Mohon tunggu...
Firdaus Cahyadi
Firdaus Cahyadi Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Konsultan Knowledge Management, Analisis Wacana, Menulis Cerita Perubahan dan Strategi Komunikasi. Kontak : firdaus(dot)cahyadi(at)gmail.com

Firdaus Cahyadi, penikmat kopi dan buku. Seorang penulis opini di media massa, konsultan Knowledge Management, Analisis Wacana di Media, Menulis Cerita Perubahan dan Strategi Komunikasi. Untuk layanan pelatihan dan konsultasi silahkan kontak : firdaus(dot)cahyadi(at)gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial

Kala Komunitas Anak Muda Jogja Gugat Klaim Hijau BNI

16 Maret 2023   11:46 Diperbarui: 16 Maret 2023   12:03 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

14 Maret 2023, sehari menjelang Bank Negara Indonesia (BNI) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Jakarta, sekelompok anak-anak muda Jogjakarta yang menamakaan komunitasnya Fossil Free (FF) Jogja, menggelar aksi seni di Titik Nol, Kota Jogjakarta.  Anak-anak muda itu mencoba mengirimkan pesan kepada para pemegang saham BNI agar lebih serius berkomitmen terhadap isu krisis iklim. Caranya, BNI harus menghentikan pendanaan ke batu bara, penyebab krisis iklim dan mengalihkan pendanaan ke energi terbarukan.

"BNI sebagai bank nasional sudah sewajibnya menjadi bank yang memberi dukungan terhadap transisi energi sebagai salah satu bentuk mitigasi terhadap perubahan iklim. Namun, yang terjadi justru BNI masih mendanai batu bara yang jelas-jelas merusak lingkungan dan memberi dampak buruk bagi iklim, padahal BNI sudah menerbitkan green bond dan berkomitmen dalam green banking" ujar Bio, Coordinator Fossil Free Jogja, seperti ditulis dalam siaran persnya.


Merespon isu tersebut, Fossil Free Jogja menggelar aksi bertajuk "Aksi Wong Cilik" di depan gedung Bank BNI Trikora, Titik Nol, Kota Yogyakarta. Selaras dengan tajuk "Wong Cilik" yang dalam bahasa Jawa berarti "orang kecil" atau "orang-orang biasa", aksi ini menampilkan instalasi diorama orang-orang yang sedang melakukan demonstrasi.


Berbagai kalangan wong cilik disusun berjajar menghadap gedung BNI seperti sedang melakukan protes. Masing-masing wong cilik membawa tuntutan yang secara umum mendesak BNI untuk mempertegas komitmen hijaunya dengan mengalihkan pendanaan batu bara ke energi terbarukan.


Selain menghadirkan wong cilik, Fossil Free Jogja juga membagi pamflet yang berisi persoalan utama, yakni keberlanjutan pendanaan oleh BNI ke perusahaan batu bara yang berimplikasi besar terhadap krisis iklim. Salah satu bunyi pamfletnya adalah,"Green Banking BNI Ngapusi (Bohong)".


"Sebagai green banking, tindakan nyata BNI juga harus mencerminkan tindakan yang ramah lingkungan dan sepenuhnya responsif terhadap keberlanjutan lingkungan. Pendanaan BNI di sektor batu bara harus segera dihentikan, bukan 'hanya sekadar' dibatasi," Jelas Ade selaku Campaigner Fossil Free Jogja.


Menurut mereka, BNI masih akan dapat menjadi kebanggaan bangsa jika melakukan invest dan divest secara tepat dan berkeadilan. Tentu saja kebanggaan itu memerlukan komitmen serius untuk ikut bersama-sama mewujudkan transisi energi terbarukan dengan bukti nyata dan batas-batas etis yang menolak segala permufakatan jahat yang tega memperparah krisis iklim atas nama profit dan pertumbuhan ekonomi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun