Mohon tunggu...
Firdaus Cahyadi
Firdaus Cahyadi Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Konsultan Knowledge Management, Analisis Wacana, Menulis Cerita Perubahan dan Strategi Komunikasi. Kontak : firdaus(dot)cahyadi(at)gmail.com

Firdaus Cahyadi, penikmat kopi dan buku. Seorang penulis opini di media massa, konsultan Knowledge Management, Analisis Wacana di Media, Menulis Cerita Perubahan dan Strategi Komunikasi. Untuk layanan pelatihan dan konsultasi silahkan kontak : firdaus(dot)cahyadi(at)gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Jurus Pak Mahfud MD Hindari Jebakan Gibran, Anak Presiden Jokowi

24 Desember 2023   16:29 Diperbarui: 24 Desember 2023   16:32 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada debat perdana calon wakil presiden yang bertemakan ekonomi, tiba-tiba Gibran mengajukan pertanyaan tentang regulais Carbon Capture Storage (CCS) kepada Pak Mahfud MD. Isu CCS sebenarnya lebih dekat dengan isu lingkungan hidup atau Perubahan Iklim daripada isu investasi atau ekonomi. Benar, bahwa CCS bisa menjadi persoalan ekonomi dan investasi juga. Tapi pada dasarnya CCS terkait persoalan mitigasi (pengurangan) gas rumah kaca (GRK), penyebab krisis iklim. 

Lantas, apa itu CCS?

CCS merupakan solusi palsu transisi energi. Penggunaan CCS adalah dalih untuk terus memperpanjang penggunaan energi fosil. Dengan memperpanjang penggunaan energi fosil dengan sendirinya akan menghalangi masukanya penggunaan energi terbarukan.

Bukan hanya itu, CCS sejatinya juga menghasilkan emisi GRK dalam proses penangkapan karbonnya.  Laporan Panel Antar-Pemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) mengungkapkan bahwa kemampuan CCS untuk memberikan pengurangan emisi GRK sangatlah rendah, sementara biayanya akan sangat tinggi.

Dalam kontext itu, sudah sangat tepat bila kemudian Pak Mahfud MD menjawab pertanyaan Gibran yang menjebak itu dengan menguraikan prosedur pembuatan regulasi. Dimulai dengan pembuatan naskah akademis, konsultasi publik dan seterusnya. Dengan tahap pembuatan regulasi seperti yang diutarakan Pak Mahfud, wajah publik akan tercermin dalam pembuatan regulasi. 

Namun, kemudian Gibran menimpali bahwa jawaban Pak Mahfud mengawang-awang. Gibran tentu ingin jawaban instan. Sehingga Pakk Mahfud terjebak mengomentari solusi palsu transisi energi tersebut. Dengan mengomentari solusi palsu transisi energi tersebut, Pak Mahfud berpotensi terpeleset dan itu akan memberikan sentimen negatif dari aktivis lingkungan hidup di Indonesia. Apalagi, isu lingkungan hidup, khususnya krisis iklim menjadi sorotan media massa, apalagi setelah KTT Perubahan Iklim (COP) ke-28 di Dubai.

Pak Mahfud terlalu sabar dalam menjawab pertanyaan Gibran yang menjebak itu. Seharusnya, Mahfud balik bertanya, "CCS merupakan solusi palsu krisis iklim dan transisi energi. Di Indonesia, CCS adalah solusi palsu transisi energi, tapi bapak anda Presiden Jokowi telah bertemu bos Chairman ExxonMobil Corporation Darren Woods di  Amerika Serikat (AS) untuk membahas solusi palsu itu, menurut mas Gibran, apakah langkah Presiden Jokowi, yang juga merupakan bapak anda itu, pantas dilakukan?"

Sayang sekali, Pak Mahfud terlalu sabar menghadapi Gibran, meskipun anak Presiden Jokowi itu nampak meremehkannya dengan mengatakan jawaban Pak Mahfud mengawang-awang.

Sebagai pemilih di pilpres 2024, saya jadi ingin bertanya, apakah pasangan Prabowo-Gibran mendukung solusi palsu CCS?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun