Pendahuluan
Moralitas adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam pengembangan eksistensi manusia. Nahkan tdak berlebihan untuk dikatakan bahwa eksitensi manusia itu pada prinsipnya adalah moralitas. Dengan demikian moralitas adalah merupakan inti dari eksistensi manusia. Moral  secara eksplinsit merupakan hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu. Tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral di zaman sekarang memiliki nilai implinsit karena banyak orang yang memiliki moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit.
Moral merupakan nilai kebasolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masayarakat setempat. Moral adalah perbuatan atau tingkah laku atau ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan manusia. Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dimulai memiliki moral yang baik, begiu juga sebaliknya . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa moral adalah produk dari budaya dan agama.
Moral dalam novel dapat dikatakan mempunyai makna yang sama dengan amanat,pesan. Unsur amanat dijadikan gagasan yang mendasari suatu novel,gagasan yang mendasari diciptakannya novel pendukung pesan. Karya sastra merupkan sebuah struktu yang kompleks . Karena itu untuk dapat memahaminya karya sastra harus dianalisis. Denga demikian makna keseluruhan karya sastra akan dapat dipahami. Untuk menganlisis sistem tanda itu dan menentukan konvensi-konvensi apa yang memungkinkan tanda-tanda atau struktur tanda-tanda dalam karya sastra itu mempunyai makna . Karena itu, untuk mendapatkan makna karya sastra harus diketahu konvensi-konvensi yang memungkinkan diproduksinya makna.
Kajian Teori
Salah satu pertimbangan penerapan semiotika Roland Barthes ini karena relatif memiliki perspektif yang cukup komprehensif untuk memberikan ruang kajian. Terdapat kelemahan semiotika ini mungkin ada yaitu  sifatnya sistematik keilmuan, sehingga orang biasa akan mengalami kesulitan dalam memahaminya, tetapi kajian semacam ini memungkingkan suatu pendekatan yang bersifat manusiawi juga memperlihatkan perspektif kemanusiaan,sehingga segala-galanya akan menjadi  sesuatu yang penting bagi kehidupan manusai. sebelum lebih lanjut,terlebih dahulu disajikan deskripsi singkat keberadaan teori semiotik ini.secara etimologis berasal dari bahasa yunani"semeion" yang berarti tanda atau seme yang berarti penafsir tanda. Semiotika kemudian didefinisikan sebagai studi tentang tanda dan cara tanda-tanda itu bekerja.Pokok perhatian  semiotika adalah tanda . Tanda itu sendiri adalah sebagai sesuatu yang memiliki ciri khusus yang penting. Pertama,tanda harus dapat diamati,dalam arti tanda itudapat ditangkap. Kedua tanda harus menunjuk pada sesuatu yang lain artinya bisa menggantikan,mewakili dan menyajikan.Dalam cara baca semiotik Rolan Barthes mengelompokkan kode-kode cara baca menjadi lima kisi-kisi kode yakni :
- kode hermeunetik yaitu artikulasi berbagai cara pertanyaan,teka-teki,respons,enigma,penanggung jawaban,akhirnya menuju pada jawaban.kode semantik yaitu kode yang mengandung konotasi pada level penanda.Â
- Kode simbolik yitu kode yang berkaitan dengan psikoanalisis.anitesis.kemenduan.pertentangan dua unsur,skizofrenia. Kode narasi atau proarietik yaitu kode yang mengandung cerita,urutan,narasi atau anti narasi.
 - Kode kebudayaan atau kultural yaitu suara-suara yang bersifat kolektif,anonim,bawah sadar,mitos,kebijaksanaan,pengetahuan,sejarah,moral,psikologi,sastra,seni,legenda
Pembahasan
Moral dalam novel dapat dikatakan mempunyai makna yang sama dengan amanat, pesan. Unsur amanat dijadikan gagasan yang mendasari suatu novel, gagasan yang mendasari diciptakannya novel sebagai pendukung pesan. Novel senantiasa menawarkan pesan moral yang berhubungan dengan sifat-sifat luhur kemanusiaan, memperjuangkan hak dan martabat manusia. Pesan moral dalam novel lebih menyaran kepada yang sifatnya universal, semua orang mengakui muatan nilai kebenarannya dan cenderung mengarah pada sifat kodrati manusia yang hakiki. Moral yang diperoleh pembaca lewat novel selalu dalam pengertian baik. Hikmah yang diperoleh pembaca tersebut menjadi pesan moral, amanat dalam cerita yang ditampilkan. Bila dalam sebuah karya ditampilkan sikap dan tingkah laku tokoh-tokoh yang kurang terpuji, hal itu tidak berarti bahwa pengarang menyarankan kepada pembaca untuk meniru dan berlaku seperti tokoh. Sikap dan tingkah laku tokoh yang kurang baik, sengaja ditampilkan sehingga moral supaya tidak diikuti pembaca. Pembaca dapat mengambil hikmah di balik cerita melalui perwatakan tokoh tersebut.Â