Begitu besar harapan para orang tak punya ini pada gerakan nasi bungkus hingga tiap pagi sudah ada yang antri untuk mengambil. Seorang nenek tertatih-tatih mengambil nasi bungkus untuk dirinya juga suaminya yang terbaring di rumah.
Donasi tidak selalu datang dari orang berlebihan, bakul tempe menyumbangkan tempe satu tampah. Bakul telur menyumbangkan berpeti telur. Dan pengemudi ojek online menawarkan diri untuk mendistribusikan nasi bungkus secara gratis, para pengemudi ojek online ini bahkan urunan untuk menyumbangkan dana maupun membeli daging.Â
Sungguh sangat indah kan, gerakan menebar kebaikan yang dipelopori Hitta Sari bisa berkembang sedemikian rupa. Menggerakkan orang untuk berdonasi, berapapun sumber daya yang mereka miliki. Sungguh tepat sekali yang disampaikan Allah dalam surat Al Baqarah : 261,
"Perumpamaan orang-orang yang mendermakan (shodaqoh) harta bendanya di jalan Allah, seperti (orang yang menanam) sebutir biji yang menumbuhkan tujuh untai dan tiap-tiap untai terdapat seratus biji dan Allah melipat gandakan (balasan) kepada orang yang dikehendaki, dan Allah Maha Luas (anugrah-Nya) lagi Maha Mengetahui."
Gerakan menebar kebaikan yang telah berkembang menjadi 20 kali lipat besarnya ini mengingatkan saya pada lagu ketika masih TK dulu,
"Lingkaran kecil, lingkaran kecil, lingkaran besar. Lingkaran kecil, lingkaran kecil, lingkaran besar."
Orang-orang yang menyumbang dana secara regular juga banyak, dari Rp. 50 ribu, Rp. 100 ribu, Rp. 500 ribu hingga Rp. 5 juta tiap pekan. Ada juga yang rutin mengirimkan bahan-bahan mentah seperti  penjual tempe yang mengirim tempe. Pedagang ayam yang rutin mengirim ayam. Pedagang nasi dan sayur rutin kasih nasi bungkus dan gorengan. Banyak yang tak mau disebut namanya memberikan beras, minyak goreng,telur,nugget, bumbu -- bumbu, kurma dan sebagainya.
Bahkan beberapa hari lalu Hitta Sari menerima penawaran dari sebuah perusahaan untuk menerima dana CSR dari mereka sebesar Rp. 22 juta, itupun ditanyakan olehnya di sosial media,