Saat ini ketidakpastian begitu lekat mengakrabi hidup kita.Tak ada sekat negara jika membicarakan ketidakpastian. Seperti anjloknya harga minyak dunia belakangan ini hingga harga seliter BBM lebih murah dari harga seliter air mineral yang membuat banyak perusahaan minyak dunia gulung tikar. Beberapa teman yang bekerja sebagai engineer di perusahaan minyak manca negara terpaksa pulang ke Indonesia akibat gelombang PHK. Seorang teman bercerita, hal pertama yang dilakukannya saat kembali ke Indonesia adalah membeli asuransi pendidikan bagi anaknya.Sedikit terlambat bukan? Mengingat penghasilan seorang engineer di perusahaan minyak manca negara itu di atas Rp 100 juta. Apalagi teman tersebut sudah bekerja di Luar Negeri bertahun lamanya.
Walaupun terlambat, ternyata lebih baik daripada tidak sama sekali dibandingkan nasib seorang kenalan yang lain. Sama-sama bekerja di perusahaan minyak namun yang ini di Indonesia. Perusahaan tempatnya bekerja juga gulung tikar namun apesnya mereka tidak memberikan pesangon sama sekali. Pembayaran pesangon dijanjikan jika retur pajak terealisir.Sungguh mengherankan PHK demikian bisa lolos dari pengawasan Kemenaker atau instansi terkait.Kita sudah lihat betapa Pemerintah sangat menggalakan penerimaan Negara dari sektor pajak jadi menanti retur pajak itu seperti menunggu Godot (menanti sesuatu yang tak mungkin muncul). Saya yakin pasti orang-orang yang bekerja si perusahaan minyak tersebut tidak mengira akan mengalami nasib buruk seperti itu. Selama ini image dari perusahaan minyak adalah tempat ideal untuk bekerja karena memberikan upah dan fasilitas di atas rata-rata.
Bagaimanapun yang terjadi pada kenalan saya itu seolah mengesahkan kenyataan bahwa yang abadi dalam hidup ini adalah perubahan. Kita perlu mengantisipasi segala ketidakpastian hari esok sejak sekarang. Dan  hanya kita bukan orang lain yang harus mengantisipasinya. Caranya adalah dengan menyisihkan sebagian dan penghasilan kita untuk diinvestasikan. Kenapa investasi? Sebab menabung saja tak cukup jika ingin mempersiapkan dana pensiun atau atau biaya pendidikan anak. Biaya hidup yang tinggi ditambah tingkat inflasi menyebabkan barang kebutuhan hidup selalu merangkak naik tiap tahunnya. Umumnya bank akan member bunga sekitar 2-5% per tahun. Tingkat inflasi rata-rata/ tahun 10% jadi kelihatan kan uang kita bakalan tergerus inflasi jika hanya mendapatkan bunga sebesar 2-5% tersebut,Â
Kinerja investasi:
Saat ini orang awam tanpa dana milyaran sudah bisa berinvestasi saham dengan memakai jasa Manajer Investasi yang berlisensi dan profesional. Banyak Manajer Investasi di pasar, tips dalam memilih Manajer Investasi harus diperhatikan: reputasi dari pengelola, kemana investasi diarahkan dan prestasi masa lalu.
Lantas berapa besar dana yang harus kita sisihkan untuk investasi tiap bulannya?
Safir Senduk dalam kelas Pengelolaan Keuangan bagi Blogger memberikan batasan 4 prioritas pengeluaran yang harus diperhatikan, yakni:
30% dari penghasilan untuk membayar cicilan, jika double income boleh sampai 40%,
10% dari penghasilan untuk tabungan dan investasi.
10% dari penghasilan untuk membeli premi asuransi.