Mohon tunggu...
Dee Daveenaar
Dee Daveenaar Mohon Tunggu... Administrasi - Digital Mom - Online Shop, Blogger, Financial Planner

Tuhan yang kami sebut dengan berbagai nama, dan kami sembah dengan berbagai cara, jauhkanlah kami dari sifat saling melecehkan. Amin.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Beraksi untuk Negeri dengan Menjadi Citizen Journalist

20 November 2014   21:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:17 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan menjadi Citizen Journalist, kita juga bisa melakukan aksi untuk Indonesia. Tuangkan pemikiran, perasaan dan kebamengenai Indonesia dalam berbagai media sosial. Biarkan viral bergerak (baru mendapatkan ilmu mengenai viral dari Reza Gardiano aka @suamimalas di kelas Citizen Journalisme Liputan 6.com awal November ini) dan saksikan bagaimana konten tulisan anda akan bergerak menembus batas lingkaran anda. Bagi saya, menuliskan dan kemudianmenguploadnya saja sudah melegakan, makanya jadi surprise yang luar biasa ketika efek viral berkembang saat menguploadnya di Kompasiana. Seperti yang dialami beberapa tulisan saya berikut:

1.Menyelamatkan Situs Trowulan

Sebuah tulisan keprihatinan akan didirikannya pabrik baja PT Manunggal Sentra Baja yang hanya berjarak 500m dari situs bersejarah tersebut. Tulisan langsung me-link ke petisi Change.org menolak pendirian pabrik baja tersebut. Akhirnya pemerintah daerah Mojokerto membatalkan izinpendirian pabrik tersebut. Menepuk dada sebagai pahlawan penyelamat lingkungan? Sama sekali tak terpikir tapi daripada saya klik sendiri petisi itu, lebih baik membuat ajakan bagi yang lain untuk berpartisipasi. Saya cukup optimis ada partisipasi klik yang cukup massif  mengingat tingkatketerbacaan 2000 hits, 55 share via Facebook .

2.Implan Payudara Termahal

Menuliskan keprihatinan bagaimana sebuah kejahatan korporasi bisa dikenakan hukuman pemiskinan melaluipasal Tindak Pidana Pencucian Uang sementara para Koruptor yang tindakannya merugikan Negara malah tidak dijerat dengan pasal demikian. Belakangan ini beberapa koruptor mulai dijerat pasal Tindak Pidana Pencucian Uang. Kasus terbaru adalah Udar Pristono pejabat Pemprov DKI yang terlibat dugaan korupsi bus Trans Jakarta dimana artis Bella Sophie yang tinggal di apartemennya juga dimintai keterangan. Tentunya terlalu naif jika beranggapan bahwa tulisan saya ini membuat para penegak hukum menerapkanpasal tersebut. Tapi rasanya melegakan bisa mengambil bagian dalam menyuarakan penegakan hukum yang tepat.

Tulisan ini kemudian dibukukan dalam Indonesia Amnesia – hasil kolaborasi berempat dengan blogger lain dalam menuliskan tentang Indonesia.

[caption id="attachment_336732" align="aligncenter" width="490" caption="Berjuang Hingga DPR - Komisi XI"][/caption]

3. Insider Story of GTIS

Menuliskan pengalaman saya sebagai mantan agen di sana yang prihatin pada jebloknya investasi emas dan tak ada tanggung jawab dari otoritas yang memberi izin operasi (padahal ada sertifikat bisnis halal dari MUI serta ada izin beroperasi dari BKPM). Padahalnilai total kerugian hingga Trilyunan dan beberapa korban meninggal karena tak kuat menghadapi kenyataan hilangnya dana mereka. Membuat saya dihubungi banyak media massa, terjadilah momen Citizen Journalisme menjadi nara sumber media mainstream.Tawaran menulis press release buat soft opening TV Bloomberg, wawancara Prime Time dengan Cherryl Tanzil serta wawancara di Kontan satu halaman. Jadi narsum Detik.com dan terakhir tulisan tersebut di hybrid di koran Bisnis Indonesia.

Pengalaman memburu tanggung jawab pemilik maupun otoritas keuangan serta keamanan hingga ke DPR dan kantor Kepresidenan membuat saya menyadari bahwa perjuangan hak kita yang berkaitan dengan hukum dan keuangan itu tidak mudah. Padahal di luar sana banyak sekali kasus investasi abal-abalyang menelan korban cukup banyak . Banyakperempuan muda yang berniat membantu perekonomian keluarga malah terjerat bisnis online abal-abal akibatnya mereka terlibat hutang hingga ratusan juta karena uang yang dipakai adalah uang orang lain. Dan cerita cinta susah senang ditanggung bersama rupanya sudah lewat. Jadilah perempuan hamil 9 bulan susah payah mengejar si penipu dan gagal. Belum cukup deritanya, begitu melahirkan dia dicerai sang suami. Perempuan muda terbaring lemah di RS karena sakit Lupus, masih dikejar-kejar customer hingga masuk kamar RS. Perempuan lain kehilangan ingatannya.

Maka takdir dan belas kasihan membawa saya berkenalan dan berjuang bahu membahu dengan teman-teman perempuan langsung on the spot jika ada kasus-kasus investasi abal-abal (walaupun saya sendiri tidak menderita kerugian). Kami sudah seperti pasukan die hard sajadalam menginvestigasi dan terjun ke lapangan yang tersebar di seantero negeri. Penghimpunan data yang termasuk pelacakan telepon, data bank yang seharusnya forbidden dan memang susah banget tapi bisa, serta pengintaian on the spot baik dilakukan sendiri maupun memanfaatkan jaringan pertemanan bahkan sampai masuk ke penjara membuat informasi selalu akurat. Dan membuat pihak yang kita minta bantuan dalam eksekusi berdecak secara ini kerjaan emak-emak semua.Nah dalam eksekusi ini, kita selalu melibatkan wartawan, terakhir kemarin bersama Anastasia Lilin dari koran Kontan. Beritanya ada di sini.

Nongkrong dan diskusi bareng para wartawan bisnis akhirnya membuahkan kesepakatan, mari membuat buku mengenai investasi abal-abal ini sebagai bentuk pembelajaran ke masyarakat. Sementara pasukan die hard tetap siaga menyapu bersih para penipu dengan next targetke Lampung. Ini masih menunggu kedatangan seorang anggota, TKW di Hongkong akhir bulan ini.

Mencari teman-teman yang satu aspirasi dan bertag line “Cinta Indonesia” membuat saya mengenai teman-teman di Global Community Nusantara – kumpulan orang-orang Indonesia yang mukim di seantero dunia tapi memiliki keperdulian pada negeridan menuliskannya pada suatu blog “indie” keroyokan. Tulisan demi tulisan dipublish membuat saya terpikir untuk membukukannya. Berhubung saya memiliki link pada beberapa major publisher, saya sempat menjual konsepnyapada mereka yang diresponse dengan antusias. Tapi saat mengirimkan naskahnya ternyata cukup membuat mereka segan karena isinya yang dianggap cukup keras. Padahal pengangkatan isue korupsi hanya sebagian kecil dari total isi buku.Oke deh siapa takut, mari kita terbitkan sendiri. Apalagi sekarang ada penerbityang bisa distribusi ke toko buku juga.

1416468203919296822
1416468203919296822

Sembari mengerjakan proses editing serta desain sampul sendiri, kami juga berjuang menghubungi pihak-pihak yang kompeten untuk memberikan endorsement. Jadilah halaman muka sampul buku diendorse Anis Baswedan melalui proses seleksi yang ketat. Dilanjutkan dengan endorsementdari budayawan Butet Kartaredjasa,analis politik Dr Sukardi Rinakit. Romo dan dosen sejarah Baskara T. Wardaya SJ. Semua memberikan endorsement yang panjang yang menandakan bahwa mereka membaca dulu dengan seksama sebelummemberikan endorsement.

[caption id="attachment_336727" align="aligncenter" width="553" caption="Berkunjung untuk Berterimakasih pada Butet K di Jogja"]

1416467242219845117
1416467242219845117
[/caption]

Maka akhirnya buku Indonesia Amnesia beredar di toko buku di awal tahun 2013 lalu. Kenapa diberi judul Indonesia Amnesia? Well, bukannya kita ini masyarakat pelupa? Sebut sajalah issue kenaikan BBM kali ini. Padahal sudah sejakera SBY soal BBM ini memang harus dinaikan karena defisit neraca perdagangan. PadahalPrabowo Subianto sendiri menyatakan jika dia menjadi Presiden maka BBM akan naik menjadi Rp. 10ribu hingga Rp. 12 ribu/ liter. Namun sekarang semua menjadi salah seorang Jokowi. Ini sekedar contoh aktual saja. Dalam buku Indonesia Amnesia, kami mengajak para pembaca untuk berpikir positif dalam membangun negeri ini. Banyak warga Indonesia menjadi warga dunia karena sepi ing pamrih rame ing gawe….mereka mengukir prestasi. Demikian juga kita mengajak untuk mencintai alam dengan menyimak ilmu nenek moyang mengenai pertanian. Dimana mereka sebenarnya sudah mengajarkan mengenai tata cara menanam dan mendayagunakan bumisehingga seharusnya kita tidak hanya tergantung pada produk-produk kimiawi.

[caption id="attachment_336729" align="aligncenter" width="336" caption="Klipping Daily News 1956"]

1416467350476157189
1416467350476157189
[/caption]

Buku yang tanpa promosi berlebihan ini ternyata laris manis. Sekali lagi jadi membayangkan efekviral dari keterbacaannya….semoga bermanfaat.

Membaca tulisan-tulisan teman di buku tersebut mengenai pertanian (padahal yang nulis Kasno alias Bekas Cino yang aktif sebagai penggiat pertanian) membuat minat saya akan pertanian menjadi meningkat. Dan akhirnya saya berkenalan serta saling mengunjungi dengan kompasianer Jawa Timur penggiat pertanian. Apakah ini akan jadi next destination? Who knows….

Saya sudah merasakan efek yang luarbiasa dari menjadi Citizen Journalist dan selalu berharap juga ada manfaatnya buat orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun