politik begitu menarik bagi sebagian masyarakat Indonesia, tidak hanya untuk mereka yang memiliki latar belakang perpolitikan saja, tetapi bagi masyarakat biasa juga tertarik pada politik bahkan bercita-cita ingin menjadi politikus tak terkecuali para artis.
Tidak bisa dibohongi bahwa dunia
Akhir-akhir ini artis terjun ke dunia politik mulai menjadi trend lagi, sepertinya fenomena artis ini menjadi agenda rutin lima tahunan atau menjelang pesta-pesta politik tanah air.
Sudah tidak menjadi rahasia umum lagi artis banting stir terjun dalam politik praktis, dan rasanya dunia politik memiliki magnet tersendiri bagi para artis untuk mencicipinya, tak heran para artis yang sudah mantap memilihnya rela meninggalkan dunia hiburan yang sudah membesarkan namanya.
Terjunnya para artis pada politik praktis ini tentu memunculkan pro kontra dan itu sudah biasa, hal tersebut tidak bisa disalahkan karena di dalam demokrasi itu sendiri semua orang mempunyai hak kebebasan berekspresi dan dijamin konstitusi yaitu UUD 1945.
Karenanya tidak ada orang yang boleh melarang atau bahkan mengancam artis terjun dalam politik, apabila ada yang melakukan itu maka dianggap telah melanggar undang-undang dan bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam demokrasi.
Dalam mewujudkan impiannya itu tentu saja para artis harus memiliki kendaraan politik yaitu partai untuk menunjang karirnya dalam berpolitik. Pertanyaan yang muncul pada fenomena seperti ini yaitu untuk apa artis ikut dalam politik praktis? dan mengapa partai politik mudah percaya memilih artis menjadi calonnya untuk pesta-pesta politik?.
Artis yang terjun dalam politik praktis tentu saja membawa misi, entah itu misi yang mulia untuk berkontribusi membenahi negara atau hanya untuk mengambil keuntungan pribadi semata. Salah satu yang identik dari artis yaitu popularitas yang dimiliki, popularitas tersebut punya daya tarik tersendiri dan menjadi modal para artis selain uang yang dimiliki pastinya.
Hal itu tentu menjadi alasan partai politik untuk mengusung artis-artis sebagai calon dari partainya, karena beranggapan artis yang notabennya sudah memiliki nama akan dengan mudah dalam memperoleh suara masyarakat yang pada akhirnya akan menambah elektabilitas partai itu sendiri.
Tak dapat dipungkiri dalam hal tersebut artis dan partai politik saling menguntungkan satu dengan lainnya, artis mendapat fasilitas untuk mencapai kekuasaan dan partai mendapat ongkos serta suara jika artis yang diusung terpilih.
Beberapa tahun terakhir partai politik lebih memilih jalan instan dan memilih untuk mengutamakan kepentingan pragmatis saja dibanding mengutamakan kepentingan rakyat secara menyeluruh, dengan mengusung para artis ini sangat terlihat bahwa partai politik tidak memiliki kader yang mumpuni untuk diusungnya menduduki pos-pos strategis dalam pemerintahan.