Suatu hari dosen pembimbing skripsi saya pernah mengatakan,
"Jadi orang  tuh gak usah macam-macam, pas-pasan aja sudah cukup."
Saya mengerutkan kening sembari bertanya, "Pas-pasan gimana, Bu?"
Dia, "Ya kalau tetangga makan sate, kita juga bisa beli sate. Catat ya saya bilang beli sate bukan beli tas branded."
Saya senyum-senyum tak berani membantah secara nasib skripsi di tangannya. Padahal beliau tinggal di rumahnya yang nyaman di Menteng dan keluarganya memiliki 70 rumah di Menteng.
Somehow, dialog 1/4 abad ini begitu terpatri diingatan tiap kali mau makan sate jadi ingat beliau.
Nah dalam situasi pandemi Covid-19 ini dimana segala sumber daya yang ada harus dihemat maka kalau ingin makan sate, mari cari jalan menikmati sate yang gak pake mahal. Sate ini sepertinya terinspirasi ACI ( cilor ) atau bahkan terinspirasi sate kere yang dijual di depan Pasar Beringharjo, Jogjakarta. Kalau sate kere di sana merupakan sate dari lemak sapi  maka yang ini terbuat dari tepung sagu.
Begitupun tampilannya tak kalah menggiurkan dibanding satu daging.
Bahan Sate:
450gram tepung sagu
100gr tepung terigu
Bawang putih. Garam. Merica. Ketumbar Penyedap secukupnya
Air mendidih secukupnya
Campur semua adonan. Tuang air perlahan-lahan ya sampe adonan bisa dipulung. ( Maaf ini pake ilmu kira-kira gak pake takaran )
Cetak bentuk kotak-kotak, lalu rebus .
Jangan lupa rebusan airnya kasih minyak agar tak melekat satu sama lain ( seperti merebus spaghetti )
Setelah matang angkat dinginkan dulu baru ditusukkan ke tusuk sate.
Ingat ya " ditunggu agar dingin dulu ya gak susah nusukinnya --- sumpah ini PR banget nusukinnya