Saya langsung tertegun saat membaca WA dari seorang teman yang mengingatkan,
“Bersyukurlah jika masih memiliki sumber penghasilan, baik itu gaji atau ada keluarga yang menopang. Tetapi sebagian besar blogger sudah merasakan kesulitan, ada yang sudah kehabisan beras dll. Karena itu berpikiran positif terhadap teman-teman kita yang sedang mencari nfkah dengan daya yang ada termasuk mempergunakan sosial medianya. Mudah-mudahan Allah SWT membuka pintu rejeki bagi kita semua. Aamiin YRA.”
Chat bertanggal 28 Maret 2020 ini membuktikan begitu cepatnya wabah Covid-19 menghantam segala sendi-sendi kehidupan kita ( sebab belum 1 bulan, Presiden Jokowi mengumumkan Indonesia positif Covid-19 ), tak hanya kesehatan namun juga ekonomi. Sejak diumumkan itu saya sendiri segera mengambil langkah penghematan demi menjaga ketahanan pangan di rumah sebab kita tak tahu kapan bencana ini akan berakhir sementara itu hidup harus terus berlanjut.
Yang pertama berubah adalah bagaimana kami menyikapi sisa nasi yang seringnya masih banyak saat keesokan harinya. Biasanya Nenek akan menjemur hingga kering dan menggorengnya jadi cemilan intip yang dinikmatinya sendiri. Kali ini kami memutuskan untuk mengurangi beras yang akan dimasak tiap hari.
Ternyata masih bersisa juga, kalau mau dikurangi lagi rasanya kok ga mungkin. Jadi sisa nasi keesokan paginya selalu diolah. Entah jadi nasi goreng atau nasi bakar.
Nah untuk sayurannya, kami lebih suka membuat stok masakan demi berjaga-jaga jika sampai terjadi kelangkaan stok sayur di pasar. Tidak semua sayur bisa disimpan dalam waktu yang lama, sayur seperti bayam atau kangkung hanya bisa diolah dan dimakan saat itu saja.
Beberapa jenis sayur yang bisa disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama (baik mentah maupun sudah dimasak), antara lain kacang panjang, buncis, wortel, jagung, brokoli. Setelah diolah, masih bisa disimpan di kulkas untuk jangka waktu semingguan. Tidak lebih dari seminggu, bukan karena busuk tapi karena sudah habis LOL.
Di Pasar Kaget, harga sayuran hingga sekarang masih stabil dan kami juga tidak bikin stok berlebihan, ya karena dana yang ada juga tidak berlebihan. Biasanya saya beli masing-masing Rp. 5 ribu dan itu bisa jadi stok lauk untuk beberapa hari. Begitulah akhirnya di rumah lebih memilih untuk memasak sayur tumis buncis dan wortel sebagai lauk sayur yang harus ada di kulkas.
Bumbunyapun mudah,hanya bawang merah, bawang putih, daun salam dan laos.
Cara membuatnya:
Buncis, wortel, dipotong memanjang dan kecil-kecil.
Bawang merah, bawang putih diiris tipis-tipis, bukan diulek.
Daun salam cukup 2 lembar
Laos seiris. Dan tentunya garam.
Bawang putih, bawang merah ditumis hingga mengeluarkan bau gurih
Lantas masukkan wortel dan buncis, tambah air secukupnya agar sayuran matang.
Setelah itu masukkan daun salam serta laos.
Aduk dan diamkan sejenak hingga sayur matang,
Masukkan garam dan koreksi rasa.
Olahan awal ini selain jadi teman menyantap nasi, juga bisa jadi topping telur dadar, mie kuah dan jadi campuran mie goreng.
Supaya tidak bosan bisa juga dikombinasi dengan jagung, sosis dan baksoSaya pernah mengkombinasinya dengan scramble egg dan malah jadi teringat lauk ini biasa dibuat Ibu saat kami masih kecil.
Banyak kan alternatif menyantapnya.
Beginilah upaya kami menjaga ketahanan pangan keluarga. Semoga bisa jadi ide bagi teman-teman sekalian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H