Pejuang Kerempugan: Semangat Kepemimpinan dan Keberanian di Pilkada Jakarta 2024 bisa juga di jadikan judul yang tepat untuk tulisan yang saat ini, saya, al-faqir talib 'ilm (al-fakir yaitu saya penulis: David Darmawan yang masih harus terus mencari 'ilm (ilmu); talib (pelajar) dan yang bukan siapa-siapa) torehkan di sini.
Tetapi dari semua Tokoh Betawi yang saya berkesempatan belajar dari interaksi langsung yang pernah saya di izinkan lakukan dan kenal di dalam perjuangan bersama saudara-saudara saya di tanah Betawi adalah sosok seorang KH Lutfi Hakim yang sebenarnya Demi sebuah Kerempugan, beliau rela tidak menjadi apa-apa. Cukup baginya menjadi sebutir debu yang menempel pada panji FBR (di kutip dari CATATAN IMAM FBR (al-Faqir LUTFI HAKIM)
Mengenai komunitas FBR (Forum Betawi Rempug) ini maka terkandung dalam sebuah konsep Fenomenologi alami dari masyarakat Jakarta khususnya masyarakat Betawi. Yang menurut teori Fenomenologi dari Edmund Husserl yaitu dengan fenomenologi kita dapat mempelajari bentuk-bentuk pengalaman dari sudut pandang orang yang mengalami secara langsung (di kutip dari : STUDI FENOMENOLOGI KONSTRUKSI MAKNA KEREKATAN SOSIAL DAN POLA KOMUNIKASI DI KALANGAN FORUM BETAWI REMPUG JAKARTA UTARA Oleh Dimas Bagas Habsyi,INSTITUTE BISNIS dan INFORMATIKA KWIK KIAN GIE JAKARTA OKTOBER 2016 ) Salah satunya adalah saya.
kehadiran Forum Betawi Rempug (FBR) memperkaya teori sejarawan terkenal Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo tentang "sejarah sosial", di mana sejarah tercipta bukan semata-mata karena faktor politik, tetapi lebih disebabkan oleh faktor-faktor sosial.
Pada awalnya beberapa tokoh muda Betawi (seperti KH. A. Fadloli el-Muhir dan KH. Lutfi Hakim, MA) tidak ingin kasus yang terjadi pada suku Aborigin di Australia menimpa masyarakat Betawi. Atau kasus yang terjadi pada suku Indian di Amerika dialami bangsa Indonesia. Kalau kedua kasus tersebut juga terjadi, bagaimana citra bangsa ini ke depan? (di kutip dari
FBR Kerap Membangun Keharmonisan dan Kerukunan Inter dan Antar Umat Beragama).
Kerempugan Adalah Kekuatan
Salam rempug! Berbicara tentang kemampuan ormas FBR (Forum Betawi Rempug) untuk tetap bertahan hingga saat ini memang menarik. Di tengah masyarakat kota yang semakin materialistis dan pragmatis, FBR menunjukkan bahwa faktor-faktor "spiritual" masih sangat penting. Faktor-faktor ini menjadi kekuatan utama dan investasi terbesar dalam barisan Kerempugan, dengan menumbuhkan nilai-nilai bersama seperti kepemimpinan (imamah), keikhlasan untuk berkorban, dan gotong royong dalam mencapai cita-cita bersama.
Rahmat Allah: Sumber Kekuatan Utama
Izinkan penulis, al-fakir mengetik kalimat-kalimat berikut dengan semampunya untuk menyampaikan Pertama, kita bicara soal Rahmat ALLAH SWT. Mungkin jarang disebut dalam analisis sosio-politik, tetapi bagi pejuang Kerempugan, inilah sumber kekuatan mereka.
Dalam Pembukaan UUD 1945, Rahmat ALLAH diakui sebagai faktor penentu Kemerdekaan Indonesia.
Keyakinan bahwa mereka yang berjuang di jalan dakwah dan melawan ketertindasan pasti akan dibantu oleh ALLAH, membuat mereka terus maju. Keyakinan ini semakin kuat setiap kali upaya pelemahan dan penghancuran barisan Kerempugan selalu gagal. Al-Qur'an (2:249) mengatakan, "berapa banyak golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin ALLAH. Dan ALLAH beserta orang-orang yang sabar."
