Â
Susu dikemas dalam gelas platik tertutup, lalu dibekukan
Melanjutkan artikel sebelumnya
http://www.kompasiana.com/davebekam/biotetes-dilamar-negara-tetangga_566c0d14a3afbd970d628e28
Hasilnya setelah 32 hari aplikasi, produksi susu harian dari 15 ekor yang di ujicoba minum biotetes, menunjukan produksi susu yang meningkat setiap hari, dari awal 117 liter meningkat sampai 148 liter di hari ke 25, lalu ada penurunan setelah sapi perah diberi sedikit kebebasan setiap sore, yaitu di lepas ke areal kebun rumput, lalu pagi hari di giring kembali ke kandang untuk diperah, perlakuan ini membuat produksi sedikit menurun sampai 125 liter, sehingga setelah 1 minggu kemudian, tepatnya hari ini sapi perah mulai dikandangkan lagi, supaya produksi susu meningkat kembali, rupanya sapi perah mengeluarkan energy saat dilepas, sehingga energy untuk produksi susu menjadi berkurang.
Susu sapi tahan simpan 10 jam perjalanan
Setelah 32 hari, saya coba membawa susu sapi perahan pagi sebanyak 10 liter, susu di ambil dari chiller penyimpanan stok susu lalu dikemas dalam kemasan plastic 1 liter, dimasukan dalam stereo foam box, saya bawa dari jam 12 siang, tiba di rumah pukul 10 malam, atau 10 jam perjalanan, susu tetap segar, tanpa ada masalah basi atau pecah, bukti bahwa susu tahan simpan , sebelumnya walau di simpan dalam Chiller susu sering pecah atau basi, sehingga ditolak koperasi penerima susu, susu pecah akibat peningkatan populasi bakteri atau TPC ( sebelum aplikasi biotetes ).
Inovasi Solusi
Saya kemas susu sapi dalam gelas plastic ukuran 150 ml, lalu saya masukan dalam Freezer, metode ini saya terapkan sebagai inovasi terbaru penyimpanan susu sapi, sehingga inovasi ini sangat bermanfaat bagi peternak sapi perah rakyat, yang susunya tidak tahan simpan, sehingga harus disetor ke Koperasi susu 2 kali sehari, dengan metode dibekukan maka, susu sapi bisa di kumpulkan beberapa hari sebelum disetorkan ke Koperasi, tentunya perlu waktu pembuktian di peternakan rakyat, dan saya diberikan kesempatan untuk mencobanya.
Cara penyajian susu beku diblender tanpa proses pemanasan / pasteurisasi
Kemasan 150 ml dalam gelas plastic memudahkan saya untuk memasarkannya, cara penyajian yang unik, susu di blender lalu diberi sirup sesuai selera, rasanya juara.
Â
Â
Diberi sirup Jeruk lalu di blender, bisa juga memakai sirup lain sesuai selera
Â
Susu beku + sirup siap dinikmati, tanpa perlu di masak, langsung siap saji.
Â
Rasanya SEDAAAAP banget, dan engga bikin sakit perut,engga kuatir MENCRET, rasanya JUARA.
Â
Dinar 6 tahun, suka sekali dengan susu beku yang di blender + Coklat Milo….Sedaaap.
Â
Alana 1 tahun 6 bulan, lebih suka susu blender tanpa sirup, rasa asli saja, terbukti anak-anak pun suka
Anak-anak sangat suka dengan citarasa susu sapi beku, tanpa proses pemanasan, sehingga 100 % manfaat kebaikan susu bisa diserap tubuh, dan terbukti tidak membuat sakit perut karena populasi bakteri sangat rendah, dan setelah minum susu sapi beku, badan terasa hangat dikarenakan kandungan Protein susu tinggi dan nutrisi penting dalam susu tidak ada yang hilang atau menguap.
Selama satu hari penuh saya minum susu sapi segar sebanyak 1 liter, dan tidak ada pemberontakan dalam perut, tidak mulas apalagi mencret…..aman, karena perut kita adalah laboratorium uji paling handal, bila susu sapi mengandung TPC atau Bakteri tinggi, maka dipastikan perut akan berontak engga lama kemudian pasti mencret.
Pertimbangan susu dibekukan
Rumah modern sudah pasti memiliki lemari pendingin dan blender, maka inovasi susu beku tidak menjadi kendala dalam pendistribusian dan penyimpanannya, susu beku diblender untuk mendapatkan sensasi seperti ice cream, sehingga anak-anak pasti menyukainya, apalagi rasa susu sapi ini sangat sedap, engga bau amis susu, sehingga akan disukai siapa saja, rasanya JUARA.
Mau coba susu sapi beku ? datang jo ke Johor Bahru…..he he he
Saya harapkan dalam waktu dekat bisa diujicoba di peternakan sapi perah di Indonesia dan menjadi SOLUSI buat peternak rakyat, sekaligus peluang usaha dengan prospek menjanjikan.....itu harapan saya.
Inovasi membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin
Salam inovasi
Bersambung pada inovasi berikutnya…
Artikel menarik sebelumnya
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H