Mohon tunggu...
Dee Daveenaar
Dee Daveenaar Mohon Tunggu... Administrasi - Digital Mom - Online Shop, Blogger, Financial Planner

Tuhan yang kami sebut dengan berbagai nama, dan kami sembah dengan berbagai cara, jauhkanlah kami dari sifat saling melecehkan. Amin.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menulis Resolusi 2018 Anti Gagal

31 Desember 2017   15:50 Diperbarui: 31 Desember 2017   15:54 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti biasa, menjelang pergantian tahun, demam membuat Resolusi akan dimulai. Saya katakan demam karena kenyataannya, menurut penelitian yang dilakukan sebuah Universitas di London sampai tutup tahun terkait yang berhasil mencapai resolusinya hanya 8%. Yang lain bahkan sudah mangkrak sejak bulan Februari dimana sebab utamanya karena masalah penundaan dan akibat tidak memiliki tolok ukur yang tepat. Mungkin tepatnya, bermimpi tanpa sadar diri

Jangan Lupa Bersyukur Sebelum Menulis Resolusi

Makanya tak heran seorang teman mengatakan, "Daripada membuat resolusi, saya lebih memilih mengucap syukur atas tahun yang telah dilewati." Saya sangat setuju dengan apa yang dikatakannya mengingat tahun 2017 adalah tahun yang berat bagi saya. Sebuah penyakit sukses menempatkan diri ini antara hidup dan mati. Terbaring tanpa daya selama 17 hari dan semua berawal di hari pertama Ramadhan, tepat pk 07 pagj muntah 5 kali disusul seluruh badan bergetar bahkan muka turut bergetar hingga  jantung berdentam kencang. Lucunya waktu itu saya mengira ini sekedar keracunan makanan sahur. Beberapa hari setelahnya tetap tak bisa kumulai berpuasa, sekujur tubuh menolak makanan. Mulut serasa sedang dalam kondisi "Pause" mode on.  Saya sanggup berhari-hari tak makan dan hanya tergeletak di pembaringan.

Akhirnya saat saya tuliskan kondisi ini di Facebook dan 95 teman menyarankan untuk pergi ke dokter. Yup 95 orang teman FB memberikan simpatinya padahal biasanya saat menuliskan status di FB tak seramai itu tanggapannya. Terus terang  saya jadi terharu. Plis deh ini teman yang hanya ketemu di dunia maya, terbujur dari Sabang hingga Merauke bahkan hingga ke Luar Negeri. Jadilah saya pergi ke dokter dengan kondisi tubuh amburadul. Untuk berpindah dari duduk ke berdiri di atas timbangan, kepala rasanya berputar. Dan makin berputar menyadari betapa banyaknya Berat Badan (BB) yang berkurang. Dokter yang terharu hingga menggenggam tanganku dan mengelus-elus membuatku sadar betapa gawatnya kondisi kesehatanku. Tanpa membuang waktu dokter  menjadwalkan  check up kesehatan secara komperehensif tan[a procedure puasa.Berdasarkan hasil pemeriksaaan laboratorium, dokter meresepkan obat bagi saya yang menderita diabetes, hipertensi, kolesterol dan asam urat. Yes, great semua penyakit kumpul jadi satu. Diabetes (kondisi gula darah ) yang tinggi menjadi semacam pemicu bagi penyakit-penyakit yang lain, diabetes bahkan dijuluki sebagai ibu dari semua penyakit.

Kondisi kesehatan sedemikian rupa dan terjadi pada bulan Ramadhan membuat keimanan jadi bertanya-tanya.Kesalahan apakah yang telah kuperbuat hingga aku "tak boleh" berpuasa? Apakah Tuhan tak sudi menerima puasaku?

Lagi-lagi seorang teman Facebook menasehatiku demikian.  Tak salah kan jika lagi-lagi saya merasa bersyukur pada kualitas pertemanan di FB.

Setelah mendapat lampu hijau dari dokter lain (saya mencari second opinion ke dokter lain) yang mengizinkan saya berpuasa dan dengan santai menjelaskan, "kalau enggak kuat ya tinggal berbuka saja.".

 Mulailah saya berpuasa. Ternyata saya survive, sayapun melanjutkan puasa.

Saya merasa sakit saya itu selain karena kelalaian diri sendiri juga menjadi wake up call untuk melakukan semua secara seimbang. Mencermati asupan makan, lebih baik tidak makan daripada memasukkan makanan yang akan mengurangi kualitas kesehatan. Yap, terkadang karena kesibukan kita jadi makan yang ada di dekat kita. Padahal sebenarnya tubuh kuat kok jika kita mengurangi asupan makanan kita. Tapi tubuh suatu saat akan menjerit jika kita terus menerus memasukkan makanan yang tidak menyehatkan. Terutama berkaitan dengan gula, minyak dan kolesterol, karbohidrat berlebihan. Kurang asupan sayur dan buah.

Dua minggu kemudian saat kontrol ke dokter, ternyata semua indikator kesehatan sudah masuk pada garis normal. Dokter mengurangi obat saya dari 5 jenis jadi 3 jenis. Dan suatu hari saat obat sebenarnya sudah habis, saya harus menghadiri acara halal bihalal komunitas. Lucunya saya salah jalan, tempat yang seharusnya dapat saya tempuh dengan berjalan kaki dalam waktu singkat jadi panjang dan berliku saat di tempuh. Sampai di tempat acara makan-makan sudah dimulai, saya yang sampai dengan gemetaran gak buang waktu langsung ikut makan. Setelah perut terisi barulah bisa mulai berbaur dengan teman-teman. LOL. Tak tahunya satu jam kemudian, ada pak dokter di sudut ruangan yang menyediakan layanan pemeriksaan Gula Darah dan Tekanan Darah. Menakjubkan saat angka yang muncul 120.

 "Wah ini bagus, kan abis makan-makan. Pertahankan ya, "kata pak dokter.

Yang kepikiran oleh saya adalah jalan panjang yang ditempuh menuju tempat pertemuan, "ahh, nih badan memang kudu digerakkan seperti tadi ya.Agar semua asupan makanan bisa diolah jadi energi"

Besoknya pas jadwal kontrol ke dokter, saya ceritakan kondisi ini dengan gembira. Tentunya tidak cerita bahwa tidak konsumsi obat karena sudah habis. Kali ini dokter meresepkan aneka vitamin yang membuat saya teringat bahwa vitamin-vitamin ini terdapat dalam Theragran M    

 Saya berkonsultasi pada dokter untuk mengkonsumsinya dan skip beberapa vitamin darinya. Ternyata dokter tidak keberatan karena kandungan Theragran-M melampaui vitamin yang diberikan, jugaTheragran Mdengan kandungan Kalsium Pantotenat dan vitamin C mengelola serta menurunkankolesterol dan kadar gula darah.  Sudah pasti Theragran M- vitamin yang bagus untuk masa pertumbuhan.

theragran
theragran
Fakta bahwa tiap butir Theragran Mmengandung salut gula, saya sikapi dengan merendamnya sebentar dalam air putih. Manakala salut gula sudah menipis barulah Theragran M saya konsumsi.

sumber: livestrong
sumber: livestrong
Sudah diberi kesembuhan dari sakit, Manfaatkan tiap detik yang Dimiliki. Mulailah menulis Resolusi. Agar Hidup Tidak Tersia-siakan. Resolusi dengan tolok ukur yang jelas sesuai dengan kemampuan yang kita  miliki.

 Resolusi untuk Mengorganisir Dunia Digital Saya Berarti Resolusi pada 3 Dunia.

Tak terasa selain jadi blogger, saya juga jadi penulis fiksi online dan memiliki business online. Semua tanpa rencana, semua berjalan alami. Tetiba sudah tergabung dengan 4 perusahaan ecommerce dan 20 grup FB pastinya jemari dan hari saya cukup disibukkan dengan aktifitas upload, menjawab pertanyaan dari customer serta packing dan kirim ke perusahaan ekspedisi.

Saat sakit saya tak punya ekspektasi apa-apa dengan bisnis OS,  apalagi rencana dari sebelum Ramadhan tak dapat dieksekusi karena terlalu lemah untuk melakukan apapun. Namun menjelang 5 hari sebelum Lebaran,  keajaiban demi keajaiban terjadi. Seperti saat itu, pada hari Minggu, saya mengupload 31 barang dagangan ke FB grup. Jam 10 pagi upload, Jam 12 siang belum ada yang menanggapi. Demikian seterusnya hingga saya hanya bisa pasrah, lagian mungkin orang sudah bersiap mudik. Pk. 3 pagi bangun buat sahur, tak lupa disambi dengan menyalakan Smartphone. Alangkah kagetnya mendengar bunyi ting-ting tanpa henti. Ternyata dari para peminat dagangan saya. Tepat menjelang Subuh, 31 item ludes dan informasi harga serta ongkos kirim sudah disampaikan. Menjelang pk 06 pagi, semua sudah kelar mentransfer. Greaat, ini apa sih, pasar yang absurd. Emak-emak belanja sembari sahur.

Saya mencoba untuk turunkan 18 item lagi, responsenya sama. Dagangan ludes. Alhamdulillah dagangan dua hari bisa buat Lebaran.

Cerita belum usai, beberapa hari usai Lebaran, ada notif melalui email. Honor menulis novel online sudah keluar. Besarnya tak kalah dengan honor menulis novel dunia nyata. Di lain pihak order sebagai buzzer maupun marcom peluncuran suatu coffee juga masuk.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Beberapa fakta atas pencapaian dalam 3 bidang online ini membuat saya harus mengorganisir semua agar bisa mencapai hasil yang optimal.

Penajaman visi dan misi harus dilakukan sebagai Online Shop, apalagi dapat email begini dari Lazada yang menguasai 34% pasar ecommerce di Indonesia. Bahwa ada 2 seller yang bisa meraih omset 12,000 barang membuat saya menyadari "jika orang lain bisa, seharusnya kita bisa."

sumber: email lazada
sumber: email lazada

Saya yakin bahwa seller tersebut pasti menjual barang yang kecil dan tidak mahal sehingga diminati banyak orang. Saya pun mulai berhitung, barang apa yang akan saya jual di tahun 2018. Dan eureka, sudah terpikir untuk  mengisi etalase online saya dengan item yang durable dan consumptive

Aktifitas OS ini cukup menyita waktu hingga aktifitas sebagai blogger jadi keteteran. Padahal seorang blogger zaman now selain menulis juga perlu melakukan anjang sana ke blog lain agar blognya dikunjungi dan dikomeni. Sesuatu yang tidak bisa saya lakukan. Padahal saya ingin berbagi cerita. Jadi saya terpikir untuk menyiasatinya. Dengan menulis di Kompasiana, media yang mengutamakan konten di atas segala. Kompasiana yang memiiki rangking cukup tinggi sebagai media online. Jadi paling tidak misi spread the wisdombisa difasilitasi di Kompasiana. Lagipula Kompasiana sudah lebih terbuka, tempo hari pemenang blog competition smartphone Lunapun menuliskan kisahnya di Kompasiana.

Paling tidak, dengan cara demikian saya bisa bekerja sesuai prioritas. Pada tahun 2017 ini saya sudah bisa melahirkan novel online berbayar pertama. Tahun 2018, saya ingin menjajal wattpad dalam menuliskan dua novel online.

dokumen pri
dokumen pri
Jika dilihat resolusi saya ini tidak muluk-muluk, semua terukur dan achievable. Ada satu hal dimana saya meletakkan harapan besar tapi tidak berani menulisikan dalam bentuk resolusi adalah ini.

koleksi pribadi
koleksi pribadi
Seorang lelaki yang mulai dekat justru saat saya sakit sungguh menenangkan. Apalagi dia tadinya sekedar jadi pembeli dagangan properti saya. Dikira usai transaksi pada Maret 2017 maka hubungan akan kelar. Gak tahunya, saat saya sakit dia perhatian banget.  Tapi khusus yang ini tak akan dibuat resolusi karena masalah hati tak perlukan dijadikan target. Biarlah ia mengalir hingga ke ujung cerita.  

Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Theragran-M.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun