Kolese Kanisius, sebagai salah satu institusi pendidikan tertua di Indonesia, telah menjadi saksi dari perkembangan pendidikan selama beberapa dekade. Sejak berdiri pada tahun 1927, sekolah ini tidak hanya dikenal sebagai tempat belajar, tetapi juga sebagai wadah bagi pengembangan diri siswa. Dalam perjalanan sejarahnya, Kolese Kanisius telah mencetak berbagai tokoh penting di bidang akademik, politik, dan sosial. Dari perspektif pribadi, pengembangan diri yang ditawarkan oleh Kolese Kanisius adalah suatu proses yang tidak hanya melibatkan aspek intelektual, tetapi juga spiritual, emosional, dan sosial. Dahulu, Kolese Kanisius dikenal dengan pendekatan pendidikan yang sangat disiplin dan terstruktur. Model pendidikan ini sangat berorientasi pada pembentukan karakter yang kuat dan tangguh. Para siswa diharapkan memiliki kedisiplinan yang tinggi, menghargai nilai-nilai kebersamaan, dan selalu siap membantu sesama. Proses pengembangan diri pada masa lalu sangat menekankan pada pembentukan mentalitas "men for others," di mana individu diajarkan untuk tidak hanya memikirkan dirinya sendiri tetapi juga masyarakat luas. Selain itu, pendidikan yang diberikan tidak hanya bersifat akademik, tetapi juga spiritual, dengan fokus pada nilai-nilai keagamaan Katolik yang kuat. Hal ini memberi landasan yang kokoh bagi para siswa untuk menjadi individu yang berintegritas.
Namun, seiring dengan perkembangan zaman, sistem pendidikan di Kolese Kanisius juga mengalami transformasi. Kini, Kolese Kanisius lebih adaptif terhadap perubahan dan kebutuhan zaman modern. Digitalisasi pendidikan mulai diterapkan, kurikulum diperbaharui, dan metode pengajaran yang lebih interaktif diperkenalkan. Salah satu contoh nyatanya adalah integrasi teknologi dalam pembelajaran, di mana para siswa tidak lagi sepenuhnya bergantung pada buku teks, tetapi juga memanfaatkan sumber daya digital untuk memperdalam pengetahuan. Meskipun demikian, nilai-nilai dasar seperti kedisiplinan dan kebersamaan tetap dijaga. Para siswa tidak hanya diajarkan untuk berkompetisi secara akademis, tetapi juga untuk memiliki kesadaran sosial yang tinggi di tengah dunia yang semakin individualistik.
Dalam pandangan saya, aspek terpenting dari pengembangan diri di Kolese Kanisius adalah kemampuan sekolah ini untuk menjaga keseimbangan antara tradisi dan inovasi. Sekolah ini tidak melupakan akar spiritual dan moral yang telah dibangun sejak dulu, tetapi juga tidak menutup diri terhadap perubahan zaman. Nilai-nilai Jesuit yang mengedepankan refleksi pribadi seperti Examen dan tanggung jawab sosial tetap relevan hingga kini. Para siswa diajak untuk merenungkan tujuan hidup mereka, mengejar keunggulan, tetapi tetap berpegang teguh pada prinsip keadilan dan solidaritas. Hal ini merupakan bentuk pengembangan diri yang sangat berharga di era modern, di mana seringkali kesuksesan diukur dari pencapaian material semata.
Melihat ke depan, saya percaya bahwa Kolese Kanisius akan terus menjadi pionir dalam pendidikan karakter di Indonesia. Dengan tantangan global yang semakin kompleks, pendidikan tidak lagi bisa hanya fokus pada hasil akademik. Kolese Kanisius, dengan tradisinya yang kaya, memiliki potensi besar untuk mempersiapkan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga bijaksana dalam bertindak dan berempati terhadap sesama. Sekolah ini dapat terus memperkuat aspek pengembangan diri dengan memperkenalkan program-program baru yang relevan dengan isu-isu global seperti keberlanjutan lingkungan, keadilan sosial, dan teknologi. Para siswa harus dibekali dengan keterampilan berpikir kritis dan kemampuan memecahkan masalah agar siap menghadapi masa depan yang penuh ketidakpastian.
Dalam penutup, Kolese Kanisius adalah sebuah institusi yang mampu menjembatani masa lalu, masa kini, dan masa depan dengan sangat baik. Proses pengembangan diri yang ditawarkan di sekolah ini tidak terbatas pada ruang kelas, tetapi meliputi seluruh aspek kehidupan siswa. Dari nilai-nilai spiritual hingga inovasi dalam metode pengajaran, Kolese Kanisius telah dan akan terus berperan sebagai tempat pembentukan karakter yang menyeluruh. Saya yakin, di masa mendatang, sekolah ini akan terus menghasilkan individu-individu yang tidak hanya sukses secara pribadi, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat dan dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H