Mohon tunggu...
Ishaq Mohamad
Ishaq Mohamad Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Menulis adalah pengabdian, Pena dan goresan kata adalah senjata ampuh untuk membentuk peradaban, Tulisan memiliki kekuatan untuk merubah sesuatu termasuk merubah dunia, dan menulis adalah tugas manusia untuk mengawal zaman, yakusa

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cerita Alam

23 Oktober 2024   07:22 Diperbarui: 23 Oktober 2024   07:22 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerita Alam

Kulihat hamparan laut begitu indahnya,

Pesan tersirat dari Ilahi bagi yang bisa merasakan, estetika tak tertandingi.

Kulihat hamparan laut begitu indahya,

Kapal yang mengapung komitmen persahabatanya dengan laut.

Aku berdiri disini, diujung keluasan negeriku,

Menatap jauh kedepan seakan ada sesuatu berada dibalik pandangan,

Misteri kehidupan yang menuntun setiap makhluk berpikir dan bertanya,

Ada apa dihari esok?

Riuh rendahnya suara ombak, tidak seriuh hati yang gelisah,

Gemericik setiap sentuhan laut kepada daratan,

seakan memberi nasehat kepada seluruh makhluk dialam ini,

darat dan laut saja bisa bersahabat,

 kenapa sesama  manusia satu daratan selalu suka menumpahkan darah?

Ada hati yang tak terkira, dari kedalaman perasaan ada cinta yang tidak terlukiskan,

Tidak sekedar lukisan yang bersifat materi dan dapat diukur dengan banyaknya uang sang kaya,

Tapi lukisan yang tak terperi, melebihi materi,

Lukisan yang tidak sebanding dengan jumlahnya uang,

Lukisan yang menyentuh seluruh aspek kehidupan pemberian Ilahi.

Apa yang membuat manusia lupa?,

Selaku khalifah penguasa seluruh makhluk dan alam semesta ini,

Laut saja memberi penjelasan yang sangat hikmah,

Akan akan arti pentingnya kehidupan,

Apa yang membuat manusia lupa?

Eksitensinya dipertaruhkan ketika malaikat yang tidak pernah berbuat dosa

Mau bersujud mengakui kemuliaannya, tapi kenapa manusia selalu saja berbuat dosa,

Selalu menumpahkan darah dimuka bumi, sungguh membingungkan dan menyedihkan

Diri yang merenung ini juga manusia,

ditengah luasnya alam ini dan ditengah banyak ketidak tahuan akan misteri alam ini,

Mencoba  menggerakan sedikit pena,

Menghamparkan sedikit perasaan dan meminimalisir kemujudan diri.

Tinta pena boleh habis oleh gerakan tangan yang tidak pernah hentinya menulis,

Menggambarkan kebesaran dan kekuasaan Ilahi,

Tapi pikiran yang menjadi potensi diri pemberian Ilahi,

Tidak akan pernah berhenti merenung,

mengkaji dan menulis  akan kebersaran Ilahi.

Biarlah diri ini sadar akan kecilnya diri ditengah luasnya alam semesta ini,

Biarlah diri ini sadar akan indahnya pemberian Ilahi yang kadang tidak disyukuri,

Biarlah diri ini menegur indahnya sore dan sedikit bercakap dengan gemericik air laut,

Biarlah diri ini terbuai akan kenikmatan padangan bathin terhadap alam dan waktu,

Sampai  diri ini sadar ketika ada yang menepuk bahu dan mengatakan bahwa hari sudah malam.

Rote Ndao,      2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun