Mohon tunggu...
Firdaus Cahyadi
Firdaus Cahyadi Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Konsultan Knowledge Management, Analisis Wacana, Menulis Cerita Perubahan dan Strategi Komunikasi. Kontak : firdaus(dot)cahyadi(at)gmail.com

Firdaus Cahyadi, penikmat kopi dan buku. Seorang penulis opini di media massa, konsultan Knowledge Management, Analisis Wacana di Media, Menulis Cerita Perubahan dan Strategi Komunikasi. Untuk layanan pelatihan dan konsultasi silahkan kontak : firdaus(dot)cahyadi(at)gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature

Sebanyak 4500-an Orang Tandatangani Petisi "Stop Danai Batu Bara" ke Direktur BNI

6 Januari 2022   08:48 Diperbarui: 6 Januari 2022   08:52 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Inisiatif petisi  dari anak-anak muda, yang tergabung dalam komunitas fossil free kampus Indonesia.  di penghujung tahun 2021 mulai bergulir. Petisi bertajuk 'Dirut BNI: Stop Danai Batu Bara, Alihkan Uang Kami dari Perusak Masa Depan! #GaPakeNanti' itu kini telah ditandatangani 4500 orang (per hari Kamis, 6 Januari 2022, pukul 08.30 WIB).

Makin banyaknya orang yang tanda tangan petisi itu harusnya mampu membuka mata Direktur BNI bahwa persoalan krisis iklim adalah persoalan serius. Banyak orang yang menginginkan BNI benar-benar menjadi bank hijau (green banking), bank yang peduli terhadap persoalan lingkungan hidup, termasuk krisis iklim.  Sebuah harapan yang wajar, karena di beberapa kesempatan bank BUMN ini mengklaim sebagai bank hijau. Bahkan, dalam Sustainability Report BNI di 2020, bank BUMN itu menyatakan memiliki komitmen untuk mengimplementasikan keuangan berkelanjutan, yang salah satunya bertujuan untuk mengurangi emisi GRK (gas rumah kaca), penyebab krisis iklim.

Berbeda antara klaim dan fakta. Faktanya, menurut laporan Urgewald, sebuah organisasi di Jerman, sebagai salah satu dari enam bank di Indonesia yang masih memberikan pinjaman kepada perusahaan batu bara.  Bukan rahasia lagi bahwa pembakaran batu bara ini menyebabkan kenaikan GRK di atmosfir. Artinya, jika krisis iklim ingin dihentikan, atau paling tidak dihambat lajunya, pembakaran batu bara harus dihentikan. Bank BNI memiliki kesempatan untuk mengambil kepemimpinan dalam menghentikan pendanaan ke proyek energi kotor batu bara. 

Petisi komunitas fosil free kampus  yang dimotori mahasiswa UI dan UGM itu menjadi sinyal bahwa anak-anak muda sudah memiliki kesadaran lingkungan hidup. Mereka adalah nasabah-nasabah muda bank-bank tersebut. 

Dalam 5-10 tahun kedepan mereka akan menjadi pemimpin di negeri ini, baik di sektor pemerintahan, bisnis atau organisasi masyarakat sipil. Jika saat ini, suara mereka diabaikan, jangan harap mereka akan tetap menyimpan uangnya di bank yang mendanai krisis iklim melalui proyek energi kotor batu bara.  Apakah BNI masih menganggap remeh suara-suara anak muda itu?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun