3. BUMN tidak efisien
Kesalahpahaman umum lainnya adalah bahwa BUMN tidak efisien. Padahal, BUMN juga memiliki standar efisiensi yang harus dipenuhi. Beberapa BUMN bahkan telah menerapkan berbagai inovasi dan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
4. BUMN tidak berkembang
Kesalahpahaman umum lainnya adalah bahwa BUMN tidak berkembang. Padahal, BUMN juga terus mengembangkan bisnisnya dengan memperluas pasar dan menambah produk baru. Beberapa BUMN bahkan telah berhasil memasuki pasar internasional.
Dalam kesimpulannya, BUMN Indonesia memiliki kesalahpahaman umum yang perlu diketahui oleh masyarakat. Dengan mengetahui kesalahpahaman tersebut, masyarakat dapat lebih memahami peran dan fungsi BUMN Indonesia dalam perekonomian nasional.
Berikut masih bagian dari studi kasus sambungan dari apa yang kita sudah dapat pelajari dari Indopharma di atas;
Kinerja Keuangan
Indofarma merupakan salah satu BUMN farmasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada tahun 2024, Indofarma mengalami masalah keuangan yang signifikan. Perseroan gagal membayar utang dan berstatus Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Sementara (PKPU-S) 12. Masalah keuangan ini berdampak pada karyawan yang belum menerima gaji karena dana operasional yang tidak mencukupi.
Dalam laporan keuangan Indofarma, terlihat bahwa beban pokok penjualan pada tahun 2020 sebesar Rp 5,89 triliun dan meningkat menjadi Rp 6,34 triliun pada tahun 2021 1. Namun, pendapatan bersih perseroan turun dari Rp 1,83 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp 1,52 triliun pada tahun 2021 1.
Isu Strategis