Mohon tunggu...
Dee Daveenaar
Dee Daveenaar Mohon Tunggu... Administrasi - Digital Mom - Online Shop, Blogger, Financial Planner

Tuhan yang kami sebut dengan berbagai nama, dan kami sembah dengan berbagai cara, jauhkanlah kami dari sifat saling melecehkan. Amin.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tips Sukses Bagi Uangku dalam Menembus Bisnis Belanja Online

31 Desember 2016   19:12 Diperbarui: 31 Desember 2016   19:28 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ramainya Dunia Belanja Online

TIngginya tingkat pemakaian internet di Indonesia membawa dampak cukup signifikan pada perilaku manusia, terutama dengan adanya aneka kemudahan dalam melakukan berbagai aktifitas hanya dalam satu genggaman. Salah satu perubahan perilaku yang berkembang pesat adalah Belanja Online. Tanpa beranjak dari tempat kita, berbagai barang bisa dilihat dan kemudian dibeli. Saya sendiri tadinya tak mengira betapa besarnya omset belanja online hingga suatu hari melihat data omset biaya logistik atau kurir atas pengangkutan bisnis online shop ( OS ) yang mencapai angka APBN Republik ini. Lah kalau ongkirnya bisa sebesar APBN, bagaimana dengan total transaksi  belanja online? Pasti lebih besar lagi sebab tak mungkin ada pembeli online yang mau membayar ongkir lebih besar dari harga barang. 

Bapak Irwan Tanuwijaya - salah satu e-commerce terkemuka menyatakan omset/ bulan mencapai Rp. 1 Trilyun. Suatu angka yang fantastis bukan? Apalagi jika mengingat e-commercenya dibangun dari Nol. Saat ini e-commerce yang berkecimpung dalam Belanja Online cukup banyak, jika ada perusahaan yang merupakan perusahaan yang dibangun sendiri. Banyak e-commerce belanja online yang didirikan oleh perusahaan besar multinational. Beberapa perusahaan dengan sangat berani memberikan fasilitas Free Ongkir se Indonesia. 

Tentunya hal ini menjadi sebuah gimmick yang luar biasa bagi emak-emak doyan bisnis. Jadilah kami yang sampai membuat grup Facebook dengan anggota sekitar 1000 orang berdagang barang-barang dari e-commerce baru yang sedang bakar duit. Bakar duit itu istilah hits nya dalam membahas para e-commerce yang berlomba memberikan aneka fasilitas dari harga miring hingga free ongkir, sebab sebenarnya kami pun bertanya-tanya bagaimana perusahaan itu dapat untung. Jika ada 1,000 pedagang berkumpul bisa dibayangkan berapa besarnya omset grup tersebut. Ada masanya orderan saya membludak dari para teman yang mukim di Indonesia bagian Timur dan Barat. Iseng-iseng saya cek ongkir pada e-commerce lain yang menyediakan barang yang sama tapi mengenakan ongkir. Astaga kena Rp. 1juta lebih.

Keamanan yang Dibangun E-commerce

Pada e-commerce semacam di atas bagaimana kita tidak percaya? Selain menyandang nama besar dari suatu grup perusahaan ternama, secara harga/ biaya malahan dia yang rugi bukan kita. E-commerce tersebut ternyata seperti e-commerce e-commerce lainnya, sedikit bahkan sama sekali tidak menyediakan barang sendiri, semua barang disediakan supplier yang memiliki akun di e-commerce itu. Jadi anggota tiap e-commerce sebenarnya merupakan kumpulan dari supplier yang dikategorikan sebagai Usaha Kecil Menengah (UKM). Ada sebuah e-commerce yang memiliki anggota hingga 500,000 anggota. Sebuah e-commerce selalu  menyediakan suatu rekening penampungan pembayaran yang merupakan rekening bersama. Semua transaksi pembelian langsung meluncur ke rekening PT e-commerce yang segera menyampaikan order pada supplier. Supplier memproses serta mengirimkan order, dia mengirim no resi pada admin e-commerce yang kemudian meneruskannya pada customer. Admin masih memantau sistim pengiriman jadi posisi barang bisa diketahui secara akurat. Begitu barang sampai, pembeli masih diberi kesempatan untuk complain. Barang yang bebas complain, baru dibayar. Demikianlah e-commerce menjaga keamanan dan kenyamanan customernya.

Menjelang Ramadhan, saya mencoba membuka akun di suatu e-commerce yang menyediakan fasilitas free ongkir sampai Rp. 30 ribu per paket. Pilihan yang saya ambil untuk memperbesar omset itu ternyata langkah yang tepat apalagi produk yang sedang digenjot adalah paket kue kering. Jadilah omset dalam seminggu bisa nyundul angka segini. Angka yang fantastis bagi pengusaha kecil macam saya. Dan rasanya harus berterimakasih pada e-commerce itu.

dokpri
dokpri
Jadi bagaimana UANGKU membidik pasarnya dalam situasi hingar bingar dunia belanja online?

Mayoritas e-commerce yang ada sudah menerapkan pengamanan yang berlapis berkaitan dengan pembayaran dari customer agar menjadi Online Shop Terpercaya,  membuat program unggulan dari payment request  Uangku bakalan menemukan rintangan yang tidak kecil.

Saya lantas teringat sekitar 2 tahun lalu, kami para blogger diundang untuk pengenalan suatu aplikasi Rekening Bersama, namanya *Pay*. Sayangnya nama itu tak pernah terdengar, mungkin ini yang dinamakan layu sebelum berkembang. Makanya saya mengharapkan supaya UANGKU sudah mengantisipasi masalah-masalah di atas dan siap menaklukan pasar Belanja Online. Kenapa saya mengharapkan kesuksesan UANGKU? Ya karena saya adalah pengguna setia Smartfren dan bertahun menikmati layanan yang memuaskan.

Saya yakin Uangku yang dibesut Smartfren  tentunya memiliki sumber daya yang optimal dan sudah siap dengan berbagai terobosan untuk mengantisipasi pasar.  Saat ini paling tidak masih ada satu e-commerce besar yang tidak memiliki Rekening Bersama, coba saja kerjasama dengan e-commerce tersebut. Soalnya saya lumayan pusing gelar lapak di sana. Lah barangnya laris manis sampai dapat bintang dari e–commerce itu tapi semua transaksi harus dilakukan secara COD (Cash On Delivery), padahal antara pembeli dengan penjual terbentang jarak yang cukup jauh semisal dari Pancoran ke Lebak Bulus. Dengan margin sekitar Rp. 20 ribu/ pieces, pedagang mana yang mau ketemuan?

dokpri
dokpri
Selain itu para pedagang online baik perorangan (baik akun pribadi maupun dalam bentuk Fan Page) maupun dalam grup yang gelar lapak pada media sosial seperti  Facebook dan Instagram juga merupakan pasar yang potensial. Satu grup FB umumnya terdiri dari sekitar seribuan hingga 200 ribu anggota. Mereka berdagang online tanpa adanya rekening bersama. Kepercayaan adalah kuncinya. Sayangnya banyak yang mengambil manfaat dengan  melakukan tindakan penipuan maka setiap hari dalam berbagai grup yang saya ikuti sering muncul hal-hal seperti di atas,

Saya rasa jika Uangku menggandeng grup-grup demikian, pasti akan disambut dengan senang hati. Di bawah adalah postingan dari Admin suatu Grup dalam rangka mengantisipasi tindakan penipuan yang terus marak

dokpri
dokpri
Saran lain adalah dengan memperbanyak merchant Pay with QR jangan hanya kafe dan resto semata. Jika Loyality Card yang diberikan suatu perusahaan asuransi memberikan diskon untuk pembelian tiket pesawat dan hotel. Juga diskon untuk mengambil paket check up di Rumah Sakit. Rasanya hal tersebut bukan hal yang sulit bagi Uangku yang dinaungi Grup Besar. Sukses untuk aplikasi Uangku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun