakultas Filsafat UGM menyelenggarakan semacam workshop di Hotel Cakra Kembang, Jalan Kaliurang Yogyakarta. Acara tersebut diberi tajuk "Internship Program". Sebagai rektor, beliau membuka acara tersebut, dengan santainya beliau menerjemahkan Internship Program dengan "Acara di dalam kapal". Sontak peserta ngakak, tapi anèhnya terjemahan di dalam kapal itu justru yang secara "resmi" dipakai selama acara berlangsung.

Di tahun yang sama, Fakultas Filsafat UGM juga menyelenggarakan acara Dies Natalis ke 30. Acaranya "standing party" di University Club UGM di ruang auditorium yang sumuk.  Akhirnya beliau nyeletuk: "Yuk kita keluar saja, kalau di luar kan tidak lagi standing party tapi sudah jadi OUTSTANDING PARTY". Sosok ramah dan humoris.

Menilik kariernya, beliau ini sosok yang luar biasa. Karirnya dimulai dengan menjadi asisten dosen di tahun 1962, karirnya melejit menjadi Dekan Fakultas Ekonomi UGM Cabang Magelang pada tahun 1966 di usia 26 tahun, usia yang sangat muda. Kemudian dipilih menjadi Dekan Fakultas Ekonomi UGM untuk dua periode jabatan, antara tahun 1982-1988.

Almarhum menyelesaikan Sarjana Ekonomi di Universitas Gadjah Mada pada tahun 1961. Antara tahun 1962-1964, Prof. Dr. Soekanto H. Reksohadiprodjo, M.Com menempuh pendidikan Master of Commerce di Universitas Illinois, Amerika Serikat. Kemudian beliau juga menempuh pendidikan master untuk kedua kalinya, Master of Art (1978) dan dilanjutkan pendidikan Doktor (1981) di Colorado University, Amerika Serikat.

Prof. Soekanto juga pernah mengabdi sebagai Kepala Badiklat Kementerian Keuangan antara 1988 - 1991, lalu oleh Pemerintah ia dipercaya sebagai Kepala BAPEPAM, menjabat sampai April 1993. Pada masa ini, beliau memimpin BAPEPAM menangani kasus pemalsuan lembar saham yang nilainya mencapai Rp.10 milyar. Nominal yang besar pada masa itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun