Mohon tunggu...
David Djoko
David Djoko Mohon Tunggu... -

Hanya pekerja biasa-biasa saja.

Selanjutnya

Tutup

Money

Sudah Pensiun Namun Masih Sexy

8 April 2012   06:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:53 2255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Yang saya maksud sexy dari judul di atas adalah dilihat bukan dari sisi biologis, namun dari sisi minat bank menggarap bisnis penyaluran dana (pinjaman / kredit) terhadap para pensiunan.Bank sangat berminat menggarap segmen pensiunan karena Selain tingkat kolektibilitas yang sangat baik, Jumlah pensiunan diprediksi akan bertambah secara signifikan akibat babyboomer pada tahun 1960-1970. Telah dapat diprediksi bahwa pasar pensiunan akan meningkat drastis beberapa tahun ke depan, bahkan pada tahun 2015 akan terjadi ledakan jumlah pensiun.Silakan pembaca googling dengan tag “ledakan pensiun” maka akan banyak artikel yang melaporkan hal ini.

Tingkat kolektibilitas yang sangat baik dapat diperoleh jika bank menguasai cashflow para pensiunan, dengan demikian maka para penyalur pensiunan yaitu Taspen dan Asabri juga semakin sexy menarik minat berbagai bank beramai-ramai melamar untuk ditunjuk sebagai Mitra / Kantor Bayar Pensiunan.Keuntungan atau manfaat ditunjuk sebagai Mitra / Kantor Bayar adalah:

(1)Bagi PT Pos akan mendapatkan fee penyaluran dari Taspen dan Asabri serta fee pemotongan angsuran pinjaman dari Bank / Koperasi yang bekerjasama dengan PT Pos.

(2)Bagi bank yang ditunjuk sebagai Kantor Bayar maka akan mendapat keuntungan dari penguasaan cashflow untuk bisnis pinjamannya (tingkat kolektibilitas akan baik) dan sedikit pengendapan dana.

Saat ini pemain utama kredit pensiun adalah Bank BRI. Ada juga Bank BTPN serta beberapa bank lainnya dalam porsi yang lebih kecil.Bank BRI dan Bank BTPN serta beberapa bank lainnya menyalurkan kredit pensiun tidak hanya bagi pensiunan yang gaji pensiunnya dibayarkan di banknya masing-masing namun juga terhadap pensiunan yang menerima gaji pensiunnya di PT Pos.

Selain tingkat kolektibilitas yang baik dan pasar pensiunan yang akan booming beberapa tahun ke depan, ekspansi kredit pensiunan juga akan mendorong tumbuhnya Asuransi Jiwa Kredit Pensiunan yang biasanya merupakan anak perusahaan bank penyalur kredit pensiunan.

Dari jumlah pensiunan, tentu dapat diketahui bahwa pensiunan yang dikelola Taspen jauh lebih banyak dibandingkan yang dikelola Asabri karena Taspen mengelola seluruh pensiunan PNS, kecuali PNS dilingkungan TNI/Polri & KemenHankam yang merupakan porsi dari Asabri.

Kinerja yang sangat baik dari bisnis kredit pensiunan ini ternyata menarik minat Bank terbesar di negeri ini, yaitu Bank Mandiri untuk ikut terjun memberikan kredit pensiunan.Sayangnya, Bank Mandiri tidak ada kerjasama dengan Taspen, padahal Taspen adalah pengelola pensiun yang jumlahnya jauh lebih banyak dibandingkan Asabri.Untuk saat ini Bank Mandiri tampaknya akan sulit untuk menjalin kerjasama dengan Taspen.Silakan pembaca googling dengan tag “Mandiri Taspen” maka pembaca akan dapat mengetahui apa sebabnya.

Cara cerdik yang dilakukan Bank Mandiri adalah bekerjasama dengan PT Pos. Cerdik dan licik bedanya memang tipis.Bank Mandiri memberikan fee kepada PT Pos dalam jumlah yang lebih besar dari yang diberikan BRI kepada PT Pos, bahkan Bank Mandiri juga memberikan fee kepada pegawai PT Pos atas perannya sebagai perekomendasi atas penyaluran kredit pensiun.Tidak heran jika pekerja PT Pos juga bersemangat untuk membantu kegiatan pemasaran kredit pensiunannya Bnak Mandiri.

