Metaverse, sebagai platform kolaborasi dan teknologi, dapat membantu Jakarta dalam hal pembangunan infrastruktur. Dengan Metaverse, Jakarta dapat membangun model 3D dari infrastruktur kota yang akan dibangun. Hal ini dapat membantu dalam perencanaan dan pengembangan kota Jakarta.
Quantum Computing, dengan kemampuan komputasi yang lebih cepat, dapat membantu Jakarta dalam hal analisis data yang kompleks. Hal ini dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik dan efektif.
Pelatihan dan Pendidikan Sumber Daya Manusia
Untuk dapat memanfaatkan teknologi seperti AI, Metaverse, dan Quantum Computing, Jakarta harus memiliki sumber daya manusia yang terampil dan terlatih. Oleh karena itu, pelatihan dan pendidikan sumber daya manusia harus menjadi prioritas.
Pelatihan dan pendidikan dapat dilakukan melalui kerja sama antara pemerintah, universitas, dan industri teknologi. Pelatihan dan pendidikan dapat membantu mengembangkan sumber daya manusia yang terampil dan terlatih dalam mengelola teknologi seperti AI, Metaverse, dan Quantum Computing.
Dengan sinergi antara AI, Metaverse, dan Quantum Computing, serta pelatihan dan pendidikan sumber daya manusia yang terampil dan terlatih, Jakarta dapat memanfaatkan teknologi untuk membangun kota yang lebih baik dan berkelanjutan.
Kesimpulan dan Langkah Berikutnya
Dalam artikel ini, telah dibahas bagaimana Jakarta dapat memanfaatkan keuntungan AI, metaverse, dan komputasi kuantum untuk memajukan kota. Dalam rangka untuk mewujudkan visi ini, langkah-langkah berikut dapat diambil:
- Membangun infrastruktur yang memadai untuk mengimplementasikan teknologi AI, seperti jaringan internet yang cepat dan stabil serta pusat data yang handal.
- Membangun lingkungan yang kondusif bagi pengembangan teknologi metaverse, seperti memberikan insentif bagi pengembang dan memastikan bahwa regulasi yang ada mendukung pengembangan teknologi ini.
- Mengembangkan keahlian dan keterampilan dalam bidang komputasi kuantum, baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan kerja.
- Meningkatkan kerja sama antara pemerintah, universitas, dan industri dalam pengembangan teknologi AI, metaverse, dan komputasi kuantum.
Dengan mengambil langkah-langkah ini, Jakarta dapat menjadi salah satu kota yang paling maju di dunia dalam hal pemanfaatan teknologi terbaru untuk memajukan kota dan meningkatkan kualitas hidup warga. Dengan hadirnya UU DKJ 2024 kedaulatan msyarakat inti Jakarta dapat mengawal teknologi AI yang berbasis kearifan lokal.
Layaknya apa yang sudah di sampaikan oleh Profesor Hammam Riza, Ketua Umum Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial (KORIKA), menegaskan hal yang sama. “Indonesia perlu memiliki tata kelola AI yang mengacu pada prinsip etis dan bertanggung jawab. Kita perlu memahami bagaimana kesiapan stakeholder di Indonesia agar AI for Good yaa, bukan untuk hal atau berdampak negatif,” ujar Hammam ketika berbincang dengan tim ICT Watch disela-sela kegiatan AI For Good Global Summit di Jenewa, Swiss, Jumat (31/5). (Sumber: detik.com).