Rutinitas bacaan shalawat Nariyah, kepedulian terhadap yatim dan dhuafa, serta keikhlasan dan kesabaran dalam diri mereka yang didasari oleh keimanan yang jernih, melahirkan optimisme dan keyakinan untuk tetap berjuang di dalam barisan Kerempugan.
Kepemimpinan dan Imamah: Penunjuk Arah Perjuangan
Kepemimpinan (imamah) adalah faktor penting dalam menggerakkan organisasi. Pemimpin menjadi penunjuk arah dalam setiap gerakan perjuangan, menyusun rencana dan strategi untuk berhadapan dengan tantangan dan hambatan. Di FBR, pemimpin adalah tokoh agama yang memiliki kredibilitas dan integritas tinggi, sehingga kepatuhan kepada pemimpin bukan hanya sebagai prinsip dasar, melainkan juga dianggap sebagai gerakan religius. Ini yang menjadi sumber utama kekuatan barisan Kerempugan.
Mengubah Ancaman Menjadi Kesempatan
Media sering kali menggambarkan FBR sebagai organisasi preman yang anarkis dan intoleran.
Namun, berkat keyakinan pada Rahmat ALLAH SWT dan kepemimpinan religius, pejuang Kerempugan mampu mengubah tekanan dan ancaman menjadi kesempatan untuk maju. Contohnya, semakin banyak pemberitaan buruk tentang FBR, semakin antusias masyarakat untuk bergabung. Mentalitas yang berhasil dibangun dalam barisan Kerempugan adalah semakin ditekan, semakin kuat semangat perjuangan mereka.
Saya sering mengatakan, "Ketika kita ditekan secara represif, kemampuan kita justru semakin meningkat, potensi kita semakin terasah, dan kita tumbuh dari dalam. Semakin besar kita mampu menggali kemampuan dan potensi kita sendiri, semakin hari, potensi kita itu akan semakin berkembang." (perkataan imam besar FBR/Ketua umum FBR KH Lutfi Hakim M.A.).
Kerempugan: Kunci Menjadi Jawara di Kampung Sendiri
Kekuatan terbesar sebuah organisasi tidak terletak pada kekuatan lahiriah, jumlah anggota, atau sumber daya ekonomi.
Kekuatan terdahsyat adalah kekuatan jiwa yang membentuk karakter para anggotanya. Jiwa yang besar dan kuat mampu menyerap, mengelola, dan membentuk energi yang mengubah keadaan sosial.
Ketika keadaan sosial berubah, gerak sejarah pun mengalami perubahan signifikan.
Konsep medan jiwa yang membentuk energi atau "force" ini digambarkan secara filosofis di dalam film 'Star Wars: The Force Awakens.' Di dalam Al-Qur'an juga digambarkan kisah-kisah kemenangan kekuatan jiwa menghadapi kekuatan lahiriah, seperti pertarungan antara Daud melawan Jalut. Jiwa yang besar dan kuat mampu mengalahkan kekuatan fisik yang lebih besar.
Belajar dari Pejuang Kerempugan: KH Lutfi Hakim di Pilkada Jakarta 2024
Ketika kita melihat KH Lutfi Hakim yang memberanikan diri mencalonkan diri sebagai Gubernur Jakarta di Pilkada 2024, kita melihat contoh nyata dari semangat Kerempugan.
Kepemimpinan dan keberanian beliau adalah cerminan dari nilai-nilai FBR bahkan "BETAWI" yang mengedepankan keikhlasan, kepemimpinan religius, dan kemampuan mengubah tantangan menjadi peluang. Dengan semangat Kerempugan, kita yakin Jakarta akan mendapatkan pemimpin yang mampu membawa perubahan positif.
Kerempugan merupakan sesuatu yang mutlak dibutuhkan untuk mewujudkan entitas Betawi yang bersatu, kreatif, inovatif, pencipta, dan pengabdi yang berkepribadian Islam serta bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur yang diridhai ALLAH SWT. Dalam bahasa yang lebih sederhana, hanya dengan Kerempugan, kita bisa menjadi 'Jawara' dan 'Juragan' di kampung kita sendiri.
Artikel ini di tulis dan di sadur dari beberapa sumber di atas yang tertera di tautan (Hyperlink berwarna biru/kalimat berwarna biru) yang tersedia dan dari "Catatan Imam FBR KH Lutfi Hakim M.A. 24 April 2018 - 8 Sya'ban 1439 H. "KEREMPUGAN ADALAH KEKUATAN DAN ENERGI".
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI