Di PILKADA 2024, marilah kita bersatu, belajar, dan berjuang bersama.
Sebab tanpa Betawi, tak ada Indonesia! tanpa Betawi, tak ada Jakarta!
Masa depan Betawi ada di genggaman kita, dan kita harus memastikan bahwa kita tetap menjadi tuan dan jawara di kampung kita sendiri, dengan kedaulatan yang utuh, baik dalam ranah politik maupun budaya.
Saudara-saudaraku, abang mpok, encang encing, nyak babe, kong di mari, bener-bener ibarat kate kite semua lagi di depan perempatan. Boleh kite bilang? Apa ini bisa kita anggep sebagai gagalnya perjuangan putra daerah?
Ini saatnya kite renungin, kite omongin, biar kite semua paham, apa yang sebenernya lagi kite hadapin di tanah Betawi ini.
Dalam momen krusial menjelang PILKADA 2024, kita harus menatap cermin sejarah dan bertanya dengan jujur: apakah kegagalan ini adalah cerminan dari lemahnya perjuangan kita sebagai komunitas?
Mengapa hingga saat ini, putra daerah Betawi tulen belum mampu muncul sebagai pemimpin di kampungnya sendiri? Ini adalah peringatan bagi kita semua.
Di balik janji-janji besar dan rencana-rencana yang disusun oleh Bamus Betawi dan berbagai perkumpulan lainnya, kenyataannya masih ada jurang yang lebar antara visi dan realitas.
Kegagalan untuk mengusung pemimpin asli Betawi menunjukkan bahwa ada masalah mendasar dalam strategi dan konsolidasi kekuatan kita sebagai sebuah komunitas.