Kegiatan menulis merupakan salah satu kegiatan penting yang telah diajarkan kepada anak sejak awal menempuh pendidikan. Kegiatan menulis bahkan akan terus melekat pada diri manusia modern selama hidupnya. Menurut DeVoss, Eidman-Aadahl, dan Hicks (2010: 1), menulis merupakan kegiatan penting yang dapat digunakan sebagai alat untuk pembelajaran dan partisipasi sosial. Menulis telah menjadi kegiatan yang sangat penting baik di dalam maupun di luar sekolah.
Pada era digital saat ini kegiatan menulis telah mengalami banyak perkembangan dan perubahan. Saat ini kegiatan menulis tidak lagi identik dengan media seperti kertas dan pena. Kegiatan menulis sudah mulai beralih ke dalam media baru yaitu media digital.Â
Perkembangan ini membuat tulisan seseorang dapat menjadi lebih mudah untuk didistribusikan dan dibagikan kepada orang lain. Selain itu, para pembaca juga dapat semakin mudah untuk mengakses informasi digital tanpa adanya terbatas ruang dan waktu. Maka dari itu, penulisan dalam platform digital menjadi kemampuan dasar yang harus dimiliki saat ini.
Banyak pihak menyadari tentang pentingnya menulis dalam ruang digital. Salah satu asosiasi profesional yang menyadari dan memberikan perhatian lebih terhadap hal ini adalah Dewan Nasional Guru Bahasa Inggris (NCTE). Mereka telah merilis dua laporan mengenai penulisan digital, yaitu Century Literacies (2007) dan Writing Now (2008).Â
Kedua buku ini membahas tentang betapa pentingnya penulisan digital mengingat keadaan anak muda saat ini yang memiliki akses dan konektivitas luas dalam platform digital. Kedua buku tersebut juga menjelaskan tentang betapa pentingnya guru di sekolah dalam membimbing siswanya dalam mengasah kemampuan menulis dalam dunia digital. Hal ini dirasa penting mengingat berbagai informasi di dunia internet tidak dapat sepenuhnya menggantikan peran guru (DeVoss, Eidman-Aadahl, dan Hicks, 2010: 2).
Pada beberapa negara berkembang penulisan naskah digital mungkin masih terasa asing dan tak perlu dipelajari. Ketika mendengar kata menulis seseorang yang duduk sendirian pada sebuah meja dengan menggenggam pensil atau pena dan menggoreskannya pada secarik kertas.Â
Kegiatan menulis juga terkadang identik dengan ruang kelas dengan papan tulis di bagian depan dan kursi-kursi serta meja-meja yang tertata rapi. Hal ini sudah menjadi sesuatu hal yang terasa asing di beberapa negara maju.Â
Mayoritas anak di Amerika Serikat akan langsung membayangkan gawainya ketika mendengar kata menulis. Gawai tersebut digunakan oleh mereka untuk mengerjakan berbagai tugasnya dari manapun dan kapanpun dan tidak hanya terpaku pada suatu ruang kelas dengan berbagai meja, kursi, dan papan tulisnya. Hal ini membuktikan tingginya kesadaran akan teknologi sebagai sarana pendukung produktivitas dan bukan hanya sarana hiburan.
Meskipun dianggap sangat penting, penulisan naskah digital sesebenarnya memiliki arti yang cukup sulit untuk didefinisikan. Kesulitan ini disebabkan oleh perkembangan teknologi yang sangat cepat dan dinamis. Stevenson (dalam DeVoss, Eidman-Aadahl, dan Hicks, 2010: 6) menjelaskan bahwa penulisan digital adalah setiap penulisan yang membutuhkan komputer untuk mengaksesnya.Â
Byron (dalam DeVoss, Eidman-Aadahl, dan Hicks, 2010: 6) menyatakan bahwa penulisan digital adalah penulisan kreatif yang menggunakan alat atau perangkat lunak digital sebagai bagian yang tak terpisahkan dari konsepsi dan penyaimpaiannya. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa penulisan naskah digital merupakan kegiatan menulis dalam suatu platform digital.
Kegiatan menulis tentunya akan selalu menjadi kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Kebiasaan menulis bahkan telah dimulai sejak manusia memasuki zaman sejarah.Â
Tulisan-tulisan seperti prasasti sangat membantu manusia modern untuk lebih mengerti dan memahami kejadian-kejadian di masa lampau. Segala bentuk literasi yang dituliskan oleh manusia saat ini juga tidak hanya berguna untuk jangka pendek. Berbagai literasi tersebut tetap dapat menjadi refrensi bagi perkembangan umat manusia di masa mendatang.
Sesuai dengan perkembangan zaman, kegiatan menulis yang dilakukan manusia juga selalu mengalami perubahan dari masa ke masa. Manusia pada awalnya mulai menulis dengan media batu.Â
Seiring dengan berkembangnya zaman, manusia mulai menggunakan kertas dan pena sebagai media untuk menulis. Kertas dianggap sebagai media yang lebih efektif dan lebih mudah dibandingkan media-media lain. Seiring perkembangan zaman, kehidupan manusia mulai memasuki era baru ketika manusia mulai menemukan teknologi.Â
Berbagai kehidupan manusia mulai berubah termasuk dengan pola komunikasi. Manusia mulai terbiasa berkomunikasi dengan platform digital. Dengan munculnya platform digital, kegiatan menulis pun sangat identik dengan menggunakan teknologi digital. Saat itu lah, kesadaran untuk memahami dan mempelajari penulisan naskah digital merupakan suatu kebutuhan.
Kemampuan untuk melakukan penulisan naskah digital menjadi penting terutama bagi para awak media saat ini. Berbagai media konvensional seperti koran, lambat laun mulai tergantikan dengan berbagai media digital. Ketika seseorang memutuskan untuk menolak menggunakan berbagai media digital untuk memperoleh informasi, maka resikonya wawasan yang dimilikinya akan jauh tertinggal dibandingkan orang-orang lain.Â
Hal ini disebabkan oleh kemampuan media digital yang dapat menyebarkan informasi secara real time. Maka dari itu, sudah saatnya bagi setiap individu untuk mulai mempelajari dan memahami teknologi. Tanpa adanya kemampuan menulis dalam ruang digital, maka kita telah membuang kesempatan untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas kepada orang lain.
Sumber:
DeVoss, Danielle Nicole., Eidman-Aadahl, Elyse., & Hicks, Troy. (2010). Because Digital Writing Matters. San Fransisco: Jossey-Bass
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H