Mohon tunggu...
davi alfian
davi alfian Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

political science

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Artis dan Politik Sudah Tradisi?

3 Desember 2021   14:24 Diperbarui: 18 Desember 2021   14:25 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: angeliana161209.wordpress.com


Tidak berhasilnya regenerasi partai politik inilah menjadi penyebab partai politik memilih jalan pintas dengan berlomba-lomba mengusung artis untuk mendongkrak suara dan menyelamatkan partai dari kekalahan bahkan kebangkrutan.


Selain menguntungkan keberadaan artis dalam partai juga dapat mengancam terkikisnya ideologi partai yang dianut meski itu adalah hak partai politik, tetapi partai politik yang memilih artis tidak berlatar belakang politik dan tidak memiliki pengalaman dalam organisasi baik masyarakat maupun politik justru akan mencoreng citra partai politik itu sendiri.


Bermodalkan popularitas saja sepertinya tidak cukup dan bukan jaminan untuk para artis, contohnya pada Pemilu Legislatif tahun 2019 banyak artis yang mengalami kekalahan dan gagal merasakan nyamannya kursi Senayan untuk menjadi anggota dewan.


Nama-nama seperti Ahmad Dhani dari Dapil Jateng dan Giring Nidji dari Dapil Jabar harus mengurungkan niatnya untuk duduk di Senayan, faktor-faktor yang membuat artis-artis ini tidak lolos karena kurangnya waktu kampanye dan berbedanya nama artis tersebut di surat pemilihan.


Selain banyaknya artis yang gagal tak sedikit artis yang berhasil dalam Pemilu 2019 ini, terdapat nama artis seperti Tommy Kurniawan, Krisdayanti berhasil menduduki kursi Senayan.


Membanjirnya nama-nama artis yang dipilih partai politik dalam Pemilu Legislatif 2019 memunculkan berbagai tanggapan salah satunya datang dari pengamat politik Syamsuddin Haris dalam akun Twitternya beliau menyampaikan kekecewaan pada kondisi partai politik sekarang ini yang seperti event organizer untuk dia yang memiliki kepopuleran, modal, dan kedekatan dengan ketua umum partai ketimbang menjadi wadah mendidik pemimpin.


Ia juga menambahkan bahwa artis boleh-boleh saja maju sebagai calon anggota parlemen namun tindakan itu tidak mencerminkan peran partai politik yaitu sebagai lembaga kaderisasi calon wakil rakyat dan pemimpin terbaik.


Sudah waktunya partai politik kembali kepada peran utamanya yaitu menjalankan kaderisasi yang efektif dan efesien,  partai politik harus mengedepankan idealismenya agar tidak mudah mempertimbangkan calonnya hanya sekedar popularitas untuk kepentingan jangka pendek saja tetapi juga mempertimbangkan kualitas yang dimiliki.


Karena masyarakat sekarang ini sudah cerdas mereka tidak mudah tergiur dengan nama-nama besar artis yang diusung oleh partai politik, hal itu sangat penting dilakukan agar partai politik tidak kehilangan kepercayaan dan tempat di masyarakat.


Berlomba-lombanya artis dalam kontes politik bukan merupakan sebuah jawaban, karena lebih jauh dari itu memberi kebebasan kepada setiap warga negara untuk terjun ke dalam dunia politik dapat menjadi boomerang karena kualitas demokrasi juga dipertaruhkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun