Mohon tunggu...
Pendidikan

Long-Form Journalism, Tantangan Baru di Era Baru

8 Oktober 2018   11:12 Diperbarui: 8 Oktober 2018   16:06 785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wolfe at the White House in 2004 (Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Tom_Wolfe)

Sesuai dengan istilahnya, long-form journalism memiliki ciri khas bentuk artikel yang panjang. Biasanya tiap artikelnya terdiri dari 1.000 hingga 20.000 kata yang berasal dari hasil investigasi atau in-depth reporting. Jurnalis akan masuk ke dalam psikologi aktor dari fenomena yang disoroti, kemudian akan menemukan karakter, drama, plot, adegan, konflik dan semua dituang dalam bentuk tulisan dengan kaidah sastra.

Sama halnya dengan hard news atau jenis berita lain, long-form journalism juga menggunakan unsur 5W + 1H (What, Who, When, Where, Why, How). Namun tentu dengan penyajian dan elemen yang berbeda pula. Di Indonesia, long-form journalsim baru mulai dikenal pada tahun 1990-an.

Abad ke-20

Long-form journalism pada awalnya diterapkan pada media massa cetak, yaitu majalah. Dipelopori oleh media luar seperti Reader's Digest, The Atlantic, dan Harper's Bazaar, jurnalisme long-form mulai diterapkan.

Di Indonesia, majalah Tempo disebut-sebut sebagai salah satu media yang menjadi inisiator dalam penerapan jurnalisme baru. Saat berdiri, Tempo merupakan satu-satunya media yang menggunakan teknik bercerita dalam menulis kontennya.

Goenawan Muhammad (Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Goenawan_Mohamad)
Goenawan Muhammad (Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Goenawan_Mohamad)
 
Eka Budianta (Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Eka_Budianta)
Eka Budianta (Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Eka_Budianta)
Kemudian, media lain mulai mengikuti Tempo. Ketidakraguan Tempo dalam mengadopsi "jurnalistik baru" ini disebabkan karena para awak Tempo didominasi oleh sastrawan. Sehingga apa yang mereka tulis dan laporkan, ikut terpengaruh gaya sastra. Mereka adalah Goenawan Mohamad, Putu Wijaya, Eka Budianta, Fikri Jufri, Lelila Chudori, dan Bondan Winarno serta kolumnis lainnya yang juga merupakan jurnalis-sastrawan.

Selain dari jurnalis-sastrawan Tempo, banyak jurnalis-sastrawan yang ikut turut andil dalam dinamika jurnalistik sastrawi di Indonesia, diantaranya Remy Syldo dari majalah Aktuil, Korrie Layun Rampan dari majalah Sarinah, Titie Said dari majalah Kartini dan banyak jurnalis-sastrawan lain. Tidak hanya sebagai inisiator, para jurnalis-sastrawan juga memberikan pelatihan bagi jurnalis yang ingin mengetahui jurnalisme baru ini lebih jauh. Para awak jurnal Pantau contohnya yang dengan gencar mensosialisasikan jurnalisme baru ini bagi jurnalis-jurnalis pemula.

Abad ke-21

Di abad ke-21 seiring berkembangnya teknologi dan kemunculan media baru yang erat kaitannya dengan internet, long-form journalism mulai berkembang dan memasuki dunia internet. Sehingga penerapannya bukan hanya di majalah saja.

Long-form journalism mulai meramaikan internet tentu dengan ciri khasnya yaitu bentuk artikel yang panjang dan mendalam. Beberapa media online yang menerapkan long-form journalism antara lain Medium, Buzzfeed, The New York Times, The New Yorker, The Atavist, terdapat juga website yang menyediakan artikel long-form dari berbagai sumber, yaitu Longreads.com dan Longform.org.

Di Indonesia, long-form journalism dapat ditemui di beberapa portal berita online, salah satunya adalah Tirto.id. Media online yang muncul tahun 2016 ini menganut penulisan long-form dalam setiap artikel yang diterbitkannya. Tidak hanya sekedar tulisan, Tirto.id juga menyisipkan gambar dan inforgrafis untuk mempermudah pembaca dalam memahami isi berita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun