Bagian 1
Jagung adalah komoditi penting hasil pertanian setelah tanaman padi, peranan jagung sangat besar bagi budidaya peternakan unggas, maupun ternak berkaki 4, sebagai sumber makanan bergizi yang di perlukan dalam industri pakan ternak, karena produktifitas Jagung nasional masih rendah maka import jagung menjadi pilihan, ditambah lokasi penanaman jagung yang tersebar di luar pulau Jawa, dan Pabrik pakan ternak masih terpusat di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera, menyebabkan biaya tranportasi pengangkutan jagung menjadi mahal dan sulit bersaing dengan jagung import, sementara bila bicara kualitas maka jagung lokal lebih baik dari jagung import.
Pola tanam jagung selama ini sudah di tentukan oleh produsen benih jagung hibrida maupun non hibrida, sehingga untuk meningkatkan produksi masih sangat sulit, ditambah factor kebiasaan petani menanam jagungi tidak dengan pola intensif, mereka masih mengharapkan hujan sebagai sumber air ,masih tradisional, sehingga produktifitas nya masih rendah, sedangkan bila saya pelajari masih bisa dibuat pola tanam yang lebih rapat, sehingga populasi tanaman jagung bisa lebih banyak dalam 1 hektar penanaman, jarak tanam biasa adalah 70cm x 40 cm dengan 2 biji perlubang tanam, menjadi 35.000 pohon x 2 biji = 70.000 pohon, itu kalau semua tumbuh, biasa yang tumbuh 80% sehingga populasinya menjadi 56.000 pohon per hektar, dalam perjalanan nya banyak pohon yang terkena hama, kekurangan air, dan banyak factor lain, kita anggap saja hilang lagi 20%, maka sisa tanaman yang produktif menjadi 44.800 pohon, bila yang di tanam benih menghasilkan 2 tongkol jagung, maka dapat dihasilkan 89.600 tongkol itupun biasanya hanya 60% yang bertongkol 2 ( biasa petani menanam benih 1 tongkol ) anggaplah 89.600 tongkol dengan berat pertongkol pipilan jagung 80 gr maka hasil yang di dapatkan petani adalah 7.168 kg / hektar, nah itu kalau mulus, biasanya petani mendapatkan hasil panen di bawah itu, sehingga sebagai seorang innovator saya tergerak untuk membuat inovasi pola tanam rapat.
Â
Pola tanam rapat 110 cm x 12,5 cm ( double row ) x 1 benih perlubang tanam = 144.000 pohon, dimana benih jagung sebelum di tanam saya sortir dulu, dengan cara di rendam air yang sudah diberi inovasi bioteknologi sebanyak 5 ml per 30 kg benih jagung selama 2 jam, bila benih jagung mengambang, maka benih tersebut akan di singkirkan ( dimusnahkan dengan di bakar karena sudah mengandung fungisida yang sudah di berikan oleh produsen benih untuk menghindari penyakit bulai ) karena bisa di buang secara sembarangan akan berbahaya bagi ayam kampung yang memakannya, setelah perlakukan maka benih jagung sudah siap di tanam, saya lampirkan photo penunjang artikel ini ,agar kompasioner bisa mengikutinya.
              Umur tanaman jagung 1 minggu setelah tanam
Dengan pola tanam rapat maka kebutuhan akan pupuk juga meningkat, saya memakai pupuk hijau dari Gulma Enceng Gondok sebagai penutup lubang tanam saat benih di tanam, kebutuhan 600 kg ( pupuk buatan sendiri ), sehingga kebutuhan makanan untuk benih bertumbuh tercukupi, pupuk kimia susulan saya biasakan diberikan umur 21 hari dan 56 hari setelah tanam, dengan masing masing pupuk majemuk 2 gr per pohon per aplikasi ( dibutuhkan total 600 kg pupuk campuran NPK + Urea ), pengairan dilakukan setiap minggu dimusim panas, dan diberikan secara dibanjiri dengan pompa alkon, aplikasi Bioteknologi di berikan setiap 2 minggu sekali sebanyak 50 ml / hektar sebanyak 4 kali 1 musin tanam.
Â
Hasilnya bisa dilihat tanaman jagung tumbuh subur, batang besar dan daun lebar, sehingga bisa menghasilkan panen jagung pipil yang tinggi.
Â
              Â
                           Â
Alasan menanam jagung populasi rapat, adalah waktu dan luas lahan tetap sama, yang berbeda adalah benih, pupik dan pekerjaan nya lebih banyak, tetapi tetap menarik untuk di lakukan secara masal, pola intensif harus di lakukan sehingga tanaman Jagung  terawat baik dan enak untuk di pandang, bahkan jadi baground untuk photo-photo.
                               Â
Setelah 100 hari panen jagung dihasilkan sebanyak 14,7 ton / hektar ,jagung pipilan panen dengan kadar air 25%, secara matematis bisa di hitung 144.000 pohon x 80% ( populasi yang tumbuh ) x 2 tongkol x 80 gr per tongkol = 18.432 kg , saat panen banyak yang berkurang dan itu hal biasa, sehingga yang terhitung sebanyak 14,7 ton / hektar adalah panen tertinggi yang saya dapatkan, biaya yang di keluarkan menjadi sepadan, kami menanam sebanyak 8 hektar.
Kong Atong adalah innovator penanaman jagung terpadat, beliau sudah bertani sejak muda, usianya sudah lebih dari 70 tahun, tetapi tetap sehat dan kuat bekerja, inovasinya menjadi bahan percontohan bagi petani di sekitarnya.
               Tulisan ini sekedar ingin berbagi cerita tentang pengalaman saya menanam jagung berkolaborasi dengan Kong Atong sebagai teknikal dan saya sebagai inovator teknologinya, dengan kolaborasi ini menghasilkan pola tanam yang menarik untuk di duplikasi, tentunya untuk kesejahteraan petani dan meningkatkan produktifitas tanaman jagung per hektarnya, tanpa perlu menambah areal penanaman ,tekonologi ini sudah diujicoba di Sulawesi bagian Utara, Kalimantan Barat, Sumatera Utara, Karawang, Bandung sampai Merauke.
Saya akan tulis pengalaman saya ber inovasi secara berseri, saya harap pengalaman ini bermanfaat bagi pembaca, salam inovasi
Â
Bersambung…….. http://www.kompasiana.com/davebekam/jagung-manis-enaknya-dimakan-mentah_560b4bfa167b6122048b4567
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H