Bencana akibat krisis iklim terlah terjadi di berbagai penjuru dunia. Menurut BBC (2021), mengutip laporan Badan Meterologi Dunia (WMO), jumlah bencana iklim yang  di seluruh dunia naik lima kali lipat dalam 50 tahun terakhir.
Maraknya bencana ekologi itu memunculkan desakan dari dunia internasional kepada setiap negara untuk segera melakukan tranisisi energi, tak terkecuali di sektor transportasi.
Sektor transportasi berkontribusi 27% terhadap emisi sektor energi Indonesia pada tahun 2020 (IESR, 2023). dari 90% emisi dari sektor transportasi berasal dari transportasi jalan (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2021).
Di Indonesia, program biodiesel telah diperkenalkannya pada tahun 2016. Sejak saat itu pangsa biodisel (B30) meningkat 3% pada 2019 dari 07% pada tahun 2015. Namun, Â setelah itu pertumbuhan pangsa biodisel terhambat oleh pandemi dan kenaikan harga sawit (IESR, 2023).
Presiden Indonesia terpilih pada pilpres 2024, Prabowo Subianto memiliki program green energi berbasiskan energi nabati atau biofuel (Asacita, 2024). Visi dan misi presiden terpilih menjadi angin segar untuk kembali meningkatkan pertumbuhan pangsa pasar biofuel.
Salah satu tahapan dalam proses pembentukan kebijakan publik adalah merumuskan wacana kebijakan. Tahapan itu juga harus dilalui dalam perumusan kebijakan biofuel untuk sektor transportasi. Bila wacana kebijakan sejalan dengan wacana yang dinilai penting oleh publik, maka kebijakan itu tidak akan mendapatkan resistensi.
Kebijakan terkait biofuel adalah kebijakan yang berpotensi mendapatkan resistensi dari publik. Para pengambil kebijakan di sektor ini perlu mengetahui wacana yang dinilai penting oleh publik. Media massa adalah salah satu tool untuk mengetahui wacana yang dinilai penting tersebut
Pertarungan Aktor dan Wacana di Kompas.id
Ada 7 artikel dari kompas.id di periode tahun 2020-2024 yang dianalisis. Dari keempat artikel itu terlihat bahwa ada 6 wacana yang muncul dalam perdebatan tentang biofuel di kompas.id dalam periode tahun tersebut.
Berikut wacana dan aktor yang muncul dalam perdebatan wacana tentang biofuel di kompas.id
Analisis Wacana Dominan
Dari wacana yang diperdebatkan di Kompas.id, perlu dianalisis wacana apa yang dominan dan mempengaruhi pergerakan wacana lainnya. Analisis wacana dominan ini dilakukan dengan menggunakan software MICMAC.
Dari peta pengaruh wacana terlihat bahwa wacana Permintaan biofuel dorong perluasan kebun sawit (Biofuel_LS) menjadi wacana dominan yang secara langsung akan mempengaruhi wacana lainnya (Biofuel sawit beresiko deforestasi/Biofuel_DF, Diversifikasi biofuel/ D_Biofuel, Clean Biofuel, tanpa deforestasi/C_Biofuel, Biofuel Sawit:Konflik biofuel dan pangan/Biofuel_K, Kendala menghitung emisi GRK dari seluruh proses biofuel/ E_Biofuel).
Wacana terkait konflik biofuel dan perhitungan emisi GRK dari keseluruhan proses biofuel tidak menjadi wacana dominan. Posisi kedua wacana itu sangat tergantung dengan wacana lainnya.
Peran BPDPKS dalam Mendorong Transisi Energi Berbasiskan Sawit
Dari pertarungan wacana dengan menggunakan tools DNA (Discourse Network Analysis) didapatkan beberapa wacana yang muncul dan diperdebatkan terkait isu biofuel di kompas.id. Dari wacana yang muncul dalam DNA, dengan tools MICMAC, terlihat bahwa wacana permintaan biofuel yang mendorong perluasan kebun sawit menjadi wacana dominan. Wacana ini akan mempengaruhi wacana lainnya terkait isu deforestasi.
Terkait dengan itulah, intervensi terhadap wacana terkait potensi perluasan lahan sawit oleh kebijakan biofuel ini menjadi penting. Pemerintah perlu memastikan bahwa kebijakan biofuel tidak serta merta meningkatkan perluasan lahan sawit.
Untuk mengatasinya, upaya deversifikasi biofuel bisa menjadi salah satu cara yang bisa ditempuh. Hanya upaya ini perlu penelitian lebih lanjut terkait dengan efektifitasnya di sektor transportasi.
Dari sisi aktor yang memproduksi wacana di kompas.id, belum terlihat keterlibatan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) secara aktif memproduksi wacana terkait transisi energi di sektor transportasi berbasiskan minyak sawit. Padahal dalam visinya BPDPKS menyebutkan bahwa lembaga itu ingin menjadi Badan Pengelola Dana yang terpercaya dalam pengembangan sawit berkelanjutan. Kekuatiran akan maraknya alih fungsi lahan menjadi lahan sawit yang dipicu oleh permintaan akibat program biofuel sangat terkait dengan sawit berkelanjutan.
Dalam misinya, BPDPKS secara explisit juga menyatakan bahwa salah satu misinya adalah Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati. Peran BPDPKS dalam perdebatan wacana tentang transisi energi di sektor transportasi yang berbasis sawit menjadi penting, bukan hanya sebagai perwujudan visi dan misi organsisasinya namun juga menjadi bagian dari proses perumusan kebijakan publik. Semakin banyak public yang terlibat dalam perbincangan sebuah kebijakan akan semakin bagus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H