Pernahkah kamu berpikir seperti pacaran itu selalu menyenangkan? Kamu merasa kalau pacaran itu akan selalu membuatmu senang. Nyatanya pacaran bisa saja berubah menjadi sumber pertengkaran seperti kesalahan kecil yang kamu buat.Â
Misalnya, sedikit salah berbicara kepada pasangan bisa saja membuat pacarmu marah, lalu bertengkar yang bisa mengakhiri hubungan kalian berdua. Oleh karena itu, berpacaran tidak hanya senang dan bahagia saja, berpacaran juga dapat berubah menjadi sumber pertengkaran jika salah satunya merasa dirinya selalu benar.
Masalah Yang Terjadi Pada Saat Berpacaran
 Saya pernah berpikir jika berpacaran itu menyenangkan pada awal masa pacaran. Pikiran seperti itu bermula pada pertama kali saya menjalin hubungan. Tetapi seiring berjalannya waktu sifat asli dari saya dan mantan saya pun mulai keluar.Â
Dari mulai mantan saya yang sering sekali berbohong kepada saya sampai akhirnya memberanikan diri untuk pergi dengan lelaki lain secara diam-diam tanpa sepengatahuan saya.Â
Pada saat itu juga saya mulai merasakan tekanan batin sehingga menyebabkan berat badan saya menurun. Apa yang saya alami ini ternyata banyak juga dialami oleh para remaja lainnya.
Seperti yang sudah saya bahas di paragraph kedua, Perselingkuhan masalah yang sangat berdampak pada hubungan percintaan. Selain perselingkuhan kurangnya kepercayaan kepada pasangan dapat menyebabkan runtuhnya suatu hubungan percintaan.Â
Karena suatu kepercayaan dalam hubungan itu sangat penting untuk hubungan. Tetapi di zaman sekarang banyak sekali remaja yang menganggap remeh kepercayaan terhadap pasangannya.Â
Padahal kepercayaan itu adalah kunci kesuksesan apakah sebuah hubungan dapat berjalan baik atau tidak. Jika hubungan berjalan dengan baik tentu saja akan minim terjadinya pertengkaran. Â
Menurut teori PTSD yang ditinjau oleh Dokter Pittara mengenai pengaruh berpacaran tetapi sering bertengkar, menjelaskan bahwa salah satu pasangan pasti terkena dampak traumatis entah dari segi fisik maupun mental. Bahkan, menurut studi yang dilakukan oleh Kadek Indah Paramita Andriani Suardana mahasiswa program studi Psikologi Universitas Sanata Darma, rata-rata pada umur 17-21 Tahun lebih sering terkena dampak trauma dari pasangannya. Fakta tersebut tidak mengherankan karena di zaman sekarang banyak sekali remaja yang pacaran tetapi hubungannya tidak sehat sehingga sering bertengkar lalu timbul rasa trauma. Bahkan, banyak berita yang beredar seorang remaja bunuh diri akibat depresi karena ulah pasangannya. Selain itu, akibatnya bisa saja mengalami Mental Illness.
Alasan Mengapa Berpacaran Perlu KomunikasiÂ
Berpacaran juga tidak selamanya akan senang, dalam percintaan kita tidak tahu kapan akan terjadinya pertengkaran. Maka dari itu terkadang kita perlu untuk melakukan quality time dengan pasangan kita. Berdiskusi tentang hubungan berdua memang perlu agar kita dapat mengetahui apa, kenapa, mengapa hubungan selalu bertengkar.Â
Saya pernah berada di posisi bertengkar dengan pasangan saya. Lalu saya mengajak pasangan saya untuk berdiskusi mencari jalan tengah dari sebuah masalah. Setelah menemukan jalan tengah saya berdua mencoba untuk saling memaafkan. Jadi jika ada masalah dalam hubungan percintaan ajak pasangan kalian untuk berdiskusi bersama untuk mengambil jalan tengah untuk menyelesaikan masalahnya.
Namun, adakalanya nih untuk memulai sebuah hubungan yang romantis perlu kesiapan. Dari mulai kematangan mental maupun persiapan yang lainnya. Kita juga perlu berlibur sejenak agar terlepas dari masalah percintaan yang sudah pernah dilewati.Â
Selain itu, kita dapat belajar dari kesalahan kita dimasa lampau. Kita juga tidak perlu terburu-buru untuk menjalin hubungan kembali. Jika dirasa sudah siap untuk memulai percintaan kembali kamu dapat memulainya dengan hati-hati.Â
Jika kalian sudah dapat keluar dari hubungan yang toxic, kalian jangan terburu-buru untuk menjalin hubungan. Sebaiknya kalian mengistirahtkan diri sejenak dari hubungan toxic.Â
Lalu setelah kalian mulai bisa menjalin hubungan kembali, kalian bisa memulainya dengan perlahan. Agar kalian dapat saling mengenal sifat pasangan satu sama lain.Â
Setelah itu, kalian dapat menjalin hubungan yang baik dan sehat. Percayalah keluar dari hubungan toxic dapat membuat kita jauh dari tekanan. Jika kalian terburu-buru lagi untuk memulai hubungan, ya, sudah. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H