Selanjutnya PT Pos menghentikan kerjasama dengan BRI dan terhitung 1 Maret 2012 tidak memotongkan angsuran pinjaman untuk pensiun di Pos yang mendapatkan kredit dari BRI. Meskipun di Perjanjian Kerjasama antara Pos dan BRI, PT Pos menyatakan sanggup memotong angsuran sampai dengan kredit tersebut lunas meskipun PKS berakhir, PT Pos ternyata tidak melaksanakannya. PT Pos benar-benar menghentikan pemotongan angsuran sama sekali per 1 Maret 2012.Bahkan secara korporat dengan tegas melarang pekerja BRI memasuki areal properti PT Pos.Sangat jelas skenarionya, bermaksud membuat kredit pensiunan BRI akan menunggak, sementara itu pemasar Bank Mandiri dibantu para pegawai Pos (karena akan mendapat insentif) dengan aktif menawarkan take-over kredit pensiunannya dari BRI ke Mandiri.

Tentu saja sikap PT Pos tersebut segera diantisipasi oleh BRI sehingga di lapangan, di beberapa tempat timbul beberapa gesekan antara pekerja BRI dan pekerja PT Pos, bahkan ada yang sampai dilanjutkan dengan laporan ke aparat hukum. Silakan pembaca googling dengan tag “BRI pensiunan” maka akan cukup memberi gambaran betapa sengitnya upaya BRI mempertahankan nasabahnya.

Upaya BRI mempertahankan nasabahnya dilakukan dengan berbagai cara, namun ada sebagian yang kebablasan, yaitu ada beberapa Kantor Cabang yang menerapkan biaya pinalti atas pelunasan maju yang sangat tinggi, semata-mata agar nasabahnya tidak berpindah.Nasabah melakukan pelunasan maju karena di takeover oleh Bank Mandiri.Upaya mempertahankan nasabah dengan mengenakan pinalti yang tinggi untuk pelunasan maju ini menimbulkan kecaman dibeberapa media massa, sehingga merugikan BRI sendiri.

Gesekan-gesekan di lapangan yang timbul pada pembayaran pensiun di bulan Maret 2012 yang lalu ternyata tidak terjadi lagi pada pembayaran pensiun di bulan April ini.Rupanya pekerja BRI yang jumlahnya terbanyak dibanding bank lain telah melakukan door to door terhadap para pensiunan yang memiliki kredit di BRI untuk memindahkan kantor bayarnya dari PT Pos ke BRI.Di level puncak, pasti ada juga pendekatan dengan Taspen, sehingga perpindahan dapat terlaksana dalam jumlah yang sekaligus banyak, tidak seperti biasanya.Meski belum semuanya, sudah tampak jumlah yang cukup signifikan pensiunan berpindah kantor bayar dari Pos ke BRI per April 2012.

Karena belum seluruh debitur pensiunan BRI yang di Pos berpindah kantor bayar ke BRI maka BRI masih perlu kerja keras untuk menagih angsuran kredit pensiunan bagi nasabah yang gaji pensiunnya tertinggal atau masih dibayarkan di Pos.

Pindahnya pensiunan ex Pos ke BRI menyebabkan Bank Mandiri dan juga beberapa bank lainnya menjadi kalangkabut karena sebagian pensiunan Pos yang kreditnya baru saja ditakeover bulan Maret lalu, gaji pensiunnya pindah ke BRI. Jika gaji pensiunnya ada di BRI, bagaimana PT Pos memotongkan untuk Bnak Mandiri, BTPN dan lain-lainnya? PT Pos bisa-bisa juga ikut manyun karena tidak jadi mendapat fee dari Bank Mandiri sebesar yang diperkirakannya. Fee angsuran kredit bisanya dihitung secara prosentase tertentu dari jumlah setoran (Pokok + Bunga).

Gajah berkelahi dengan gajah, pelanduk sengsara di tengah-tengah.

Peribahasa tersebut mungkin agak cocok untuk menggambarkan kondisi BRI, Mandiri dan PT Pos serta Pensiunan.


  • Seandainya Mandiri tidak tergoda untuk terjun melayani kredit pensiunan tentu PT Pos tidak tergoda untuk bercerai dengan BRI. PT Pos tergoda untuk bercerai dengan BRI karena berharap fee yang lebih besar dari Mandiri.
  • Jika PT Pos tidak bercerai dengan BRI maka tentu BRI tidak akan mengakuisisi nasabah pensiunannya yang ada di Pos secara besar-besaran dan habis-habisan.Kasihan juga PT Pos, fee dari BRI hilang tapi tidak jadi mendapatkan fee dari Mandiri.
  • Jika BRI tidak mati-matian mempertahankan nasabahnya maka para pensiunan tentu tidak akan merasa terganggu ditarik kesana kemari.
  • Jika pensiunan tidak sexy maka Mandiri tentu tidak tertarik untuk ikut terjun ke segmen kredit pensiun.
  • Pensiunan kita sexy bagi bank karena masih membutuhkan kredit walaupun sudah pensiun.
  • Sudah pensiun namun masih memerlukan kredit tentu karena belum sejahtera.
  • Pensiunan kita belum sejahtera karena...... (silakan pembaca yang teruskan).

Selanjutnya, dengan berbagai keterbatasan yang ada pada diri saya, perkenankan saya memberi saran sebagai berikut:

(1)Bank Mandiri, BRI dan Posindo sebagai sesama BUMN sebaiknya saling bersinergi, tidak saling ganggu. Kembali lah ke core bisnis nya masing-masing, tidak perlu tergoda rumput tetangga yang lebih hijau.BRI sejak lahirnya dulu memang sudah mengkhusukan diri kepada kredit mikro, termasuk kepada para pangreh praja / pegawai negeri. Bank Mandiri tentu core bisnisnya semula bukan di segmen kredit mikro atau pensiunan.Tidak keliru bila Bank Mandiri mencoba segmen bisnis baru, namun tentu kurang etis bila mengganggu saudara sendiri yang sama-sama BUMN. Bank Mandiri dan BRI sebaiknya bahu-membahu menghajar Bank Asing atau Bank Nasional yang dimiliki oleh Asing yang makin banyak saja beroperasi di Indonesia.

(2)Posindo sebaiknya tidak tergoda untuk mendapatkan fee yang berlebihan, karena semakin besar fee yang dipungut tentu akan dibebankan oleh bank pemberi kredit kepada debitur pensiunan. Kasihan pensiunan yang harus menanggung beban bunga besar.

(3)Dengan pekerja yang militan dan luar biasa banyaknya serta didukung infrastruktur yang kuat, saya prediksi BRI akan memenangkan persaingan. Kasus ini merupakan contoh menarik bagaimana ancaman yang diterima BRI dikelola menjadi tantangan. Jika memperhatikan tekad BRI sejak 2011 yang lalu untuk menjadi sebagai The biggest national payment bank¸ dapat dipastikan BRI tidak akan tanggung-tanggung mengakuisisi pensiunan di Pos. Jangan-jangan peran PT Pos sebagai pembayar pensiunan sebentar lagi hanya tinggal kenangan.Jika ini benar terjadi semoga BRI tidak menjadi jumawa namun tetap low profile denganbersedia bertindak sebagai pemotong angsuran pinjaman bagi bank / lembaga keuangan lainnya yang juga memberikan fasilitas pinjaman pensiun.

(4)Semoga pemerintah kita akan dapat meningkatkan kesejahteraan para PNS, anggota TNI dan Polri sehingga saat memasuki usia pensiun mereka sudah tidak perlu lagi berhutang.

Demikian, bila ada kalimat yang kurang berkenan bagi para Kompasianer, mohon dapat dimaafkan, bila ada informasi yang keliru, mohon dapat dikoreksi.

Salam Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun