Mohon tunggu...
Dee Daveenaar
Dee Daveenaar Mohon Tunggu... Administrasi - Digital Mom - Online Shop, Blogger, Financial Planner

Tuhan yang kami sebut dengan berbagai nama, dan kami sembah dengan berbagai cara, jauhkanlah kami dari sifat saling melecehkan. Amin.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mari Bersama Sudahi Kekerasan pada Perempuan dan Anak

6 Januari 2017   15:27 Diperbarui: 6 Januari 2017   15:33 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baru pacaran sudah main tangan bisa dipastikan saat menikah sang perempuan bakalan dijadikan sangsak (karung tinju),

Kenapa pihak perempuan mau saja diperlakukan begitu padahal dia cantik sementara si lelaki katro,

Kenapa si lelaki dalam usia yang masih muda sudah main tangan?

Para komentator sepakat biasanya si anak lelaki melihat contoh di rumah. Ayah yang memukuli Ibunya dan Ibu hanya bisa diam.Akhirnya perilaku itu dianggap perilaku normal,

Banyak orangtua yang kurang membimbing pergaulan anaknya. Mereka cenderung tidak perduli. Pernah saya berdiskusi dengan seorang kepala sekolah SMP Negeri di Jakarta. Menurut beliau ada peralihan sikap dari para orangtua murid dalam memberikan perhatian pada anaknya. Semenjak ada program bebas biaya pendidikan, sejak itu orangtua sangat kurang perhatian pada anaknya. Sungguh ironis jika mencoba mengartikan bahwa sebelumnya para orangtua memiliki perhatian yang intense karena merasa sudah mengeluarkan biaya. Setelah biaya ditanggung Negara maka urusan membimbing anak dianggap 100% tanggung jawab Guru?

Menyedihkan sekali.

Sinyalemen yang saya sampaikan ternyata dibenarkan oleh teman-teman saya yang berprofesi sebagai Guru. Para Guru dituntut oleh orangtua murid untuk mengurusi segala hal yang terkait dengan anak mereka. Orangtua lupa bahwa mereka harus membangun kedekatan dengan para anaknya. Memberikan bimbingan budi pekerti dan rohani.

Saya tadinya hanya mencermati maraknya berita kekeresan terhadap perempuan dan anak yang makin sering tampil. Seorang gadis SMP diperkosa 16 teman sebaya dan anehnya ketika ditangkap, orangtua mereka malah sibuk membela. Seorang gadis yang menjaga kehormatannya malah dinodai dan dibunuh dengan cara yang sadis oleh kekasihnya sendiri. Namun mengetahui angkanya yang begitu tinggi sebagaimana yang diinformasikan oleh Komnas Perempuan adalah mengerikan. Sepertinya ada yang salah dalam masyarakat kita. Saya pikir ada beberapa langkah yang bersama-sama bisa kita upayakan:

Menjadi anggota masyarakat yang peduli pada lingkungan sekitarnya.

 Setelah kejadian di atas, saya memutuskan akan campur tangan jika terjadi kekerasan pada perempuan dan anak yang dilakukan di ruang publik.

Mengingatkan pada orangtua bahwa anak adalah amanah dan titipan dari Allah yang kelak harus dipertanggung jawabkan. Salah satu cara penyampaian adalah melalui mempererat hubungan  orangtua-guru-murid misalnya pada setiap usai liburan semester ada pertemuan tripartit. Pengambilan raport harus dilakukan oleh orang tua tidak boleh diwakilkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun