Mohon tunggu...
Dee Daveenaar
Dee Daveenaar Mohon Tunggu... Administrasi - Digital Mom - Online Shop, Blogger, Financial Planner

Tuhan yang kami sebut dengan berbagai nama, dan kami sembah dengan berbagai cara, jauhkanlah kami dari sifat saling melecehkan. Amin.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Remaja Swedia Jadi Influencer Climate Change, Remaja Indonesia Jadi Pembunuh, Ada Apa dengan Pola Asuh Kita?

16 Maret 2020   13:05 Diperbarui: 16 Maret 2020   13:08 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Batam Tribunnews (kiri: kepsek

"daddy bondage"

Walaupun sedikit membingungkan namun kata "dad" yang acap dituliskan semacam memberikan kesan bahwa segala kemuraman sikap NF yang disebabkan hubungan yang tidak harmonis antara gadis itu dengan ayahnya. Konon NF berasal dari keluarga broken home. NF tinggal bersama ayah dan ibu tirinya.

Seorang grafolog Ferra Ferial ( ahli membaca tulisan tangan ) membuat analisa bahwa  NF sebenarnya anak yang cerdas, jujur, dan percaya diri. Itulah mengapa ia tau apa yang akan terjadi dan apa yang akan dia lakukan. 

Terbukti bahwa dia menyerahkan dirinya sendiri kekantor polisi dan diperjalanan sempat menulis status di medsos: penjara/rehabilitasi? Diapun tau bahwa mengendalikan emosinya sendiri itu sulit. Cerdas, berbakat, dengan emosi & pikiran tidak stabil.. Taulah ya arahnya kemana. Ferra Ferial melanjutkan analisanya.

Jelas ada gangguan kejiwaan, tapi semua tetap harus didalami lagi. Apakah ia psikopat atau bukan perlu ada ahli kejiwaan yang mendampinginya. Juga harus digali dari pihak keluarga. Selama ini saya pun bertanya-tanya.. Kemana bapaknya? Bisa jadi kuncinya disana..

Pertanyaan yang juga ada di benak ini, ada apa dengan bapaknya? Kemana ibunya? Bagaimanapun suatu perkawinan tercerai berai, naluri orangtua harusnya tetap ada untuk melindungi dan merawat anaknya.

Kasus ini bukti nyata pentingnya peran keluarga. Bahkan tak hanya kasus ini, kasus bully yang dilakukan 3 siswa lelaki pada temannya yang difabel juga membuat saya bertanya-tanya apa sih yang diajarkan orangtua pada anak-anak pembully itu hingga tak memiliki empati pada temannya yang difabel? 

Demikian juga saat Nadia mengalami bully dari teman-teman sekolahnya. Landasan moral macam apa yang dimiliki para pembully itu hingga tidak ada jiwa kasih sayang dan toleransi dalam dirinya.

sumber: Batam Tribunnews (kiri: kepsek
sumber: Batam Tribunnews (kiri: kepsek
Kasus semacam yang dialami Nadia pernah dialami oleh anak saya ketika dia duduk di bangku SMP. Suatu pagi dia meringkuk di tempat tidurnya dan mengatakan tak mau sekolah. Tubuhnya gemetar hingga dengan perlahan saya tanyakan kenapa?

Ketika dia mengatakan bahwa satu sekolah memusuhinya, saya pikir apa mungkin begitu? Kenapa tak melapor ke guru BP? Dia menjawab sudah namun guru BP tidak melakukan tindakan apa-apa. 

Baiklah, saya percaya anak saya jadi  segera berusaha memindahkannya ke sekolah lain padahal itu 1 bulan sebelum kenaikan kelas. Ini membuat saya dipanggil kepala sekolah dan ketika saya datang, sungguh saya jadi merinding melihat bagaimana seluruh siswa sekolah itu keluar dari ruangan kelasnya. Dari lantai 1 hingga lantai 3. Kepala sekolah menerangkan bahwa ia pernah menanyai anak saya tapi anak anda aneh, Bu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun