Mohon tunggu...
David Pandapotan Batubara
David Pandapotan Batubara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

risk takers, late brakers, history makers.

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

Mengapa Olahraga Formula 1 Tidak Begitu Digemari oleh Masyarakat Indonesia?

11 Juni 2024   15:08 Diperbarui: 11 Juni 2024   15:22 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
George Russell diikuti rekan setimnya Lewis Hamilton di posisi kedua dan Max Verstappen di posisi ketiga. (AP/Andre Penner)

Olahraga sudah menjadi rutinitas yang penting dalam kehidupan manusia yang sudah melekat dan tidak bisa di lepaskan. Selain menjadi instrumen yang penting dalam kesehatan manusia, olahraga juga bisa menjadi tontonan komersial yang sangat memacu adrenalin penonton. Sebagai penggemar berbagai macam olahraga, saya sempat berfikir mengapa olahraga formula one tidak begitu diminati di khalayak masyarakat Indonesia?

Para pecinta motorsport dan otomotif pasti tidak asing dengan olahraga yang satu ini, open-whell single-seater terpopuler di dunia yang di bawah naungan Federation Internationale de I'Automobile atau di singkat FIA lembaga tertinggi  yang sudah berdiri sejak tahun 1904, yang bertanggung jawab atas segala jenis olahraga otomotif beroda empat. 

Aturan yang di buat oleh FIA di revisi setiap tahunnya agar terjadi balapan yang kompetitif yang menjelaskan mengenai secara rinci ukuran maksimal dan minimal kapasitas mesin, aturan teknis, dan aturan keselamatan pembalap serta penonton. Setiap balapan dalam satu musim disebut "Grand Prix" atau GP dengan 20 Grand Prix setiap tahun di 20 negara yang berbeda, yang secara keseluruhan disebut sebagai F1 World Championship. 

Mengelar balapan pertama kali di sirkuit Silverstone di Inggris pada tahun 1950, yang di menangkan oleh pembalap berkebangsaan Italia Giuseppe Farina dari tim Alfa Romeo. 

Saat ini Formula One sudah mengalami banyak perkembangan baik dari segi teknologi dan strategi pembalap. Di tahun 2024 sendiri terdapat 10 tim yang berkompetisi di ajang olahraga ini yaitu: Mercedes-AMG Petronas F1 TEAM, Scuderia Ferrari HP, Oracle Red Bull Racing, McLaren F1 Team, BWT Alpine F1 Team, MoneyGram Haas F1 Team, Aston Martin Aramco F1 Team, Visa Cash App RB F1 Team, Stake F1 Team KICK Sauber dan Williams Racing. Kembali ke pertanyaan awal, Mengapa Olahraga Formula 1 tidak Begitu digemari oleh Masyarakat Indonesia? 

1. Aturan yang Terlalu Kompleks

Federation Internationale de I'Automobile (FIA. com)
Federation Internationale de I'Automobile (FIA. com)

Formula One yang dikenal dengan julukan sebagai puncaknya Motorsports mau tidak mau harus membuat peraturan yang kompleks, ini menjadi kendala untuk orang awam yang mau atau mulai mengikuti olahraga ini. Seperti leader, interval, yellow flag, red flag, safety car dan lain lain. 

Terkadang para penggemar Formula One juga bingung semisal ada kejadian yang tak terduga atau beda dari biasanya yang terjadi di sirkuit. Tidak seperti olahraga sepak bola yang hanya membutuhkan 1 panduan resmi yang sudah tercakup di Law The Game FIFA. 

2. Tidak Ada Televisi Nasional yang Menayangkan

Tidak ada TV nasional yang menayangkan F1 (Ilustrasi/detik.com)
Tidak ada TV nasional yang menayangkan F1 (Ilustrasi/detik.com)

Formula One yang dikenal dengan julukan sebagai puncaknya Motosports mau tidak mau harus membuat peraturan yang kompleks, ini menjadi kendala untuk orang awam yang mau atau mulai mengikuti olahraga ini. Seperti leader, interval, yellow flag, red flag, safety car dan lain lain. 

Terkadang para penggemar Formula One juga bingung semisal ada kejadian yang tak terduga atau beda dari biasanya yang terjadi di sirkuit. Tidak seperti olahraga sepak bola yang hanya membutuhkan 1 panduan resmi yang sudah tercakup di Law The Game FIFA.

3. Balapan yang Cenderung Monoton

Turn 6 Monaco - Hairpin (redbull.com)
Turn 6 Monaco - Hairpin (redbull.com)
Ada yang beranggapan bahwa "mengapa kita hanya melihat orang kaya yang mengendarai mobil ratusan miliar berputar putar saja?" angggapan ini tidak sepenuhnya salah karena dalam waktu 1 setengah jam kita melihat driver yang berlomba lomba ingin menjadi posisi terdepan. 

Selain itu, Sirkuit seperti Circuit de Monaco, Circuit Baku City dan Marina Bay Street Circuit memang terlihat membosankan karena layout yang kecil dan jarang terjadi overtake, tim tim hanya mengandalkan strategi pit stop dan adu tahan ban. 

D bandingkan dengan MotoGP yang meskipun jarang melakukan strategi pit stop, banyak sekali terjadi adanya overtake aksi salip menyalip antar tim sampai senggol-senggolan lebih banyak terjadi, di tambah rider MotoGP yang biasanya sampai saling sikut untuk mendapatkan posisi terdepan. Minimnya aksi salip menyalip ini pastinya membuat penonton yang baru nonton F1 jadi jenuh dan boring. 

4. Tidak Adanya Lagi Driver Asal Indonesia

Rio Haryanto dari tim Manor Racing MRT  (mobil123.com)
Rio Haryanto dari tim Manor Racing MRT  (mobil123.com)
Pada awal tahun 2016 pernah ada driver Indonesia yang berpartisipasi dalam olahraga Formula One yaitu Rio Haryanto dari tim Manor Racing MRT, karenanya Olahraga ini sempat naik daun dan sempat populer menjadi bahan pembicaraan di dunia maya. 

Sayangnya Manor Racing MRT pada akhir tahun 2016 mengamali masalah finansial, Saat musim 2017 dimulai, Rio Haryanto menjadi satu-satunya pembalap alumni tim Manor yang gagal mendapatkan kursi tim Formula One. 

Sedangkan rekan 1 timnya Pascal Wehrlein yang bergabung dengan tim Sauber dan Esteban Ocon bergabung dengan tim Force India. Dari sanalah dunia Formula One di Indonesia menjadi meredup sampai saat ini.

5. Kalah Saing dengan Olahraga Lainnya

Jorge Martin memimpin balapan di GP Catalunya 2023 (motogp.com)
Jorge Martin memimpin balapan di GP Catalunya 2023 (motogp.com)
Di bandingkan dengan olahraga lain seperti MotoGP yang sudah mendapatkan pasarnya di Indonesia, Formula one benar benar tertinggal jauh. Data pada tahun 2023, jumlah motor di Indonesia mencapai 153,400,392 unit, motor jelas sangat merakyat dan juga makin didukung dengan manufaktur motor yang ada di MotoGP seperti Honda, Yamaha dan Suzuki yang berusaha menghubungkan produknya sama seperti MotoGP seperti menjual embel-embel MotoGP Edition, alias yang sudah terpasang stiker dan livery ala-ala motor mereka di MotoGP. 

Munculnya rider rider MotoGP di iklan televisi semakin menguatkan branding mereka, sedangkan di Formula One pabrikan yang ada di sana misal Ferrari, Aston Martin dan Mercedes-Benz itu jelas termasuk merek mobil yang eksotis. Akhirnya Formula One susah mencari pasarnya di Indonesia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun