Bagian ke 4
          Tanaman jagung yang berhasil dipindah tanpa strees dan tetap bisa tumbuh baik dan berbuah, berkat inovasi bioteknologi.
Bulan Januari tahun 2007 saya di minta oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo untuk mempersiapkan stand pameran kemajuan penanaman jagung di Gorontalo, yang saat itu akan di hadiri oleh Presiden RI Bapak SBY dan rombongan, sehingga saya mencoba ide untuk memindahkan tanaman jagung dari kebun percontohan yang berjarak 200 km dari kota Gorontalo tempat pameran akan diadakan.
Inovasi bioteknologi yang saya kembangkan memang bisa mengatasi stress saat transplanting tanaman padi, tetapi belum pernah di ujicobakan pada tanaman jagung, sehingga saya mencoba mempersiapkan semua tata cara dan proses pemindahan tanaman sampai bisa dipamerkan dalam keadaan tanaman jagung yang sehat dan hijau.
Tatacara pemindahan tanaman jagung saya lakukan sebagai berikut :
Â
Â
Â
Setelah selesai pameran, tanaman jagung saya pindah tanam ke halaman sebagai contoh bahwa tanaman jagung bisa tumbuh baik walau sudah mengalami perjalanan 200 km, dan tetap bisa berbuah baik.
Lalu pada tahun 2011 karena lahan yang ditanami jagung manis akan di bangun rumah kebun, sementara jagung manis sudah ditanam 30 hari dan sudah bertumbuh baik, saya merasa sayang bila harus membuang tanaman jagung manis tersebut, maka saya putuskan untuk memindahkan tanaman Jagung Manis ke lahan yang masih kosong yang hanya berjarak 10 meter dari lokasi , ini dilakukan di rumah kebun Bupati Minahasa Bp Vreeke di Tondano.
Sangat mudah saat di pindah tanamkan ,setelah itu semua tanaman di semprot dengan inovasi bioteknologi kembali.
Â
catatan : tanaman jagung biasanya akan layu setelah 1 jam di cabut walau dengan media tanam, itu karena ada akar yang putus, menyebabkan tanaman mati, karena jagung  adalah tanaman semusim yang mempunyai akar serabut muda.Â
Pekerjaan ini saya lakukan sebagai bagian dari ujicoba anti strees inovasi bioteknologi racikan saya, sesuatu yang terlihat sepele tetapi sebenarnya sangat rumit, tetapi telah di ramu sedemikian rupa menjadi teknologi yang sederhana, sehingga mudah di duplikasi, paling tidak bisa membuka peluang usaha.
Inovasi ini menjadi menarik, karena belum banyak pilihan teknologi transplanting atau pindah tanaman anti stress, inovasi ini bisa diterapkan pada komoditi tanaman perkebunan  seperti bibit kelapa sawit, bibit pohon  karet, bibit tanaman hutan dan lain-lain
Kendala saat pindah tanam bisa di atasi dengan inovasi ini, sehingga bisa menekan kematian bibit yang akan ditanam akibat stress, dengan inovasi teknologi ini saya yakin bisa menjadi solusi, sehingga tanaman yang ditanam bisa langsung tumbuh subur dan mengurangi penggunaan bibit, Â juga mengurangi pekerjaan penyulaman bibit tanaman.
Inovasi membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin.
Bersambung…..http://www.kompasiana.com/davebekam/dulu-masalah-sekarang-menjadi-berkat_560d26fe739773f3085878fd
artikel sebelumnya http://www.kompasiana.com/davebekam/siapa-bilang-orang-papua-engga-bisa-bertani_560be94bd37a611e0ab9b0a1
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI