Mohon tunggu...
David Chandra
David Chandra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya seorang mahasiswa yang memiliki hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Saring Sebelum Sharing : Strategi agar Tidak Termakan Bombastic Word

5 Juli 2022   13:58 Diperbarui: 5 Juli 2022   14:00 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pesatnya kemajuan teknologi memberikan kemudahan tiap individu dalam menggunakan internet di masa kini. Kemudahan akses internet ini berimbas pada kelancaran individu dalam mendapatkan informasi. Karena tingginya kebutuhan informasi, akibatnya pengguna internet semakin bertambah setiap hari. Bahkan negara kita, Indonesia, menempati peringkat kelima sebagai negara dengan pengguna internet terbanyak di dunia. Melalui laporan Digital 2021, lembaga pemasaran media di Kanada merilis data yang mengungkapkan bahwa sekitar 170 juta orang Indonesia telah berselancar di dunia maya dan merupakan pengguna aktif sosial media.

Media sosial memang memberikan berbagai dampak positif. Keberadaan media sosial mewadahi siapapun dapat bebas bertukar informasi. Secara umum, generasi muda paling sering mendapatkan informasi atau berita terkini melalui media sosial, hal ini karena generasi muda sangat bergantung pada smartphone untuk melakukan komunikasi. Menurut Pew Research Center, 55 persen pengguna smartphone mendapat pemberitahuan update berita di perangkat mereka. Dari angka tersebut, sekitar hanya 47 persen dari mereka yang mendapat pemberitahuan mengklik untuk membaca berita. Namun, di tengah banjirnya informasi yang memuat berita terkini, banyak pihak mencoba menarik perhatian dengan menyalahgunakan pertukaran informasi tersebut baik untuk kesenangan pribadi maupun kepentingan redaksi.

Penyebaran informasi yang tidak valid biasanya berawal dari judul informasi yang mengandung bombastic word atau penggunaan clickbait. Bombastic word atau clickbait adalah penggunaan kata yang bersifat hiperbola dalam judul suatu bacaan dengan tujuan menarik perhatian seseorang untuk mengunjungi laman dan membaca. Sebenarnya, sebagai bentuk strategi jurnalisme, clickbait boleh saja digunakan selagi masih dalam batasnya dan tidak menyebarkan informasi yang tidak bermakna. Namun sering kali ditemui konten-konten di media sosial yang tidak memuat informasi berguna dan tidak sesuai dengan judulnya.

Berita yang berisi informasi tidak sesuai dengan judul atau memuat informasi tidak benar tidak boleh asal dibagikan. Hal ini berkaitan pula dengan kondisi minat literasi masyarakat Indonesia yang berada di tingkat kurang memuaskan. Memiliki sifat malas membaca membuat tidak sedikit masyarakat Indonesia ketika sedang membaca berita yang dibaca hanya judulnya saja. Setelah merasa cukup dengan informasi yang diberikan oleh judul berita, kemudian mereka berinisiatif membagikannya kepada orang-orang terdekat agar ikut mempercayainya. Padahal jika mau meluangkan waktu lebih lama untuk membaca keseluruhan, mereka akan mendapatkan informasi sebenarnya yang ingin disampaikan.

Hingga saat ini, masyarakat Indonesia tidak terkecuali generasi muda masih gampang percaya berita tanpa membaca keseluruhan isinya. Sementara itu, Kominfo menyatakan bahwa ditemukan hoaks di internet sebanyak 9.546 berita hingga awal tahun 2022.

Hal ini tidak bisa terus dibiarkan, sebab penyebaran informasi yang salah dapat menimbulkan kesalahpahaman dan memicu pertikaian. Berbagai macam topik baik pembahasan mengenai ekonomi, politik, sosial, dan lain sebagainya harus dicerna dengan seksama. Untuk itu sangat perlu ditanamkan kesadaran saring sebelum sharing pada masyarakat Indonesia khususnya generasi muda dalam menanggapi kebenaran berita.

Saring sebelum sharing merupakan tindakan menganalisa kebenaran suatu informasi yang diterima dan memahami poin yang disampaikan sebelum nantinya informasi tersebut dibagikan kepada orang lain. Lantas, bagaimana cara menerapkan saring sebelum sharing agar tidak mudah percaya pada hoaks yang disebarkan di dunia maya?

Yang pertama, mengenali informasi yang mengandung clickbait. Berikut ini adalah ciri berita memuat clickbait yang tersebar di dunia maya:

1. Terlalu mengutamakan judul.

Untuk mendapatkan banyak pembaca, pemilihan judul berita yang menarik perhatian merupakan hal pertama yang harus dilakukan. Sebab judul yang menarik akan mengundang seseorang yang sedang mencari informasi untuk membaca isi berita. Namun, dewasa ini banyak media yang menggunakan judul tidak nyambung dan terkesan memaksa agar menarik perhatian pembaca.

2. Isi yang dibahas tidak sesuai dengan judul berita

Sebab tujuan adanya clickbait adalah menaikkan jumlah pembaca, seringkali penulisan isi berita tidak diperhatikan dengan seksama. Banyak dijumpai berita yang isinya memuat informasi biasa-biasa saja atau bahkan tidak memuat informasi sesuai dengan judul berita.

3. Penggunaan pemisahan halaman dalam penulisan berita

Sebenarnya fitur ini digunakan untuk membagi unggahan jika penulis merasa berita yang ditulisnya terlalu panjang. Namun tidak jarang banyak penulis yang menyalahgunakan fitur ini. Masih berkaitan dengan tujuan menaikkan jumlah pembaca, jika pembaca mengklik beberapa kali laman berita maka semakin banyak jumlah kunjungan pada laman dan memperbanyak kemungkinan pemasangan iklan pada berita.

Yang kedua, tanggapi suatu informasi dengan bijak. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan pada saat menerima informasi terlebih berita di dunia maya:

1. Menjadi kritis terhadap informasi yang diterima

Seperti yang telah disebutkan di atas, perkembangan internet membuat siapa saja dapat menulis berita di dunia maya. Namun, tidak semua orang mampu mempertanggungjawabkan apa yang telah ditulisnya. Untuk itu sebagai pembaca, kita perlu mencari tahu kebenaran informasi tersebut. Caranya dapat melalui referensi lain yang membahas hal serupa.

2. Memprioritaskan logika

Dalam menanggapi berita yang tidak diketahui kebenarannya, mengutamakan logika dibanding kepercayaan secara emosional adalah tindakan yang tepat. Jika berkaitan dengan pernyataan yang memerlukan pertanggungjawaban, hal ini dapat didukung dengan pengkajian lebih dalam melalui data ilmiah ataupun jurnal sebagai sumber tervalidasi.

Jika telah melakukan segala hal di atas dan mengetahui bahwa informasi yang baru saja diterima adalah informasi yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya, maka langkah yang tepat adalah menyaring dan cukup informasi tersebut berhenti di diri kita saja.

Saring sebelum sharing, solusi tepat tanggapi berita sesat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun