"Saya palingan minum kalau Tahun Baruan bu. Saya tertarik sama prospek keuntungannya, Bu." Jelasnya.
Saya jadi ingin eksplore masalah decision making dari orangtuanya, bagaimana mungkin bisa mempercayakan uang sebanyak itu pada anaknya yang masih sangat muda.
Jadi kamu bikin semacam business proposal gitu ke ortu, lantas ada sesi tanya jawab dan di approve?, Saya nanya.
"Engga gitu bu, papa taruh dana sekian M untuk keperluan anak-anaknya di suatu rekening yang dipegang Personal Assistant nya. Nah anak-anaknya yang sudah 17 tahun ke atas boleh pakai.Saya cukup bilang ke PA nya aja. Papa jarang di Jakarta, keliling Indonesia periksain pabrik-pabriknya." Jelasnya
Gleek, jadi inget teman-teman yang businessnya dah jalan tapi perlu tambahan modal. Carinya susah banget.Nih anak tinggal bilang ke PA bapaknya, yeah nasib orang memang beda-beda ya.
Terus punya bisnis segitu prospektifnya kok masih narik taksi online?
Dia ketawa, "Lumayan Bu, biar gak kelayapan ga jelas gitu. Dengan pergi ke wilayah-wilayah lain dari Jakarta, seperti refreshing gitu."
Wah jadi inget ma supir takol lain yang ngeluh kecapekan narik taksi di tengah kemacetan Jakarta. But somehow malah salut ma anak ini, punya duit banyak, punya bisnis yang prospektif tapi masih mau narik Taksi Online.
Well, terus terang I think I am lucky enough having some chat with this young man. We could learn from other life isn't it.
Akhirnya pas sampai tempat tujuan, secara otomatis karena sudah kebiasaan, Â saya kasih tips Rp. 5 ribu biarpun tahu dia horang kayah. Betapa kagetnya saya saat dia berkali-kali mengucapkan terimakasih.