Sudah lama saya tidak mendengar kiprah BULOG tepatnya  pasca Reformasi. Tiap kali ada operasi pasar, kalau di Jakarta yang turun tangan Pemerintah Provinsi. Menteri Pertanian sering naik panggung untuk membahas produk-produk pertanian.Â
Ketika beras diributkan antara Pemerintah yang akan membuka keran impor sementara DPR menganggap pembukaan keran impor beras belum diperlukan, yang tampil di forum malah Menteri Perdagangan. Jadi ke manakah BULOG?
Event KITA Ngopiwriting  Kompasiana yang membahas  Strategi Bulog Perkuat Sektor Komersial pada tanggal 03 Mei 2018 di Kanakawa Cafe, Jakarta semacam menjawab pertanyaan-pertanyaan saya ini. Apalagi dalam brief jelas disebutkan bisnis komersial Bulog. Sepertinya ini merupakan line business baru dari Bulog.
Jadi rupanya seiring dengan reformasi tahun 1998 lalu Bulog juga mengalami perubahan fungsi yang cukup besar. Bulog yang tadinya LPMD (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa) Multi Komoditas menjadi LPMD Pengelolaan Beras yang semuanya dituangkan dalam Letter of Intent dengan IMF.
Pada tahun 2003 badan usaha berubah dari LPMD menjadi Perusahaan Umum. Badan tahun 2015 Bulog diberi tambahan komoditas kelolaan menjadi Padi, Kedelai, Jagung. Pada tahun 2016 Bulog menjadi BUMN. Dan berdasarkan Perpres 48 tahun 2016 tentang Penugasan kepada Perum Bulog dalam Menjaga Ketahanan Pangan.
- PSO
- Melaksanakan stabilisasi harga beberapa komoditas mulai dari tingkat produsen, konsumen maupun menjaga stock pasa jumlah tertentu agar dapat melaksanakan operasi pasar jika dibutuhkan,
- KOMERSIAL:
- Perdagangan Komoditi
- Unit Bisnis
- Â Anak Perusahaan dalam hal ini bergerak dalam jasa logistik.
Intinya, selain melaksanakan stabilisasi harga, Bulog juga harus mampu membiayai diri sendiri dimana ada 4.300 karyawan yang bergantung hidup pada Bulog.
Dengan akses yang terbuka luas, baik pada Produsen maupun jalur distribusi, sebenarnya tidak terlalu sulit bagi Bulog untuk Goes Commercial, sehingga BULOG Â berpeluang besar mendapatkan harga terbaik pada produk-produk komersialnya. Produk KITA BULOG juga melakukan kerjasama dan sinergi dengan BUMN dan pihak swasta untuk mendapatkan kualitas terbaik.
Menyasar sektor Horeka (Hotel, Restoran,Katering) sebagai pasar utamanya merupakan strategi yang ciamik. Hingga membuat tingkat penjualan Bulog terus meningkat dimana berdasarkan laporan keuangannya (belum ada laporan keuangan 2017).
2016: Rp. 34.761 (dalam Milyar  Rupiah)